Pilihan Hidup

Keuskupan , 23 Maret 2009

Hidup ini sekejap,maka ada yang berprinsip nikmati hidup ini walau melanggar norma agama.

Namun bila sudah terjadi timbul kegelisahan hati. Sebagai pertanda dia sulit tidur, maag, migran, dll. Bila demikian dia mencoba mencari obat ke dokter atau pergi ke taipak.

Namun dia tidak kunjung sembuh. Dia justru makin menderita. Nah kalau demikian halnya berarti tujuan semula melenceng, Dia bukan mendapat kenikmatan hidup tetapi dia hidup menderita. Maka kebahagiaan sejati terletak dimana kalau begitu?

Yang lain berpendapat, ya kita mengisi hidup yang bermakna untuk Tuhan dan sesama sesuai dengan norma agama, norma masyarakat dan nurani. Coba lakukan itu, apa yang terjadi di dalam hidup kita? Mungkin kita menemukan kedamaian,kebahagiaan,tidur lelap,makan enak,dan lain sebagainya.

Namun demikian semua berpulang ke tangan kita. Kita bebas menentukan arah jalan hidup kita karena Allah sudah menganugerahi nalar.

Selamat memilih dan menjalani hidup ini dengan senyum di dalam tuhan dan bersama dengan Tuhan.

Read 2 comments

  1. Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih, sikap yang baik di dalam memilih adalah SIKAP KRITIS YANG TEPAT, yaitu sikap yang didasari dengan berpegang pada iman dan membangun relasi yang tepat terhadap sesama dan Allah dalam suatu paham keselamatan. Sikap ini tidak mudah, tetapi sebagai seorang Kristiani mutlak harus dibangun, agar kita bisa dengan penuh utuh, menghayati anugerah Rohani yang kita terima dari Allah Bapa. Kebahagiaan sejati hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang mau mendengarkan suara hatinya dan jujur terhadap dirinya sendiri, sehingga hidup tidak ada beban, seperti air yang mengalir dan berubah sesuai dengan dimana dia ditempatkan, tapi dia tetap air. So…. bisa menyesuaikan dengan situasi apapun tapi tetap berpegang pada prinsip Kasih BAPA.

  2. di dunia ini, godaan2 sangat banyak macam dan sangat memukau, promosinya begitu hebat namun sesungguhnya adlh menuju kesengsaraan. sedangkan jalan menuju kebahagiaan adlah susah dan berliku, kasih karunia dan imanlah yang memampukan kita bertahan ,dan sbg manusia yg lemah perlu tiap hari memupuk iman agar tetap dijalan kebahagiaan, damai sejahtera…

Tinggalkan Balasan