Membersihkan Sampah Jiwa dengan Pembasuhan Kaki

Stasi Stela Maris Toboali, 20 April 2019

Membasuh kaki 12 orang dalam ekaristi kamis putih, mungkin sebuah formalitas belaka bagi para imam karena setiap tahun hal ini dilakukannya. Padahal teladan yesus adalah moment sangat bagus sekali untuk rekonsiliasi dan memberi teladan kepada umat seperti paus fransisku. Paus Fransiskus mencium kaki presiden dan pemimpin Sudan. Memohon mereka mengambil keputusan damai dari perang saudara. Seberapa besar kita menilai Kasih dan Perdamaian. Paus Fransiskus sudah memberi contoh yang luar biasa.


Bagi rekan yang pernah mengikuti retret penyembuhan luka batin di.cikanyere cipanas jawa barat yang dimbing oleh para frater cse atau para suster puteri karmel, pencucian kaki adalah hal sangat penting dalam retret penyembuhan luka batin. Kita memakai imaginasi iman untuk rekonsiliasi dengan orang orang yang pernah melukai perasaan kita atau kita pernah melukai perasaan sesama kita. 
Ketika kita mencuci kaki, kita berdialog dengan mereka sevara real. Kita paparkan secara singkat kejadian masa lalu. Kita mengakui bahwa atas perbuatan nya kita terluka atau kita mengakui bahwa atas perbuatan kita, maka mereka terluka. Kita menerima kejadian yang sudah terjadi dan minta maaf kepada nya atau memaafkan orang tersebut. 


Kata kata orang yang kita cuci kakinya meneguhkan kita. Dia memberikan ampun , maaf dan berkat untuk kita. Kasih membangun kedamaian hati dan suka cita sehingga kita bisa berbuah lebat.


Sabtu, 20 april 2019 seorang mudika dari stasi Stela maris tobali bangka mengantar mie. Sembari memindahkan mie dalam bungkusan ke piring, dia menuturkan bahwa sepulang misa perjamuan malam, kamis putih, dia bergegas mencari ayah kandung nya. Dia mencuci kedua kaki ayahnya. Dia mengakui bahwa dia terluka dengan sikap orang tuanya terhadap nya. Dia bersujud minta ampun kepada ayah kandung nya.


“Ada dorongan sangat kuat dari dalam untuk melakukannya. Menakjubkan! Mengejutkan! Saya tidak menduga bahwa perbuatan tersebut mengubah orang tua terhadap saya. Padahal Saya melakukan semua itu untuk saya. Hidup menjadi damai, suka cita dan penuh kasih.”


” Selama ini kami sudah menjadi katolik puluhan tahun dan menyaksikan prosesi penyucian kaki tetapi peristiwa tersebut seakan formalitas belaka seperti kami melihat film. Kami terkejut ketika melihat pastor mencuci kaki 12 umat sembari meminta maaf kepada uskup almarhum, rekan imam, dan bahkan umat di hadapan banyak orang. Ini sebuah teladan kerendahan hati.” Ujarnya lebih lanjut.

Berikut kesaksian dari umat stela maris tobali yang dikirim lewat group wa atas seijin beliau saya kutip. “

Bros & sists izinkan saya membagi kesaksian saya 🙏🙏,
Saya bersyukur kepada bapa di surga atas kesempatan selama retreat agung boleh mengalami tantangan2, pemurnian pengorbanan & pelayanan, tuhan dengan cara sendiri membentuk saya pribadi yg berkenan kepada Tuhan, dengan cara mengirim alat (sseorang).


Saya anak mengalami luka penolakan jenis kelamin dari papa saya, selama bertaon2, relasi dengan papa saya kurang begitu baek dengan saya lalui proses pembongkaran.

Taon ini puji tuhan pemulihan boleh terjadi, semalam homili romo di gereja sangat meneguhkan saya, dorongan roh kudus begitu kuat pulang dari misa kamis putih, saya mencuci kaki papa saya, mohon pengampunan atas kesalahan2 saya selama ini, saya peluk & saya bilang I love U pa, yang belon pernah saya lakukan selama hidup saya, saya sungguh merasakan damai luar biasa.


Tuhan bekerja bukan hanya untuk saya saja. Puji tuhan papa hari ini mukanya cerah bangett😃. “


Dari awal retreat agung ini saya berjuang dalam Tuhan Yesus yang menguatkan, baru penderitaan2 sedikit saya merasa tidak sanggup, dan menyadarkan saya selama ini saya kurang menghargai pengorbanan Tuhan Yesus untuk hidup saya, dia mau mati bagi saya & kita semua menyelamatkan hidup saya & kita semua🙏🙏
Thanks GOD”


Kebajikan teologal yakni iman harapan dan kasih adalah sebuah rahmat Roh Kudus. Seringkali orang bukan soal sulit mengampuni tetapi soal orang mau atau tidak mau memaafkan dan minta maaf sembari mencuci kaki. Mencuci kaki orang yang melukai perasaan kita membutuhkan kerendahan hati dan kasih. Jika ada ruang kesombongan dan ego yang kuat maka sulit orang melakukannya. Sangat penting adalah kita memohon kepada Tuhan Yesus agar memiliki  iman,  harapan dan kasih.


Kebencian, kemarahan, kesel, jengkel adalah sampah jiwa. Jika hati penuh dengan sampah maka sulitlah kita melahirkan karya karya Agung demi kemuliaan Tuhan. Hanya dengan hati damai , tenang  penuh kasih kita bisa berbuah lebat.


Pantaslah dan layaklah sebelum kita menerima tubuh Tuhan dalam ekaristi kudus, selalu kita mengutip, ” damai kutinggalkan bagimu dan damai kuberikan kepadamu,”


Saat Yesus bangkit dan menemui para rasul kata pertama yang diucapkan Nya adalah ” damai bagimu ” .

Damai hanya bisa dialami saat ada kasih dan Allah adalah kasih.  Sepenggal refren lagu saat penyucian kaki dalam perjamuan kudus, ” jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan.”


Setiap orang yang memiliki kesulitan bisnis, relasi, jodoh, pekerjaan, dll kembalilah ke orang tua kita / ke rumah kita. Bersujud minta ampun dan berkat dari kedua orang tua kita. 
Dan
Mencuci kaki sesama kita yang pernah melukai kita atau pernah kita lukai.

“Jika engkau hendak berdoa, berdamailah lebih dulu dengan sesamamu.” Jika kita hendak diampuni oleh Nya, kita lebih dahulu mengampuni sesama kita. 


Kristus cahaya dunia. Dia datang menerangi kegelapan. Sukacita paskah dialami bagi jiwa jiwa yang gelap dan menuju terang sejati yakni kristus yang bangkit. Cahaya kristus menghalau sampah sampah jiwa.

Selamat menyambut kebangkitan Tuhab Yesus dan kita bangkit bersama Yesus sehungga hiduo kita diliputi dengan kedamaian, kasih dan suka cita.

Tinggalkan Balasan