Menyembuhkan Trauma dengan Melihat Televisi

pertapaan Yung Fo, 23 Juli 2009

Dua orang wanita datang ke keuskupan. Saya mencoba membuat ancor lucu, tenang, bahagia, percaya diri dan ancor tidur. Keempatnya disatukan. (proses membuat ancor tidak diceritakan di sini). Setelah ancor dibuat dan dites keampuhannya, saya menayangkan sebuah film. Mereka berdua duduk di depan televisi untuk melihat film, yang mempunyai kisah serupa dengan kisah mereka yaitu trauma terhadap kekerasan masa lalu. Dalam sebuah training di certification practiotioner dari pak wiwoho dan pak ronny ronodirjo, kita bisa member masukan (leading) klien dengan menuturkan kisah/cerita. Berikut ringkasan penggalan film tersebut.

Seorang wanita diantar oleh kawan karib dan mama kawan karib. Dia mengharapkan agar wanita itu menjadi salah satu anggota penggembira di sekolah. Namun wanita itu menolak karena mama melarangnya. Kawan karibnya menyangka bahwa teman dan pacar nya membenci orang tuanya. Si meninggalkan mereka berdua di dalam mobil dan memasuki rumahnya.

Ia memanggil ayah, suara tetap sunyi. Dia memanggil mama, suara juga sunyi. Dia memanggil dan menuju ke kamar adiknya, adiknya sudah terkapar tidak berdaya di ranjang. Dia semakin terkejut ketika dia mendengar bentakan lelaki dan suara ketakutan dari mamanya. Dia bersembunyi di bawah kolong tempat tidur di dalam kamar. Lelaki itu membanting mamanya di samping ranjang dan memaksa untuk mengatakan dimana sekarang pacarnya? Di lantai ibu itu terkejut ketika melihat anaknya berada tepat di sampingnya di bawah kolong tempat tidur. Sekalipun si ibu mengetahui keberadaan anak, dia tetap merahasiakan keberadaan anaknya kepada kekasih, yang sudah gelap mata. Dia dibunuh oleh lelaki, yang adalah pacar anaknya karena tidak mau mengatakan keberadaan anaknya.

Setelah membunuh lelaki itu keluar kamar untuk mencari pacarnya. Beberapa menit setelah dia keluar kamar, terdengar sirine mobil patrol. Wanita itu segera keluar dari bawah kolong. Ia berlari keluar untuk meminta bantuan polisi yang melintas. Ia melihat mobil polisi dan berteriak memanggil-manggil. Polisi tidak mendengar teriakan nya tetapi justru pacarnya dengan jelas mendengar teriakan itu. Pacarnya datang menangkap. Wanita itu terkejut dan sangat takut. Lelaki itu berkata,”semua itu demi kita”

Wanita itu berulang-ulang teringat dengan kejadian tragis di rumah. Di sekolah terkadang ingatan itu muncul. Di salon ingatan itu muncul. Di jalan ingatan itu muncul. Di ruang terapi ingatan itu muncul. Di ruang tidur ingatan itu sering muncul. Kemunculannya sering dipicu oleh ancor (suara yang mirip teriakan mamanya waktu kesakitan, suasana ruangan tempat mamanya dibunuh, dan lain-lain).
Kalian berdua sudah melihat film dan mengertinya?

Ya

Kalian tadi sepakat memilih film itu. Film itu disimpan di dalam CD. CD itu dimasukkan kedalam DVD player dan dihubungkan di televise di depan kalian. Rekaman adegan film sudah lampau, tetapi sekarang kalian bisa mengambil rekaman di CD dan memutar ulang. Peristiwa masa kecil kalian juga mempunyai kemiripan atas film tersebut. Kejadian demi kejadian direkam dan disimpan di dalam cd di otak kita. Suatu saat kalian bisa mengambil cd tersebut dan memutarnya. Sekarang pastor meminta anda mengambil salah satu cd di gudang memori anda dan memutar di depan televisi.

Sementara mereka memejamkan mata, saya menyentuh ancor tidur. Segera mereka bablas menuju ke gudang penyimpanan cd. Tampak kepala mereka condong ke kiri, pundak mereka melemah, mata mereka terkatup, nafas mereka sangat tenang. Begitu kalian merasakan sentuhan jari telunjuk pastor di jari jempol kalian, kalian semakin lebih nyaman dan semakin dalam tidur lelap. Ketika anda sudah menyadari bahwa kalian tidur sangat lelap, anda lebih fokus mendengarkan suara saya dan menemukan cd tersebut. Setelah kalian menemukan cd di gudang anda, putarlah cd itu di depan televisi.
Si Alin teriak-teriak memecah sunyi. Ancor ketenangan saya pencet. Dia mendadak sangat tenang. “televisi itu di situ, kita di sini. Di antara kita dengan televisi itu ada dinding kaca tebal. Coba rabalah dengan kedua telapak tanganmu (saya jadi ingat waktu praktek penyembuhan phobia). Iya khan ada dinding kaca tebal?”

