kasih atau cambukan?

Purisadhana, 15 agustus 2010

Kita menghadapi dengan ancaman atau kasih? Alkisah di sebuat tempat di pangkul bangka hiduplah seorang nenek berumur 60 th. Ketika ia masih kecil, ia memutuskan menjadi pengikut Kristus. Keputusannya berubah arah setelah ia dipinang oleh seorang pemuda. Selama 35 tahun ia tidak memiliki pegangan hidup: suami menghendaki hidup bebas. Tahun 2008 ia ditinggalkan oleh suaminya (meninggal dunia).

Beberapa hari sepeninggal suami, ia ditabrak mobil besar ketika ia berjualan sayur. Penduduk setempat membawa ke Rumah Sakit Umum pangkalpinang dalam keadaan kritis. Selama ia tidak sadar 13 hari, rekan-rekan pengikut kristus datang mengunjungi&berdoa di dalam nama Tuhan. Sekalipun menurut dokter harapan hidup sangat tipis, toh nenek itu hidup kembali / sehat walafiat.

Sepulang dari rumah sakit komunitas&bersama imam di pangkul rajin mengunjungi: menyapa atau meneguhkan (tidak selalu berdoa). Hubungan baik justru melahirkan ikatan emosi yang baik sehingga nenek itu merindukan kembali menjadi pengikut kristus. Kasih mengubah hati nenek sedangkan ancaman dari pihak tertentu justru menoreh luka.

Nah dari kisah nyata di atas kita memilih bersikap yang mana ketika kita menghadapi orang yang mengingkari atau meninggalkan komitmennya: di perusahaan, di rumah, di gereja, dll?

Puri sadhana diguyur hujan lebat. Air adalah rahmat. Tuhan memberkati anda dengan rahmat kasih-Nya sehingga mampu mengubah sesama dengan kasih. Salam dan doaku

Tinggalkan Balasan