Puri sadhana, rabu 13 februari 2019
Ketika orang meninggalkan kegiatan sehari hari untuk retret, banyak orang ketakutan memasuki keheningan. Karena pola kebanyakan orang di rumah mereka masing masing begitu bangun tidur ada yang langsung memegang hp untuk berkomunikasi dengan rekan rekan atau bercakap cakap. Yang lain ada yang langsung membuka TV untuk melihat berita atau hal lain, yang mengeluarkan suara. Di desa desa yang tidak mempunyai hp atau TV, mereka langsung membuka radio. Tidak sedikit orang bangun tidur sembari ngopi langsung mengambil koran. Saat orang orang di rumah bangun tidur, mulailah rumah menjadi ramai dari pagi hingga malam menjelang tidur. Sekalipun orang tidak melihat tv, membaca koran, mendengarkan radio, bermain HP lihat youtube, atau bercakap cakap dengan sesama, orang sibuk dengan diri sendiri. Di otak kita berkecamuk aneka pikiran. Kita berbicara dengan diri sendiri berjam jam, lebih banyak kita bercakap cakap dengan diri sendiri daripada bercakap dengan orang lain. Syukur syukur mengakes kenangan masa lalu yang baik untuk.pembelajatan..cenderung banyak orang menampilkan wajah wajah sedih, peristiwa buruk masa lalu ketimbang peristiwa peristiwa yang luhur.
Sungguh teramat banyak orang takut dengan keheningan.
Saat saat teduh di dini hari tatkala banyak orang tertidur lelap atau saat retret, beranikah kita bersimpuh membaca kitab suci , merenungkan kitab suci dan kemudian tenggelam mengunyah kitab suci: memberi ruang sebanyak mungkin Allah bersabda kepada kita, bukan kita banyak berbicara sedangkan Allah menjadi pendengar kita atau bahkan memperlakukan Tuhan sebagai pembantu yanv kita perintah seenaknya.
Atau duduk diam tanpa berbicara, tanpa berfikir, tanpa memunculkan perasaan perasaan dan menyadari Tuhan beserta kita , tuhan bersama sama dengan kita.
Jika pikiran kita ditarik ke hal hal lain, bisa kita mengucapkan satu kata seperti Yesus, Tuhan, Kasih. Bertahan di posisi itu 1 jam . Meningkat menjadi 1 minggu. Meningkat menjadi 1 bulan.