Berguru kepada Yang Gila

Keuskupan, jam 23.05 wib, 4 Februari 2009

Aku berjalan melintas jembatan. Lelaki tua berdiri di tepi jalan menghormat ke selatan ke arah jalanan. Dia berdiri seperti sedang mengikuti upacara bendera. Dia berdiri berjam-jam di posisi yang sama. Dia seolah terpaku di bumi pertiwi.

Saya menghampirinya untuk memberi 2 kaos baru dan 2 celana panjang kepadanya. Celana yang dikenakannya sobek, sehingga urat vitalnya gondal-gandul seperti bandul. Baju melekat di tubuhnya compang-camping sehingga seperti peragawati sedang kontes.

Dia menebar senyum tatkala menerima kain di tanganya. Baju dan celana tersebut diletakkan di atas kepala seperti dia menyangga kotak bambu (tenggok). Dia kembali asyik tenggelam dalam ketaksadaran di tengah hiruk-pikuk keramaian – kebisingan dunia. Dia terjun di dalam dunianya sendiri, yang mampu membahagiakannya.

Kulangkahkan kakiku menuju ke rumahku. Kutinggalkan dia seorang diri di tengah bising kota. Dalam rentang waktu di perjalananku, kuberkata lirih, saudaraku, kau tak mempunyai apa-apa dan tidak mempunyai keinginan apa-apa. Namun Allah tetap memberimu makan melalui remah-remah orang-orang yang membuang makananannya. Tubuhmu tetap sehat dan hidup dalam segala situasi. Semoga Allah tetap merawatmu, saudaraku. Banyak hal aku belajar daripadamu. Terimakasih Tuhanku.

Read 0 comments

  1. Salah satu ciri manusia normal adalah mempunyai “keinginan”, keinginan ini dapat membuat manusia menjadi bahagia dan puas, sebaliknya keinginan dapat juga membawa petaka bagi manusia.
    Keinginan yang besar dan kuat akan menjadikan kita seorang yang ambisius, hidup kita akan selalu mengejar dan mengejar sesuatu. Kita tidak dapat mengetahui titik akhir daripada pengejaran itu, sampai berapa besar, berapa tinggi dan sampai kapan ? sehingga hidup kita terasa terbebani dan lelah.

    Alangkah bahagianya, bilamana kita dapat membuat seimbang antara “keinginan” dengan kehidupan rohani (iman kita kepadaNya), dimana kita dapat mengontrol keinginan duniawi oleh iman kita kepadaNya…Hidup kita akan merasa bahagia, puas dan pasrah akan segala yang akan terjadi…

  2. Salah satu ciri manusia normal adalah mempunyai “keinginan”, keinginan ini dapat membuat manusia menjadi bahagia dan puas, sebaliknya keinginan dapat juga membawa petaka bagi manusia.
    Keinginan yang besar dan kuat akan menjadikan kita seorang yang ambisius, hidup kita akan selalu mengejar dan mengejar sesuatu. Kita tidak dapat mengetahui titik akhir daripada pengejaran itu, sampai berapa besar, berapa tinggi dan sampai kapan ? sehingga hidup kita terasa terbebani dan lelah.

    Alangkah bahagianya, bilamana kita dapat membuat seimbang antara “keinginan” dengan kehidupan rohani (iman kita kepadaNya), dimana kita dapat mengontrol keinginan duniawi oleh iman kita kepadaNya…Hidup kita akan merasa bahagia, puas dan pasrah akan segala yang akan terjadi…

  3. Hidup ini adalah perziarahan, ada awal dan ada akhir, dari mana awal kita itu sudah tidak menjadi masalah, yang penting adalah tujuannya / “goal”nya, kalau tujuan kita adalah hidup abadi bersama para kudus tentunya ini memotivasi kita untuk hidup sesuai dengan tujuan kita. Seringkali untuk mencapai tujuan itu kita terbentur pada KEINGINAN2 (ambisi2 duniawi) dan bila keinginan tidak tercapai menimbulkan putus asa (sumber penderitaan). Maka mampukah kita menyingkirkan keinginan dan hidup sesuai dengan kehendak Allah??? KEBUTUHAN kita sudah Tuhan penuhi, burung2 di udara aja bisa hidup dan Tuhan cukupkan,apalagi kita adalah mahluk ciptaan yang paling mulia (sama dengan Citra Allah). Sebagai orang2 yang percaya akan karya penyelamatan PutraNya, tujuan sudah jelas, kita tinggal menjalankan peziarahan ini berbekal KASIH BAPA dalam TUHAN tidak ada rasa khawatir, takut dll seperti orang gila di atas. —> BERHENTI BERPIKIR ADALAH LANGKAH MENGHENTIKAN KEINGINAN, SUMBER KEDAMAIAN SEJATI ADALAH TUHAN. (Renungan dari romo nih)

  4. Hidup ini adalah perziarahan, ada awal dan ada akhir, dari mana awal kita itu sudah tidak menjadi masalah, yang penting adalah tujuannya / “goal”nya, kalau tujuan kita adalah hidup abadi bersama para kudus tentunya ini memotivasi kita untuk hidup sesuai dengan tujuan kita. Seringkali untuk mencapai tujuan itu kita terbentur pada KEINGINAN2 (ambisi2 duniawi) dan bila keinginan tidak tercapai menimbulkan putus asa (sumber penderitaan). Maka mampukah kita menyingkirkan keinginan dan hidup sesuai dengan kehendak Allah??? KEBUTUHAN kita sudah Tuhan penuhi, burung2 di udara aja bisa hidup dan Tuhan cukupkan,apalagi kita adalah mahluk ciptaan yang paling mulia (sama dengan Citra Allah). Sebagai orang2 yang percaya akan karya penyelamatan PutraNya, tujuan sudah jelas, kita tinggal menjalankan peziarahan ini berbekal KASIH BAPA dalam TUHAN tidak ada rasa khawatir, takut dll seperti orang gila di atas. —> BERHENTI BERPIKIR ADALAH LANGKAH MENGHENTIKAN KEINGINAN, SUMBER KEDAMAIAN SEJATI ADALAH TUHAN. (Renungan dari romo nih)

  5. Biasa orang berguru tentu pada orang pandai, bergelar, semakin panjang gelarnya semakin dijunjung tinggi di masyarakat.
    Apakah ini di mata Tuhan juga hebat? Belum tentu, nurut aku.

