Menggendong Kemana-mana

Puri sadhana, 15 agustus 2010

Seorang sahabat pastor undang untuk datang ke puri sadhana. Pastor mau konsultasi untuk merancang lahan sayur,pepaya,ternak ayam&kolam ikan.

Ketika ia turun dari mobil hitam,dia menggendong tas hitam di punggung.Salah satu isi tas adalah alat pengukur PH tanah. Terkesan berat tas itu karena penuh dengan barang.

Ketika kami meninjau lahan utk sayur, pepaya, ternak ayam&ternak lele, dia menggendong tasnya punggung. Bahkan ketika kami bercakap-cakap rileks tentang rencana kedepan di atas kursi, dia tetap menggendong tas.

Ide-ide cermerlang mengalir cemerlang, pastor& frater ecep ternganga mendengar pencerahannya. Yang menarik bagi pastor selain ide-ide cemerlangnya adalah ia selalu menggendong tas bermuatan.

Sering di dalam kehidupan ini kita memanggul beban hidup kita kemanapun kita pergi: pada waktu kita bekerja, pada waktu kita duduk santai, pada waktu kita berdoa, pada waktu kita berjalan, pada waktu kita makan, dan sebagainya. Banyak orang terbelenggu dengan beban di pundak, maka orang merasa hidup ini berat.

Manakala masa lalu atau beban manakala digendong terus menerus atau masa lalu dibawa terus menerus dimasa sekarang, maka kita jelas berbeban berat. Padahal Yesus menghendaki agar kita hidup ringan. “Datanglah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”

Selamat meletakkan ransel / tas / beban kita di hadapan Tuhan agar kita hidup riang.

Read 1 comment

  1. Jadikan lah Tuhan sebagai satu”nya nyawa Kita ,,, bole Saja Kita mencintai pekerjaan Kita , keluarga kita, rumah kita sehingga sering kita lupa untuk lebih mencintai Tuhan yesus Kritus sebagai juru slamat kita ,,, diatas segala”” nya,,, sehingga berkah Nya tak 
    dapat mengalir dalam kehidupan kita

Tinggalkan Balasan