Ia menganggukkan kepala dan kelihatan semakin tenang. Setelah kau menyadari bahwa ada jarak pemisah antara kau dengan film di televisi tersebut, sekarang lanjutkanlah memutar perlahan-lahan filmmu (ia menanggukkan kepalanya). Di sana engkau atau beberapa orang lain menjadi pemain dalam film itu. Apakah kejadian itu di dalam atau diluar, terang atau gelap, kau sendiri atau bersama dengan orang lain, putar dan putar. Lihatlah dengan jelas kehidupan.

Coba sekarang dari balik kaca tebal ini petiklah hikmah atas peristiwa tersebut. Sebenarnya melalui peristiwa tersebut, Tuhan mau berbicara apa kepadamu? Mungkin kejadian yang menimpamu merupakan sebuah takdir seperti kisah Yesus, yang ribuan tahun sudah diramalkan oleh para nabi alur hidupnya? Orang lain atau orang terdekatmu menyiksamu (menurut penurutannya), Yesus juga pernah disiksa oleh orang-orang kepercayaannya.

Beberapa kali saya kembali menyinggung film yang baru saja mereka tonton dan merefraim. “lelaki tersebut sangat mencintai wanita itu, tetapi caranya tidak manusiawi. Karena dia membunuh orang yang dicintai. Orang yang mencintai kita terkadang mencintai, tetapi cara mereka kurang tepat. Kita pun mungkin pernah memiliki tujuan baik, tetapi caranya kurang tepat untuk orang lain. Melalui peristiwa tragis, kita bisa belajar dari kesalahan orang tua atau pengalaman kita untuk kehidupan kita sekarang.

Dia mengangguk-anggukkan kepalanhya

Sahabat wanita itu menebak (mind reading) bahwa wanita itu membenci ibunya karena larangan ibunya untuk mengikuti kegiatan di sekolah. Dugaan buruk atas wanita tersebut ternyata meleset jauh, terbukti ibu kandungnya tidak mau memberitahu keberadaan anaknya kepada si pembunuh itu. Apakah kita pernah juga menebak-nebak pikiran orang tua kita dan tebakan tersebut kurang sesuai dengan kenyaaan sesungguhnya? Apakah kejadian di depanmu merupakan sebuah hasil dari tebakan pemikiran dan kurang sesuai dengan kenyataan?

Dia mengangguk-anggukkan kepalanya

Sekarang masuklah ke relung hati. Temukan potensi untuk mengatasi persoalan. Potensi di dalam hati tersebut bisa bersumber dari kitab suci, petuah orang-orang bijak, para pastor, para suster, para sahabat, para guru, dari buku-buku atau sumber lain.

Dia menganggukkan kepala

(perintah tidak langsung melalui cerita dari kita suci) Sekalipun Yesus dikhianati Yudas, dijatuhi hukuman mati dengan tidak adil, disiksa oleh banyak orang, dipaku di atas kayu salib, ditombak oleh serdadu dari bawah, dicaci maki, ditinggalkan oleh para murid-murid-Nya, dibunuh dengan kejam, Hati Nya tetap diliputi kasih. Ia menerima piala berisi anggur. Ia memaafkan semua orang.

Dia menganggukkan kepala

Sekiranya kau sudah menemukan potensi untuk mengatasi persolan, maka anggukkan kepalamu. Air liurnya meleleh banyak. Mulutnya ternganga. Sekali waktu kening berkerut.

Dia menganggukkan kepala

Nah sekarang pastor akan menghitung 1-3. Dalam hitungan ketiga masuklah kedalam film di televisi dengan membawa potensi untuk mengatasi persoalan. Temui dirimu di dalam film itu. Nasehatilah dia sesuai dengan potensi yang sudah berada di dalam genggamanmu.

Saya mulai menghitung 1-3. Apakah kau sudah bertemu dengan dirimu?

Ia menganggukkan kepala

Bicaralah dengan dia penuh kasih dan berilah masukan sesuai dengan keyakinanmu.

Ia menanggukkan kepala

Setelah kau selesai berbicara dengan dirimu, anggukkan kepalamu. Saya menunggu beberapa saat.