    Yang aku petik dari tulisan ini bukan dari gila nya tapi pelajaran dalam kehidupan……..Kesederhanaan membuat hidup kita tanpa beban……Penampilan dari luar tidak penting, yang penting adalah rasa percaya pada diri sendiri.
    Kita lihat dari orang-orang yang sudah menemukan jati diri maka penampilan luar sudah tidak ada artinya. Ada ya dipakai, tidak ada ya tidak berkeinginan untuk mengadakannya.
    Si “Aku” sudah menemukan jati diri nya, menjadi sederhana, membagikan miliknya meskipun miliknya juga pas-pas an.
    Aku yakin, diatas segalanya dia memikirkan kepentingan masyarakat luas, bukan kepentingan pribadinya.
    Firman Tuhan tidak hanya kalimat-kalimat yang dibukukan tapi benar di realitakan……inilah yang Tuhan maksud.

    Allah sungguh menyayangi semua ciptaan-NYA, yang miskin papa pu tidak lepas dari tangan-NYA
    Marilah kita mengikuti jejak si “Aku”, aku yakin kita akan menemukan Kasih dan Kebajikan Sejati.

  6. Biasa orang berguru tentu pada orang pandai, bergelar, semakin panjang gelarnya semakin dijunjung tinggi di masyarakat.
    Apakah ini di mata Tuhan juga hebat? Belum tentu, nurut aku.

    Yang aku petik dari tulisan ini bukan dari gila nya tapi pelajaran dalam kehidupan……..Kesederhanaan membuat hidup kita tanpa beban……Penampilan dari luar tidak penting, yang penting adalah rasa percaya pada diri sendiri.
    Kita lihat dari orang-orang yang sudah menemukan jati diri maka penampilan luar sudah tidak ada artinya. Ada ya dipakai, tidak ada ya tidak berkeinginan untuk mengadakannya.
    Si “Aku” sudah menemukan jati diri nya, menjadi sederhana, membagikan miliknya meskipun miliknya juga pas-pas an.
    Aku yakin, diatas segalanya dia memikirkan kepentingan masyarakat luas, bukan kepentingan pribadinya.
    Firman Tuhan tidak hanya kalimat-kalimat yang dibukukan tapi benar di realitakan……inilah yang Tuhan maksud.

    Allah sungguh menyayangi semua ciptaan-NYA, yang miskin papa pu tidak lepas dari tangan-NYA
    Marilah kita mengikuti jejak si “Aku”, aku yakin kita akan menemukan Kasih dan Kebajikan Sejati.

  7. Jujur kalo aku yang ketemu orang gila, pasti aku ga mikir 2x udah ngacir tanpa dikomando, alasannya takut lagiii..

    Untuk itu Tuhan…
    ajarlah aku untuk peka dan peduli terhadap sesama
    ajarlah aku untuk dapat melihat dengan hati
    ajarlah aku untuk dapat memberi daripada diberi
    ajarlah aku untuk dapat mengasihi

    Dan … Tuhan terima kasih,
    karena himpitan hidup tidak membuatku gila

    Tuhan terima kasih,
    karena biarpun bajuku cuma dikit, aku tidak compang camping sehingga auratku masih tertutup

    Tuhan terima kasih,
    Atas rejeki yang dapt kunikmati setiap hari, tanpa harus mengais remah2 dari tong sampah

    Tuhan terima kasih,
    atas airmata yang terurai, dari pada tertawa sendiri

    Terima kasih Tuhan,
    Engkau memberiku teman2 untuk berbagi dan bersenda gurau, biarpun mereka ada yang tidak menyenangkan dari pada aku bicara seorang diri

    Tuhan biarlah aku tergila-gila padaMu selalu, dengan taat dan setia

  8. Jujur kalo aku yang ketemu orang gila, pasti aku ga mikir 2x udah ngacir tanpa dikomando, alasannya takut lagiii..

    Untuk itu Tuhan…
    ajarlah aku untuk peka dan peduli terhadap sesama
    ajarlah aku untuk dapat melihat dengan hati
    ajarlah aku untuk dapat memberi daripada diberi
    ajarlah aku untuk dapat mengasihi

    Dan … Tuhan terima kasih,
    karena himpitan hidup tidak membuatku gila

    Tuhan terima kasih,
    karena biarpun bajuku cuma dikit, aku tidak compang camping sehingga auratku masih tertutup

    Tuhan terima kasih,
    Atas rejeki yang dapt kunikmati setiap hari, tanpa harus mengais remah2 dari tong sampah

    Tuhan terima kasih,
    atas airmata yang terurai, dari pada tertawa sendiri

    Terima kasih Tuhan,
    Engkau memberiku teman2 untuk berbagi dan bersenda gurau, biarpun mereka ada yang tidak menyenangkan dari pada aku bicara seorang diri

    Tuhan biarlah aku tergila-gila padaMu selalu, dengan taat dan setia

Tinggalkan Balasan