Keuskupan, 28 Februari 2009
Acong diundang makan duren oleh Acit dan Acet dalam rangka ulang tahun almarhum mama Acit. 4 duren mampu mengenyangkan perut. Sisa 1 buah diberikan kepada tukang bangunan di jalan batu Kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang, ketika kami mengucap syukur atas anugerah Tuhan di gua Maria Yung Fo Pangkalpinang. Bau duren menjadi pewangi alami selama kami berdoa di gua maria Yung Fo. Kunjungan ke kubur Cina Jalan Koba Pangkalpinang menjadi penghujung perayaan ulang tahun.
Penjaga kubur, alias juru kunci di belakang rumah sakit Umum Pangkalpinang sudah menunggu kehadiran kami. Kami berdiri di puing-puing bebatuan di cela cela pekuburan. “Ini kubur siapa?” Tanya acong kepada penunggu kubur.
“Oh itu raja di Bangka. Dia sudah hidup di bangka 100 tahun yang lampau. Beliau dianggap kubur tertua di wilayah ini. Banyak orang mengalap berkat di sini karena semasa hidupnya beliau hidup untuk orang banyak.” Penunggu kubur menuturkan kisah masa silam sang raja versinya.
“Kalau kubur itu, siapakah dia?” Acong penasaran melihat nisan mewah.
“Oh, itu sih juragan besar di kota Pangkalpinang Bangka. Dia mempunyai pabrik dan toko ternama di kota Pangkalpinang. Anak-anak beliau sudah menjadi orang-orang besar di berbagai penjuru dunia. Beaya membuat kubur ini berkisar 2 milyar.” Penunggu kubur mengelus elus nisan seharga selangit.
“Kalau kubur di sebelah jalan itu, milik siapakah?” Tanya Acong sedikit heran melihat jenis kubur dan arah kubur lain dari yang lain.
“Oh itu toh, kalau kubur di seberang jalan itu milik orang muslim. Arah kubur ke utara. Dia tidak dipasang batu nisan, tidak seperti kubur yang lain. Selain dia melarat, tetapi mungkin karena keyakinan mereka seperti itu.” Penjaga kubur enggan untuk mendekati kubur dengan gundukan tanah dan dibagian ujung terdapat batu bulat.
“Raja Mati. Pengusaha mati. Orang miskin juga mati. Apakah kematian tidak membedakan kaya atau miskin, cantik atau jelek, berkedudukan atau pengangguran? Apakah kita semua akan mati seperti orang-orang di dalam kubur ini?” Acong menengadah memandang wajah penunggu kubur.
“Beda tipis antara kematian dengan kehidupan. Semua orang hidup akan mati. Semua orang mati akan hidup.” Penunggu kubur itu melangkah menuju ke makam sang raja. Acong memandang ke langit melihat matahari mulai terbenam di ufuk Barat.
Ku tak membawa apapun juga saat kulahir ke dunia
ku tinggal s’mua pada akhirnya saat ku kembali ke surga……
ketika kita lahir kita tidak membawa apa2, ketika kita kembali kita tinggalkan semua harta di dunia fana yang kita bawa hanyalah hati kita, amal bakti kita ketika kita hidup.
Lahir adalah anugerah dan mati adalah jalan menuju hidup abadi. Hidup dan mati kita milik Sang Penyelenggara Hidup. Hidup kita hanya sementara, sudahkah kita mengisinya sesuai dgn rencana Allah thd kita sehingga ketika sudah tiba saatnya kita kembali kita telah siap sama seperti gadis bijaksana yang selalu siaga bila mempelai datang menjemput?
Ku tak membawa apapun juga saat kulahir ke dunia
ku tinggal s’mua pada akhirnya saat ku kembali ke surga……
ketika kita lahir kita tidak membawa apa2, ketika kita kembali kita tinggalkan semua harta di dunia fana yang kita bawa hanyalah hati kita, amal bakti kita ketika kita hidup.
Lahir adalah anugerah dan mati adalah jalan menuju hidup abadi. Hidup dan mati kita milik Sang Penyelenggara Hidup. Hidup kita hanya sementara, sudahkah kita mengisinya sesuai dgn rencana Allah thd kita sehingga ketika sudah tiba saatnya kita kembali kita telah siap sama seperti gadis bijaksana yang selalu siaga bila mempelai datang menjemput?