Ia menanggukkan kepala, nah sekarang putar mundur dengan cepat film di televisi itu dari setelah kejadian (post kejadian) tersebut sampai kau berada di titik sebelum kejadian itu (bahagia). Selama kau memutar mundur katakan “wuuutttt”

Dia menganggukkan kepala. Kepala nya bergerak dari kanan ke kiri sambil mulutnya komat kamit gak jelas.

Nah, kau sekarang melihat dirimu baik adanya. Masukkan dirimu yang masih kecil itu di dalam dirimu yang besar (berdamailah dengan masa lalumu). Tarik dan masukkan dia di dalam dirimu. Setelah masuk, anggungkkan kepalamu.

Ia menganggukkan kepala setelah beberapa saat.

Oke, sekarang yang ada adalah diri mu yang sudah dewasa tenang dan bahagia. Sekarang tinggalkan filmmu dan kembalilah ke tempat dudukmu.
Ia menanggukkan kepala.

Film sudah selesai. Sekarang kau bisa menikmati perasaan bahagia (tombol kebahagiaan dipencet). Mukanya tersenyum. Kau juga bisa mentertawakan kehidupan ini (tombol kegembiraan dipencet). Begitu hati diliputi kegembiraan dan tawa, hidup menjadi bahagia.

Read 4 comments

  1. “Apabila pikiran cemas bertambah banyak dalam diriku, penghiburanMu menyenangkan jiwaku”. (Mazmur 94: 19).

    Pikiran menghasilkan sikap dan perilaku – tindakan seseorang. Tuhan telah menganugerahkan pikiran kreatif yang dipenuhi dengan kemampuan yang menakjubkan. Pikiran adalah titik awal setiap keputusan yang dibuat oleh seseorang dan tindakan yang diambil. Allah yang penuh kasih telah memberi pedoman dalam firmanNya untuk membantu kita menentukan arah yang harus diambil pikiran kita. Berpikirlah lebih tinggi – cara berpikirNya menghasilkan damai sejahtera, kesehatan, kemakmuran, hikmat dan begitu banyak berkat.

    Syukur sekali jika Alin bisa menerima anchor yang telah dibuat oleh Pastor dan mengingatnya selalu. Sehingga jika diperlukan maka anchor-anchor tersebut bisa kembali dimunculkan sehingga akan dapat sangat membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Misalnya, dalam tulisan di atas Pastor telah membuat anchor lucu, tenang, bahagia, percaya diri dan anchor tidur. Maka setiap anchor tersebut dapat Alin gunakan kembali di setiap waktu yang dibutuhakan. Misalnya, pada saat Alin berteriak histeris, anchor tenang dapat dimunculkan kembali, sehingga Alin bisa kembali tenang, dsb. Selain anchor yang telah dibuat oleh Pastor, Alin juga dapat membuat anchor sendiri, jika diperlukan. Tentunya Pastor telah memberikan tips cara membuat anchor. Selamat berfantasi dengan pikiran masing-masing, sebab jauh di sana, banyak potensi pikiran yang belum pernah kita gali.Salam.

  2. Betul sekali apa yang Shyannie tulis….jangan kita dikuasai oleh pikiran tapi kita yg menguasai pikiran, kalau pikiran kita arahkan ke hal yang positif tentu hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.

    Memang Pastor pakarnya dalam menyembuhkan trauma, phobia bahkan penyakit(yg saya alami). Saran saya juga hendak nya Alin mempelajari, mengingat kembali anchor-anchor yg diberikan oleh Pastor, apabila suatu saat terjadi lagi Alin bisa mengatasi hal tersebut dengan cepat. Mula-mula memang sulit tapi jangan putus asa, cobalah terus, dengan sering melatih akan cepat bisa mengatasi sendiri.
    Bersyukurlah pada Tuhan yang sudah menyembuhkan melalui tangan Pastor.
    Kata Pastor ” Kehidupan adalah anugerah indah Tuhan, manusia memelihara anugerah indah dengan segala kemampuannya”….Marilah kita bersyukur atas rancangan Tuhan dalam hidup kita. Berlimpah makasih Pastor.
    Semoga Alin mendapat kebahagian yg diinginkan.

    • menggarisbawahi pemikiran saras dan syanie, jangan kita dikuasai oleh pikiran karena masih ada hati yang menengadah kepada Allah. Kita memakai pikiran bekerjasama dengan hati/iman dalam kehidupan. bilamana anda mengalami kesembuhan, berarti itu iman anda dan kasih Allah. maka berterimakasihlah kepada Allah.

Tinggalkan Balasan