Sering terdengar oleh para pembimbing retret purisadhana,peserta retret mempunyai kebiasaan menyampaikan “bodoh”! Kepada kawan sekelasnya.Ketika rekan imam menunjukkan foto seorang anak5th sedang bermain dg hewan,spontan anak itu memaki “gile/edan!”Padahal sebelum dia datang kebangka,tidak pernah sekalipun kosa kata itu terucap!Pernah ketika seorang anak brumur4,5th menjatuhkan gelas yg dipegangnya,kedua orang tua memandang anaknya sedang si anak bengong/ndomblong berdiri memaku sembari matanya memandang wajah kedua orangtuanya.Di sebelah orang tuanya melihat keheningan itu langsung membentak,”Goblok!”Keterpakuan anak itu cair ketika dia terkejut. Setelah kejadian itu, si anak sudah mahir/terbiasa menggunakan “Goblok!” Kepada siapapun. Lalu pastor jadi ingat ketika berada di sumatera utara,begitu mudahnya koki di dapur berkata “longor” (senada bodoh) kepada para frater atau pastor.kebiasaan buruk tertanam sejak dini/kecil.Cukup sekali saja orang tua membentak disertai kata makian dg intensitas emosi tinggi,nada tinggi,kemarahaan kuat mk makian tsb langsung terekam dimemori anak&bisa menjadi kebiasaan.Kwalitas percakapan seorang anak atau orang dewasa sangat dibentuk/dipengaruhi oleh lingkungan dimana dibesarkan atau dg siapakah dia hidup.Tentu pastor percaya dengan kwalitas percakapan anda lebih banyak membangun-membahagiakan-memotivasi-menyemangati,dll.Salam+doaku dari rumah retret purisadhana.