Pa, Makan!

 

Wisma keuskupan, 20 februari 2009

 

Pukul 12.00 wib pastor titus budi mengantar tabloit BERKAT untuk kelompok Vincentius paroki St Yosef pangkalpinang. Tabloit diantar ke rumah bapak Johan Chandra sebagai ketua kelompok. Bapak Johan Chandra, Aling Piza, Jojo, dan Lina mengajak bersantap siang setelah kami bercakap-cakap 45 menit.

 

Kami duduk membentuk persegi panjang. Mereka mempersilahkan pastor untuk memimpin doa makan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas rejeki yang dilimpahkan-Nya kepada keluarga. Kebiasaan makan bersama orang tua bersama dengan anak di meja makan dengan yang diawali doa bersama adalah kebiasaan luhur.

 100_14551

Menarik disimak adalah kebiasaan luhur keluarga Johan Chandra – Aling Piza. “Pastor makan! Pa, makan! Ma, makan! Ce, makan! Mbok, makan! Mbok, makan!”  Jojo selalu mengajak (menawari) semua orang yang hadir di dekat dia untuk makan bersama. Kebiasaan ini juga bisa dijumpai di kalangan keluarga-keluarga Tionghoa.

 

Ketika pastor Titus mencoba menanyakan maksud dari ajakan tersebut kepada salah seorang Tionghoa, dia menjelaskan bahwa itu ajakan untuk makan bersama. Kita hendaknya memperhatikan orang di sekeliling kita. “Masakan kita makan, sedangkan orang di dekat kita menelan ludah hanya melihat kita makan?” ujar Aceng.

 

Sejak kecil keluarga Johan Chandra – Aling Piza sudah menanamkan kebiasaan luhur yang berasal dari nenek moyang kita. Kita hendaknya peduli terhadap situasi di sekitar kita dengan berbagi kepada mereka. Ajakan makan keluarga Johan chandra merupakan perwujudan kemurahan hati dan kepedulian mereka terhadap orang lain. Sikap mau berbagi seperti itu juga diteladankan oleh nenek moyang kita.

 

Read 0 comments

  1. Org Cina itu kaya akan budaya dan baik ut diikuti. Sbg contoh kebiasaan dlm Kel Johan Chandra-Aling Piza itu adalah kebiasaan leluhur. dan bagu kami akan sangat mengembirakan apabila saat jam makan ada tamu yang bisa ikut menikmati, berarti kel tsb punya rejeki lebih yg bisa dibagikan kpd org lain. Contoh lain adalah janganlah menjadi tangan di bawah (mental pengemis) ttp jadilah tangan di atas (mental menjadi saluran berkat). Yang lainnya jadilah Tuan atas hartamu (uang) dan jangan jadi budak dari hartamu sebab ketika engkau menjadi budak dr uangmu engkau akan kehilangan semua yg engkau miliki. Kalau kita kaitkan dengan ajaran gereja ini sangat relevan, termasuk hormat kepada leluhur. Sama seperti kita hormat kepada BUnda Maria.

  2. Org Cina itu kaya akan budaya dan baik ut diikuti. Sbg contoh kebiasaan dlm Kel Johan Chandra-Aling Piza itu adalah kebiasaan leluhur. dan bagu kami akan sangat mengembirakan apabila saat jam makan ada tamu yang bisa ikut menikmati, berarti kel tsb punya rejeki lebih yg bisa dibagikan kpd org lain. Contoh lain adalah janganlah menjadi tangan di bawah (mental pengemis) ttp jadilah tangan di atas (mental menjadi saluran berkat). Yang lainnya jadilah Tuan atas hartamu (uang) dan jangan jadi budak dari hartamu sebab ketika engkau menjadi budak dr uangmu engkau akan kehilangan semua yg engkau miliki. Kalau kita kaitkan dengan ajaran gereja ini sangat relevan, termasuk hormat kepada leluhur. Sama seperti kita hormat kepada BUnda Maria.

