Purisadhana, 31 juli 2010
“Jika kita tidak bisa mencintai orang-orang yg dapat kita lihat, bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yg tak terlihat?” Santa theresia dari kalkuta. Jika kita tidak bisa mengerjakan atau mencintai hal-hal kecil, bagaimana kita bisa mengerjakan atau mencintai hal-hal besar.” Jika kita tidak mau melangkah satu langkah, bagaimana mungkin kita bisa melangkah 1000 langkah? jika kita tidak segera memulai bertindak, bagaimana mungkin kita bisa membangun dunia?
Jika kita tidak bisa mencintai diri, bagaimana kita bisa mencintai sesama. Jika kita tidak bisa memelihara tubuh kita, bagaimanakah kita bisa memelihara jiwa dan roh kita? Jika kita tidak mampu mengasihi – merawat tubuh yang materi dan tampak, bagaimanakah kita bisa mencintai dan merawat yang rohani dan tidak tampak. Jika kita tidak bisa mendengar yang suara di depan kita, bagaimana mungkin kita bisa mendengar sabda Allah. Jika kita tidak mampu mencium bau di sekitar kita, bagaimana mungkin kita bisa mencium bau yang tak kelihatan mata. Melakukan hal sederhana dan tampak saja tidak bisa, bagaimana mau melampaui yang tak tampak mata dan tak terdengar oleh telinga.
Melakukan hal sederhana dan dipandang bodoh oleh dunia, ternyata justru menjadi sarana untuk mengatasi semua itu. Memberi makan orang yang lapar adalah sederhana dan mudah, namun dibalik peristiwa kasih itulah kita bertemu dengan yang ilahi di dalam diri orang menderita. Semoga Tuhan menganugerahi rahmat melakukan hal mudah namun menjadi sarana perjumpaan dengan Allah atau yang lebih tinggi dari yang tampak.