Keuskupan Pangkalpinang, jam 2135 wib, 25 Mei 2009
Seorang wanita menangis di depan sebuah gua. Berulangkali dia memukul-mukul dadanya. Sekali waktu kepalanya dipukul-pukul. Suara lantang ia berkata, “ Tuhan, kata temanku, dia melihat suamiku bersama dengan wanita di pantai. Kata suamiku memang benar bahwa dia bersama dengan wanita di pantai. Aku memaafkan dia karena aku mencintai dia. Tetapi bulan kemarin wanita itu menelpon ke hand phone saya. Pada waktu saya mendengar suara di sebarang, ternyata suara suami dan wanita itu. Yang sangat menyakitkan bagi saya adalah dia mau wanita itu dan mau juga dengan aku. Dia ambigu. Aku sekarang mau menenggak racun maut untuk melepaskan rasa penderitaan hidup.”
Kesadaran Si Acong berpendar ke seluruh pertapaan. Peperangan budaya kehidupan dengan kematian berpendar jelas ke seluruh gua. “Yesus pernah dikhianati Yudas, namun demikian Dia masih melanjutkan tanggungjawabnya untuk menyelesaikan karya penebusanNya. Pengkhianatan seringkali bentuk pemurnian diri. Ketika anda mengetahui bahwa anda menapakkan kaki di bekas-bekas jejak Yesus, ada semakin mampu menemukan rencana Allah melalui peristiwa pahit.”
“sekalipun Yesus pernah dikhianati oleh Yudas, Dia tetap melanjutkan karyaNya. Saya menerima dan memaafkan dia, dan saya melanjutkan tanggungjawab sebagai seorang ibu bagi 3 anak. Kematian justru menghantar anak kepada penderitaan. Penderiaan melahirkan penderitaan baru. Puncak Golgota sebagai motivasi dan kesuksesan anak sebagai pendorong kehidupan.” Wanita itu menoleh kearah Acong di atas batu putih. “Aku sudah berdosa karena berulangkali aku bertekat menenggak racun. Apakah Dia mengampuniku?”
Si Acong melantunkan lagu, “kasih pasti lemah lembut. Kasih pasti memaafkan. Kasih pasti murah hati. Kasih-Mu kasih-Mu Tuhan. Ajarilah kami saling mengasihi. Ajarilah kami saling mengampuni. Ajarilah kami kasih-Mu ya, tuhan. Kasih-Mu Kudus tiada batasnya.”
Pemudi di samping si Ibu ikut tersihir dengan lagu sederhana tersebut. Setelah si Acong berhenti menyanyi, dia menyambar. “Tuhanlah engkau gembalaku. Aku tak kekurangan. Dia membaringkan daku ke padang rumput yang menghijau. Dia membimbingku ke air yang tenang. Ia menuntunku di jalan yang lurus. Oleh karena Kasih-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman.”
Beberapa pemudi dan pemuda ikut nimbrung bersama dengan si pemudi. Kebersamaan nada menarik hati untuk mendekat dan menguatkan. Si Acong pergi ngeloyor meninggalkan mereka dalam suka cita. “Selanjutnya Roh Mu bekerja setelah peristiwa ini. Terimakasih Roh Kudus.”
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu,kamu perbuat jugalah demikian. (Kolese 3:13)
Orang yang berani memaafkan dan mengampuni adalah orang yang berhati besar. Tuhan mengundang kita untuk mengampuni karena rasa terima kasih atas apa yang telah Dia perbuat untuk kita. Dia telah mengampuni kita dengan cuma cuma dan sempurna. Ingat bahwa tak seorang pun dapat melukai kita seperti dosa telah melukai Bapa Surgawi. Ketika kita memandang demikian, pengampunan menjadi suatu kehormatan. Maka, jika kita belum bisa memaafkan dan mengampuni, mulailah untuk melakukan itu detik ini juga. Kata-kata Acong sungguh menguatkan. Terima kasih Acong, Tuhan bekerja melalui anda, maka tetaplah berkarya.
“Maka, jika kita belum bisa memaafkan dan mengampuni, mulailah untuk melakukan itu detik ini juga. Kata-kata ” sudah mulai khan , selamat ya. Tuhan memberkati permulaan baik
Relakan segala yang terjadi, terima semua apa adanya agar hati kita dapat tetap terjaga dengan sebaik”nya… ingat lah selalu dalam hidup yang terpenting adalah hubungan kita dengan Tuhan. Sehingga yang ada di hati kita hanyalah kebaikan, kasih, iklas dan kebahagiaan
Ibu dalam menghadapi situasi sulit semacam itu, satu hal yang harus tetap ibu ingat adalah, tetaplah bertahan di rumah, jangan sekali-kali ibu meninggalkan suami (pasangan) yang sedang “mabuk” justru disini peran ibu amat dibutuhkan untuk menyadarkan kembali, tidak ada dokter atau psikolog yang lebih pandai untuk menyembuhan orang yang sedang “mabuk” selain daripada pengertian dan ketulusan pasangannya dan kehendak dirinya sendiri. Sakit? merasa dikhianati? itu perasaan yang wajar. Kalau relasi ibu masih baik dengan suami ajaklah bicara, tetapi bukan membicarakan orang ke 3 itu, karena hanya akan memperparah keadaan. Tetapi bicarakan hal-hal lain yang mengembirakan misalnya tentang kemajuan anak2, atau bahkan bernostalgia saat kalian pertama kali bertemu mungkin hal ini akan mengugah kenangan manis di antara kalian. Gugahlah hatinya bahwa ibu masih membutuhkannya, kadang perasaan sudah tidak dibutuhkan dan tertekan membuat pasangan mencari “sesuatu” yang baru yang dapat menimbulkan kembali harga dirinya. Rasanya tidak ada orang yang begitu bodoh yang mau meninggalkan keluarganya dengan 3 anak hanya karena orang ke 3. Cobalah Bu, usaha disertai dengan doa tak akan ada yang mustahil.
