Purisadhana, 9 agustus 2010
pada titik terjauh di depan. Kebahagiaan itu semakin meningkat manakala kita bergerak dari belakang menjadi terdepan dalam sekejap. Kita merindukan pergerakan dari belakang kedepan. Kita mengalami kebahagiaan di saat dari belakang menjadi depan. Sekali waktu kita perlu mundur ke belakang sejauh mungkin untuk melihat langkah yang pernah kita lalui dalam terang Tuhan seperti Yesus selalu menyempatkan diri menyepi di kesunyian gunung atau tepi laut, agar kita bisa meluncur semakin jauh ke depan. Apakah kita berani secara sadar mundur – mundur dan mundur untuk maju sejauh mungkin dan maju dalam bimbingan Tuhan atau kita justru mandeg sembari mengkhayal seandainya aku begini dan begitu? Semoga Tuhan melimpahkan rahmatNya kepada kita agar berani melakukan semua hal baik di mataNya. Selamat malam. Tuhan memberkati istirahat anda semua dan karya anda hari ini.