“Dombaku mendengarkan suaraku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Aku memberi mereka hidup yang kekal, dan mereka tidak akan pernah mati, dan tak seorangpun yang dapat mencuri mereka dari tangan-Ku”. Begitulah firman Tuhan. Kita tidak akan mati dalam kekekalanNya dan dalam kerajaan Surga. Tetapi sebagai manusia yang hidup di bumi, kita semua akan mati, tidak peduli siapakah dia di bumi ini, karena menurut Allah kita semua adalah sama, hanyalah tampang, rejeki,asal-usul lah yang membedakan kita. Kehidupan adalah pinjaman dari Allah, dan kita dituntut untuk meniti jalan menuju Allah, kita dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut dengan jalan yang diberkati Allah, kita dituntut untuk sampai pada Allah,karena seperti yang sudah digariskan Allah akan datang untuk mengambil hidup manusia dan Allah mau kita bertanggung jawab atas hidup yang sudah diberikanNya pada kita. Kehidupan yang telah Allah berikan kepada kita belum selesai dijalani. Marilah kita isi kehidupan tersebut dengan penuh kasih kepada Allah dan kepada sesama, hingga waktu itu tiba dan kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
“Dombaku mendengarkan suaraku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Aku memberi mereka hidup yang kekal, dan mereka tidak akan pernah mati, dan tak seorangpun yang dapat mencuri mereka dari tangan-Ku”. Begitulah firman Tuhan. Kita tidak akan mati dalam kekekalanNya dan dalam kerajaan Surga. Tetapi sebagai manusia yang hidup di bumi, kita semua akan mati, tidak peduli siapakah dia di bumi ini, karena menurut Allah kita semua adalah sama, hanyalah tampang, rejeki,asal-usul lah yang membedakan kita. Kehidupan adalah pinjaman dari Allah, dan kita dituntut untuk meniti jalan menuju Allah, kita dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut dengan jalan yang diberkati Allah, kita dituntut untuk sampai pada Allah,karena seperti yang sudah digariskan Allah akan datang untuk mengambil hidup manusia dan Allah mau kita bertanggung jawab atas hidup yang sudah diberikanNya pada kita. Kehidupan yang telah Allah berikan kepada kita belum selesai dijalani. Marilah kita isi kehidupan tersebut dengan penuh kasih kepada Allah dan kepada sesama, hingga waktu itu tiba dan kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Hukum Alam menyebabkan terjadinya kelahiran dan kematian. Dalam perjalanan menuju kematian itulah kehidupan yang kita alami dan mengalir terus…… hanya Tuhan yang menghentikan kapan kehidupan kita berakhir. Keinginan lahiriah dan batiniah yang tidak seimbang sering menimbulkan berbagai macam ketakutan, stres, tekanan dll.
Yang dibutuhkan adalah kesadaran bahwa dunia dan akhirat tidak dapat dipisahkan, materi dan batin tidak bisa kita bagi menjadi dua, kita harus menerima semuanya, suka-duka, baik-buruk, panas-dingin dll. Kalau kita bisa menerima tanpa keluhan maka kita akan menjalani kehidupan tanpa kecemasan.Memang tidak mudah menjalankan tapi kita harus belajar mulai sekarang juga tanpa menunda-nunda lagi.
Kita luangkan waktu untuk melihat kedalam, mulai mendengar suara hati nurani kita. Dalam keheningan kita akan menemukan jati diri kita yg menjadikan tenang lahir dan batin mungkin juga kita diberikan tanda-tanda berakhirnya kehidupan.
Betul kata Pastor, Kematian adalah saat paling indah, memasuki kesempurnaan.
Hukum Alam menyebabkan terjadinya kelahiran dan kematian. Dalam perjalanan menuju kematian itulah kehidupan yang kita alami dan mengalir terus…… hanya Tuhan yang menghentikan kapan kehidupan kita berakhir. Keinginan lahiriah dan batiniah yang tidak seimbang sering menimbulkan berbagai macam ketakutan, stres, tekanan dll.
Yang dibutuhkan adalah kesadaran bahwa dunia dan akhirat tidak dapat dipisahkan, materi dan batin tidak bisa kita bagi menjadi dua, kita harus menerima semuanya, suka-duka, baik-buruk, panas-dingin dll. Kalau kita bisa menerima tanpa keluhan maka kita akan menjalani kehidupan tanpa kecemasan.Memang tidak mudah menjalankan tapi kita harus belajar mulai sekarang juga tanpa menunda-nunda lagi.
Kita luangkan waktu untuk melihat kedalam, mulai mendengar suara hati nurani kita. Dalam keheningan kita akan menemukan jati diri kita yg menjadikan tenang lahir dan batin mungkin juga kita diberikan tanda-tanda berakhirnya kehidupan.
Betul kata Pastor, Kematian adalah saat paling indah, memasuki kesempurnaan.