“Rasanya tidak ada orang yang begitu bodoh yang mau meninggalkan keluarganya dengan 3 anak hanya karena orang ke 3. Cobalah Bu, usaha disertai dengan doa tak akan ada yang mustahil.” kau pengalaman dalam hal ini, mie. sharing berguna utk keluarga muda. makasih ya
Di dalam hidup perkawinan orang seringkali terjebak pada rutinitas dan kewajiban sehingga menimbulkan kebosanan. Sampai pada tahap ini orang ketiga akan mudah sekali masuk dan merusak semuanya.
Ada sedikit saran yang mungkin berguna bagi pembaca, pada awal mula tentunya kita sudah punya komitment tentang visi dan misi hidup bersama. Komitment ini harus selalu diingat dan di laksanakan dengan segala konsekwensinya.
Lebih penting kita mengetahui kekurangan pasangan kita daripada persamaannya. Dengan mengetahui kekurangannya dan kita telah siap menerimanya, ini akan menjadi suatu dasar yang kokoh untuk kita berusaha menutupi kekurangan tersebut dan menerima perbedaan tersebut. Dengan demkikian tidak akan ada kata menyesal telah menikah dengan kamu krn kekurangan tersebut, malah kita akan semakin berusaha menutupi kekurangan pasangan kita dari penilaian buruk orang lain.
Dasar yang lainnya adalah KEPERCAYAAN, PENGERTIAN dan KETULUSAN. Kepercayaan berarti kita memberi kebebasan pada pasangan kita tanpa rasa khawatir dan curiga bahwa dia akan menghianati kita. Pengertian berarti mau dan bisa menerima apapun yang dilakukannya adalah demi keutuhan rumah tangga. Ketulusan adalah menerima situasi dan kondisi dengan tulus tanpa prasangka.
Bila hal2 tersebut di atas bisa dilaksanakan, tetap waspada, jangan terlengah dan terjebak dalam rutinitas. Menganggap semuanya berjalan baik-baik saja dan akan aman2 saja. Gangguan mengintai di-mana2. Dan bisa terjadi pada siapapun. Sama seperti tanaman yang selalu harus diberi pupuk dan dipelihara, demikianpun hubungan suami istri. Jaga komunikasi yang lebih penting adalah komunikasi dari hati ke hati. Keterbukaan dan kejujuran kuncinya. Untuk memelihara ada baiknya se-kali2 tinggalkan rutinitas, pergi berdua bila perlu tanpa anak2, bisa juga dengan selalu membicarakan atau mengenang masa2 pacaran, se-kali2 memberikan kejutan kepada pasangan.
Biasanya yang rawan dari godaan adalah pihak pria, apalagi bila pria tersebut sudah hidup mapan kita para istri hendaknya lebih pandai menempatkan diri. Menyesuaikan dengan keadaan suami. Kadang mungkin suami tergoda dan jatuh, disini sungguh diperlukan pengertian yang extra, bahwa itu semua hanya merupakan “badai kecil” dalam kehidupan berumah tangga. Dalam keadaan demikian jangan memusuhi suami, karena dengan demikian ada alasan baginya untuk meninggalkan keluarga, tapi walaupun hati “sakit” kita harus dengan tulus memaafkan, merangkul dan menarik kembali kesadarannya dan bila “badai sudah berlalu” janganlah mengungkit-ungkit kesalalahannya. Banyak terjadi karena dua alasan itu maka para suami menjadi lebih dekat kepada Kekasihnya dan meninggalkan keluarganya.
Dari uraian di atas dasar dari segala dasar adalah CARILAH PASANGAN HIDUP YANG MEMILIKI ROH TAKUT AKAN ALLAH. Dan dia akan tetap selamanya disamping kita dalam susah dan senang, dalam sakit dan sehat karena walaupun kita sudah tua dan keriput kita akan tetap terlihat cantik / tampan sama seperti pertama saling tertarik.
“Dari uraian di atas dasar dari segala dasar adalah CARILAH PASANGAN HIDUP YANG MEMILIKI ROH TAKUT AKAN ALLAH. Dan dia akan tetap selamanya disamping kita dalam susah dan senang, dalam sakit dan sehat karena walaupun kita sudah tua dan keriput kita akan tetap terlihat cantik / tampan sama seperti pertama saling tertarik” sangat berharga sekali sharing bunda. makasih