Pertapaan Yung fo, 13 September 2009
Kunci perubahan perilaku adalah di dalam diri orang itu sendiri. Menjadi lebih ideal bila komunitas keluarga/lingkungan/gereja mendukung motivasi baik perubahan.
Orang terkadang tidak tau penyebab masalah dan mau berubah. Ada juga orang yang tidak tau penyebab masalah dan tidak mau berubah. Ada orang tau penyebab masalah dan mau berubah. Ada orang tau masalah tetapi tidak mau berubah (ada yang pura-pura mau berubah) dengan aneka alasan.
Ada orang mau berubah dan lingkungan keluarga mendukung. Ada orang mau berubah tapi keluarga tak mendukung. Ada orang mau berubah keluarga mendukung tapi lingkungan disekitar justru menghakimi dia. Ada orang mau berubah, lingkungan keluarga dan lingkungan mendukung, tetapi lingkungan gereja/Tuhan tidak mendukung. Ada orang mau berubah semua mendukung.
Kita mempengaruhi keluarga, lingkungan, dan gereja. Kita menjadi sekarang dibentuk oleh keluarga, lingkungan masyarakat dan gereja. Semua unsur penting dalam proses perubahan.
Terapys / coaching / psikiater/ mentor / konsultan dll hanya menjadi fasilitator. Apakah jenis-jenis di atas terdapat juga di sekitar kita? Kita terkategori yang mana dari antara jenis-jenis di atas?
Kalibrasi adalah penting dalam pengkategorian untuk lancarnya proses pencapaian tujuan.
Seringkali kita temui perubahan tingkah laku seseorang, akibat dari perubahan status sosialnya, baik berubah karena peningkatan kekuasaan, ataupun berubah karena peningkatan kekayaan (taraf hidup).
Berbahagialah bila ada individu yang dapat berkolaborasi antara si “kaya” n si “miskin” … atau “yang berkuasa” dengan “yang tdk mempunyai kuasa” …
Pada umumnya individu yang sedang di atas “tidak mau” melihat ke bawah; mereka “enjoy” dengan keadaan mereka yang serba baru, mereka asyik menikmati segala hasil jerih payah yang telah diperoleh. Mereka “lupa akan dirinya” …
Semua itu berasal dari “ego”. Mereka tidak menyadari, bahwa segala kekayaan atau kekuasaan yang ada di bumi ini hanyalah suatu titip dariNya, yang sewaktu-waktu bisa dicabut kembali olehNya.
Bilamana kita mau merenung dalam kegelapan n keheningan, apa sich yang sebenarnya dicari oleh manusia ? selain dari kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat ? Sayangnya “standard” kesempurnaan hidup masing-masing individu berbeda … Inilah yang membuat dunia ramai, hiruk pikuk, kacau etc … etc …
Hanya sebagian kecil individu yang mampu berkolaborasi … Hanya individu-individu yang telah mengerti apa artinya hidup di dunia dan di akhirat yang dapat berkolaborasi …