  3. Jika setelah membaca tulisan dalam blog ini dan mengerti pesan apa yang hendak disampaikan oleh penulis, setiap orang boleh saja mengungkapkan kesannya/penangkapannya/pemaknaannya atas tulisan tesebut, untuk itulah disediakan kolom komentar dalam blog ini. Komentar di sini dimaksudkan agar para pembaca dapat saling berbagi, karena dalam satu tulisan tersirat makna yang mendalam, meskipun mungkin diceritakan dengan sederhana, dan setiap pembaca mungkin mempunyai pemikiran dan pemahamannya sendiri-sendiri. Untuk itulah komentar setiap pembaca sangat berharga bagi pembaca lainnya. Satu tulisan merupakan satu bahan renungan bagi setiap pembaca. Setidaknya pembaca dapat mengambil yang positif dari setiap tulisan dan dari yang positif itu mudah-mudahan dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari.Terima kasih semua, mari kita terus memberi komentar, karena itu adalah juga suatu bahan renungan bagi kita semua, para pembaca blog ini khususnya.

  4. Jika setelah membaca tulisan dalam blog ini dan mengerti pesan apa yang hendak disampaikan oleh penulis, setiap orang boleh saja mengungkapkan kesannya/penangkapannya/pemaknaannya atas tulisan tesebut, untuk itulah disediakan kolom komentar dalam blog ini. Komentar di sini dimaksudkan agar para pembaca dapat saling berbagi, karena dalam satu tulisan tersirat makna yang mendalam, meskipun mungkin diceritakan dengan sederhana, dan setiap pembaca mungkin mempunyai pemikiran dan pemahamannya sendiri-sendiri. Untuk itulah komentar setiap pembaca sangat berharga bagi pembaca lainnya. Satu tulisan merupakan satu bahan renungan bagi setiap pembaca. Setidaknya pembaca dapat mengambil yang positif dari setiap tulisan dan dari yang positif itu mudah-mudahan dapat berguna bagi kehidupan sehari-hari.Terima kasih semua, mari kita terus memberi komentar, karena itu adalah juga suatu bahan renungan bagi kita semua, para pembaca blog ini khususnya.

  5. Kebudayaan makan bersama adalah suatu kebudayaan yang bagus dan perlu dilestarikan, kita bisa bertukar pikiran, curhat, saling bercengkraman dengan seksama anggota keluarga, sambil menikmati makanan pada saat jam makan, umumnya jam makan malam … sangat disayangkan bilamana ada orang yang belum dapat atau tidak dapat menikmati “seni acara makan bersama itu”…

  6. Kebudayaan makan bersama adalah suatu kebudayaan yang bagus dan perlu dilestarikan, kita bisa bertukar pikiran, curhat, saling bercengkraman dengan seksama anggota keluarga, sambil menikmati makanan pada saat jam makan, umumnya jam makan malam … sangat disayangkan bilamana ada orang yang belum dapat atau tidak dapat menikmati “seni acara makan bersama itu”…

  7. Kebiasaan di keluarga kami (sejak saya masih single maupun sudah bekeluarga) acara makan bersama pada waktu malam adalah acara tempat kami saling berbagi pengalaman kami masing2 sepanjang hari, menjadi waktu orang tua menceritakan atau memberi pengarahan kepada anak2, waktu untuk anak2 curhat. Dalam waktu tsb apa yang dibicarakan menjadi lebih santai, lebih bisa bermakna karena setelah seharian beraktivitas diluar rumah ketika sedang lelah atau bermasalah, kita kembali berkumpul dengan orang2 yang kita cintai dan mencintai kita, ada damai, ada sukacita, bagi anak2 ada orang tua yang selalu siap mendengarkan keluhannya bagi orang tua anak suami/istri dan anak2 yang bisa menjadi penghiburan.

  8. Kebiasaan di keluarga kami (sejak saya masih single maupun sudah bekeluarga) acara makan bersama pada waktu malam adalah acara tempat kami saling berbagi pengalaman kami masing2 sepanjang hari, menjadi waktu orang tua menceritakan atau memberi pengarahan kepada anak2, waktu untuk anak2 curhat. Dalam waktu tsb apa yang dibicarakan menjadi lebih santai, lebih bisa bermakna karena setelah seharian beraktivitas diluar rumah ketika sedang lelah atau bermasalah, kita kembali berkumpul dengan orang2 yang kita cintai dan mencintai kita, ada damai, ada sukacita, bagi anak2 ada orang tua yang selalu siap mendengarkan keluhannya bagi orang tua anak suami/istri dan anak2 yang bisa menjadi penghiburan.

Tinggalkan Balasan