Keuskupan Pangkalpinang, 24 Mei 2009
Seorang pengemis duduk di tepi jalan. Dia menadahkan tangan kanan ke atas. Ia menatap si Acong yang duduk di atas motor crypton. Dengan wajah memelas dia berujar,“Cepek den! Den, cepek! Hari ini saya belum makan den! Lapar.”
Acong tersenyum melihat dia. Dia meninggalkan pengemis itu menuju ke warung Padang di Jalan Mentok Pangkalpinang. Dia membeli 1 bungkus nasi padang. Sebungkus nasi padang berisi nasi, sayur kacang panjang, sambal, ayam goreng dan ikan goreng. Dia kebut motor cypton tua ke Jalan itu. Dia dekati pengemis itu. “Emas dan perak tidak ada padaku. Yang ada padaku sebungkus nasi padang untukmu. Perutmu menjadi kenyang dengan sebungkus nasi ini. Selamat menikmati!”
Pengemis menerima dengan tangan terbuka. Dia mengucapkan 33 x kata terimakasih kepada si Acong. Acong tersenyum menatap wajah tua renta di tepi jalan itu. Dia naik ke atas motor crypton tua dan menancap gas sekencang burung walet meluncur. “Perutmu kenyang di hari minggu. Besok Tuhan juga mengenyangkan engkau. Dia memelihara burung pipit. Dia juga memeliharamu.”
…tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. (Amsal 14;21b)
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40)
Berbahagialah orang yang bertemu dengan yang menderita.Karena Dia akan bekerja melalui anda saat anda menghidangkan makanan untuk mereka yang lapar, memberi pakaian bagi mereka yang membutuhkan pakaian, dan menawarkan pengharapan bagi mereka yang merasa putus asa. Berikanlah aliran kasih yang telah kita terima dari Tuhan. Kita dapat melayani mereka dengan perkataan yang lemah lembut dan perbuatan baik. melayani orang-orang yang lemah adalah berkat tersendiri dan juga membawa “sebuah bonus”, yaitu upah yang kekal dari Tuhan.
Apa yang akan kita lakukan jika Yesus datang ke rumah kita untuk makan malam? Mungkin kita gugup, tetapi Yesus menginginkan kita menjadi diri kita sendiri, melayani Dia sebagaimana kita melayani tamu-tamu lain. Kita tentunya akan memberi Dia yang terbaik dari yang kita miliki, dari kelimpahan yang telah Dia sediakan untuk kita. Apa yang disediakan tidaklah penting, namun Dia akan senang dengan upaya kita demi Dia. Acong yang berhati mulia telah melayani pengemis itu seperti melayani Dia. Yesus senang ketika kita melayani orang lain seperti kita melayani Dia. Bisakah kita berlaku seperti Acong?
“Only a life lived for others is a life worthwhile” – Abert Einstein……Great job again Acong! He’s an inspiration to everyone. GBU Acong
Perbuatan sederhana… siapa yang sudah mampu melakukannya….?? saya belum mampu
Sering kali tidak peduli dengan kesusahan orang lain, padahal yang mereka minta cuma sedikit dari kelebihan yang Tuhan berikan pada kita.
Sering kali kita menilai dan berfikir negatif, padahal kita ga tau kesulitan mereka sebenarnya.
Saya diajar oleh Acong hari ini untuk memberi dengan hati bukan dengan logika…
Karena kasih dimulai dengan hal2 sederhana, dan Tuhan hadir dalam diri orang2 sederhana seperti pengemis itu.
Makasih Tuhan, makasih Acong…….
Saya diajar oleh Acong hari ini untuk memberi dengan hati bukan dengan logika…Karena kasih dimulai dengan hal2 sederhana, dan Tuhan hadir dalam diri orang2 sederhana seperti pengemis itu.” syukur bahwa kau bisa belajar dari acong untuk menjadi lebih bijak. saya juga kok