Berkatilah dan Jangan Mengutuk


Puri sadhana, 13 april 2019

Tahun 2012 – 2013 pastor tinggal di sebuah pertapaan . Seorang pertapa yang rendah hati, setia , taat dan sederhana menjadi pembimbing sehari hari di pertapaan. Selama hidup bersama nya, beliau berulangkali menyampaikan pesan mengejutkan , ” saya akan menghadap Tuhan yesus sebelum umur 50 tahun. ” dengan bahasa lain , saya akan mati sebelum saya berumur 50 tahun. 
Setahun yang lalu sang pertapa ini berpulang ke rumah Bapa : beliau meninggal dunia. 
Jumaat 12 april 2019 dua tamu kakak beradik datang ke pondok. Mereka menuturkan bahwa ada saudara nya meninggal ketika berumur masih muda. Umur baru 40 – an tahun. Namanya NN ( pst tidak sebutkan identitas asli orang tersebut ). 
Kedua tamu tersebut mengingatkan saya ketika ada 2 tamu dari jakarta, kakak beradik. Mereka mendiskusikan tentang angka 4 yang berulangkali mereka alami dan hadir dalam banyak kegiatan sehari seperti naik pesawat nomer 44, pengurusan pajak melihat plat nomer 44 , muncul ular di rumah koko 4 x , dst. setelah koko kandung nya berpulang umur 44 tahun. Menurutnya, sebelum koko meninggal, dia berulangkali menyebutkan bahwa “dia akan meninggal dunia umur 44 tahun.” 
Ucapan tersebut menjadi kenyataan, dia berpulang ketila dia berumur 44 tahun. 
Mama pastor mengisahkan kepada anak anak nya, eyang Yohanes rustamaji memanggil semua anak nya sebelum dia suwargi : berpulang ke rumah Bapa di surga. ” umurku tinggal beberapa hari lagi … “
Dan betul beberapa hari kemudian eyang berpulang ke pangkuan Bapa di surga. 
kisah nyata pertama dan kedua di atas berbeda dengan kisah ketiga. Kedua kisah di atas mereka mengucapkan berulangkali bahwa mereka akan meninggal sedangkan kisah ketiga hanya sekali berpesan kepada anak anaknya bahwa dia akan berpulang ke rumah Bapa. 
Adalah sebuah kepastian sebelum berpulang ke rumah Bapa semua sudah menyebutkan bahwa mereka akan mati.  Mungkin hal ini adalah kebetulan. Mungkin ucapan mereka sebuah “nubuat”. Semoga saja ucapan kita terhadap diri kita sendiri bukan kutukan, melainkan sebuah berkah. Berkati kehidupan kita dan hindari kutukan atas hidup kita. Rencanakan rancangan rancangan yang menyukakan hati Tuhan, hindari sebisa mungkin maksud hati yang buruk.

Apa yang kita ucapkan terus menerus secara ajeg , apalagi disertai keyakinan mengarah menjadi sebuah kenyataan. Ketika kita mengucapkan terus menerus bahwa saya gagal maka kenyataan gagal akan menjadi sebuah realita.

Ketika kita berucap bahwa aku bahagia, maka kebahagiaan mengejar kita. Ketita kita menuturkan terus menerus bahwa saya sehat dan terberkati, maka kesehatan dan berkat melingkupi hidup saya. Ketika secara ajeg kita melantunkan sebuah lagu sekolah minggu, aku anak raja engkau anak raja, kita semua anak raja …. ” maka sifat anak raja akan melekat dalam diri kita.

Ciptakan sebuah pola yang memberdayakan . Menyingkirkan pola merusak kehidupan. Maka kita akan bahagia.

Tuhan memberkati

Tinggalkan Balasan