Ruang sebagai Cermin Diri

 Keuskupan, 24 Februari 2009

 

Acong, tolong deteksi saya donk, ada penyakit apa ga?

 

Ok! Lepaskan laptop! Perhatikanlah sekeliling tempatmu berada sekarang ini! Apakah yang engkau lihat dan kurang sedap menurutmu / kurang sreg di hatimu?

“Ruangan agak berantakan. Yah kotak kotak ada yang mau dibereskan. Ada kertas kertas yang mau di destroy, gitu aja. Yang ga sreg seh banyak. Model ruangannya kurang besar.   meja kerja saya juga udah kekecilan sekarang.”

 Bagus begitulah situasi tubuh mu. Itu sumber ketidakberesan tubuhmu.  Setelah engkau mengetahui situasi, maka ambillah langkah untuk meyikapi secara positif. Maka kesehatanmu pelan-pelan kembali pulih.  Pikiran semrawut, banyak pikiran berseliweran.   Kotak dan kertas adalah simbol sumber sakit juga. Kotak merupakan simbol bahwa sedang terjadi ketidaktenangan hati/perasaan. Perasaan negatif bisa berdampak pada kepala,  sirkulasi darah kurang lancar, sekali waktu tidur sulit.  

“Oh begitu? Jadi saya mesti beresin kotaknya dulu yah”. 

Kertas2 yang mau didestroy, mengandaikan ada penyakit yang juga mau didestroy.  Mengandaikan masa lalu kadang masih membayangi masa kini. Ada perasaan sumpeg.  Kurang plong.  Bisa berimbas ke perut, lambung. Ada tekanan tekanan / stres perlu refresing. 

 “Memang kepala saya hari ini pusing tetapi saya ga pernah ada masalah sama tidur seh, selama saya tidur mah oke-oke aja.  Tenggorokan sakit, gimana?”  

Itu pengaruh panas, panas pengaruh dari berantakan (pikiran banyak) tidur kwalitas rendah.  

“Oh bukannya gara gara saya makan kuaci  sejak itu tenggorokan saya ga perna beres”  

Tidak! Penyebab utama semua itu adalah hal-hal yang sudah dirinci di atas. Apa keinginan besar sekarang yang belum mampu kau wujudkan? 

“Keinginan terbesar adalah membahagiakan mama saya tetapi dia tidak pernah puas selalu aja complainnya terhadap segala sesuatu isi hidup saya”.

 Itu juga salah satu bebanmu,  Seolah sepak terjangmu belum berarti,  masih kecil. 

“Sebenarnya saya sedih tetapi yah mau gimana?”   

 Juga belum ada tempat utk meletakkan bebanmu.  Yang engkau anggap seharusnya meletakkan bebanmu tak mampu menjadi sandaran.

 “iya” yah.. saya belajar dalam hidup ini semua beban yah harus tanggung sendri?

Bukan begitu?

 

Ini menjadi salah satu faktor terkadang bila sudah tak mampu menampung, timbul sakit. Ada keterbatasan diri, dan kau merindukan yang lebih besar lagi.  

 “iya.. makanya kadang sudahlah …  Berusaha terus ga ada artinya.. toh menurut mama ada yg lebih baik lebih baik dan lebih baik lagi dari saya, kadang saya bingung.. apa artinya

Itu sumber sakit dan penderitaan mu.   Mesti gimana? melepaskan saja??? gimana caranya? toh itu mama saya? Bagian dari kehidupan saya”.

 Ikutilah suara hati vivi. Ajak dialog dirimu. Dia akan memulihkan membantu kesehatanmu.

“hm.. iya.  Cape cong.  Sebenarnya cape sekali tetapi kadang mereka mati rasa. Ga pernah memikirkan apa yang baik untuk saya. Selalu berpikir bahwa rumput tetangga lebih hijau.”  

Ya.  Itu yang dimaksud di atas, kau dah beri contoh sendiri.  Itu yang dimaksud yang harusnya dapat jadi tumpuan tetapi tak bisa.  Dia yang harusnya jadi tumpuan tapi situasi pikirannya masih berantakan. Banyak yang bisa meringankan, tetapi ga berarti bisa menyembuhkan sepenuhnya”. 

“Saya ga mau menyalahkan..  Cuma mau merenung saya yakin Tuhan pasti memberikan jalan keluarnya.   Semua cobaan yang paling penting adalah kesabaran  sampai waktunya segala hal yang menyakitkan akan pudar. Kadang menagis juga bisa menyembuhkan lho. Kadang lebih ringan rasanya.” 

 Itu sifatnya sementara tapi  pahami persepsi orang.  Lebih mendasar utk bisa menyikapi realitas hidup secara positif dan bijak.

 “ Sejak kau memberkan contoh tentang persepsi / map saya lebih mikir lagi, yah mungkin ada baiknya kita menempatkan pikiran pada posisi org tersebut. Cuma yah kadang susah. Karena saya bukan dia. Ya berusaha aja. Setiap manusia hidup pasti punya arti tersendiri di dunia ini  saya, engkau, papa, mama, adik, pacar semuanya mempunyai arti tersendiri.”

Thanks yah, semakin berdiskusi yah semakin kaya.”

 Iyo  Terkadang ketika kita mengalami kesulitan, karena sumber kesulitan berasal dari ego dan kurang rendah hati intuk memahami persepsi orang dan melihat titik terang orang. 

“ Saya mengerti.   iya.. Semoga dengan begitu saya lebih rendah hati lagi.”

 

 

Read 0 comments

  1. Acong baik sekali, menurut kacamata versi B.
    Baik tidak bole bodoh(gelap) hingga merusak diri sendiri. bahagiakan orang tua sesuai kemampuan kita, segala sesuatu tidak bisa dipaksakan. Klo acong sakit siapa yang merawat mama…. Saran saya jaga kesehatan, segera luangkan waktu sesuai dgn saran pastur benahi kertas” kantor yang berserakan.

  2. Acong baik sekali, menurut kacamata versi B.
    Baik tidak bole bodoh(gelap) hingga merusak diri sendiri. bahagiakan orang tua sesuai kemampuan kita, segala sesuatu tidak bisa dipaksakan. Klo acong sakit siapa yang merawat mama…. Saran saya jaga kesehatan, segera luangkan waktu sesuai dgn saran pastur benahi kertas” kantor yang berserakan.

Tinggalkan Balasan