Keuskupan, jam 0730 wib, 3 Februari 2009
Jun menuturkan sepenggal kisah hidup melalui telepon kepada pastor. “Terakhir perjumpaan dengan Jus 5 tahun lampau. Kami duduk di ruang tengah. Di ruang keluarga terdapat kursi sofa. Di atas kursi sofa panjang terpampang foto keluarga Jus. Jus menghadap ke selatan, sedangkan saya menghadap ke barat. Jus mengenakan celana pendek, saya mengenakan celana panjang. Kaos Jus merah, kaos saya putih. Kedua tangan Jus bersidakep, kedua tangan saya menyatu erat.”
Arah kalian berbeda. Kaos kalian berbeda. Kaki kalian berbeda. Kedua tangan kalian berbeda. Tempat duduk kalian berbeda. Sikap tubuh kalian berbeda. Sangat mungkin sekali cara pandang kalian berbeda.
“Saya tidak mengerti dia berkata sambil menangis,’aku menyesal mengenalmu. Aku menyesal mencintaimu. Kau tidak mengerti cinta sejati. Kau hanya berteori tentang cinta sejati. Kau sangat jahat! Jangan ganggu aku lagi! Pergi dari rumahku! Jangan pernah masuk lagi rumah ini!”
Mungkin baik bila kau menggali latar belakang sikapnya terhadapmu!
Perbedaan persepsi menjadi penyebab konflik hubungan. Prioritas Jun adalah pelayanan di kelompok teritorial, kelompok kategorial, paroki dan kegiatan-kegiatan sosial. Sedangkan prioritas saya adalah pengembangan diri dan keluarga. Total waktu Jun terlibat di gereja adalah 14 jam, sedangkan waktu untuk keluarga 1 jam dalam sehari. Total waktuku untuk keluarga 14 jam, sedangkan waktu untuk kegiatan di gereja 1 jam dalam sehari.
Skala prioritas menentukan alokasi waktu, tenaga dan dana. Bilamana kalian saling melengkapi, maka kalian menjadi lebih sempurna. Seringkali yang terjadi adalah kita memaksa agar prioritas orang lain adalah sama dengan prioritas kita.
“Tepat sekali! Saya sering memaksa Jun untuk membalik skala prioritas dari pelayanan di gereja bergeser ke keluarga. Maka saya menyarankan agar dia mengurangi ratusan kegiatan di gereja. Bila ratusan kegiatan tersebut berkurang, maka dia bisa fokus ke keluarga dan kekasihnya. Namun dia tetap ngotot dengan persepsinya, dan saya ngotot dengan persepsi saya. Sikap saling ngotot tersebut memicu konflik. Hubungan menjadi retak.”
Jun mengusir saya dari rumahnya sambil menangis. Saya meninggalkan Jun sambil menangis. Karena saya mencintai dia, maka saya memegang pesannya untuk tidak memasuki rumahnya. Walaupun demikian sampai detik ini saya masih mencintai Jun. Besok saya juga masih mencintainya. 100 tahun kedepan saya tetap mencintainya. Tidak ada satu wanita pun mampu memasuki hati ini, kecuali Jun.
Cinta sering mempermainkan manusia. Bilamana cintamu terhadap Jun bertahan sampai akhir hayatmu, berarti cintamu terhadap Jun adalah cinta sejati. Waktu dan perilaku akan membuktikan tekatmu. Namun demikian baik bilamana kau mau introspeksi diri dalam berelasi dengan Jun atau orang lain, yakni fleksible terhadap persepsi orang dan tidak ngotot memaksakan persepsi kita terhadap orang lain.
Saya telah melukai perasaan nya, pastor. Mohon berkat agar Jun bahagia.
Hati tulus akan memancar kealam. Udara, air, api, langit, tanah, tumbuh-tumbuhan akan menghantarkan rasa rindumu kepadanya. Tuhan memberkatimu.
Perilaku, pandangan hidup, prioritas, latar belakang, budaya boleh berbeda, tapi anehnya cinta tdk mengenal perbedaan. Bisa saja cinta kita ‘nyasar’. Bagus kalau bisa bersatu. Jika bermacam rintangan menghalangi, biarkan cinta hidup hanya di hati. To love someone is a gift.
Perilaku, pandangan hidup, prioritas, latar belakang, budaya boleh berbeda, tapi anehnya cinta tdk mengenal perbedaan. Bisa saja cinta kita ‘nyasar’. Bagus kalau bisa bersatu. Jika bermacam rintangan menghalangi, biarkan cinta hidup hanya di hati. To love someone is a gift.
Dalam suatu hubungan perbedaan seharusnya tidak menimbulkan konflik justru seharusnya perbedaan disini dipergunakan untuk saling melengkapi kekurangan sehingga saling mendukung satu dengan yang lain dan kita bisa saling menghargai dan menghormati, menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangan. Cinta yang memaksakan kehendak agar pasangan sama dengan kita adalah cinta yang egois, ingin memiliki sepenuhnya pasangan. Aku rasa cinta abadi hanya milik Tuhan terhadap manusia, tulus, penuh toleransi, apapun yang kita perbuat bahkan yang menyakitkan Tuhan sekalipun Tuhan tetap mencintai kita mampukah kita mencintai pasangan kita seperti Tuhan mencintai kita????
Dalam suatu hubungan perbedaan seharusnya tidak menimbulkan konflik justru seharusnya perbedaan disini dipergunakan untuk saling melengkapi kekurangan sehingga saling mendukung satu dengan yang lain dan kita bisa saling menghargai dan menghormati, menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangan. Cinta yang memaksakan kehendak agar pasangan sama dengan kita adalah cinta yang egois, ingin memiliki sepenuhnya pasangan. Aku rasa cinta abadi hanya milik Tuhan terhadap manusia, tulus, penuh toleransi, apapun yang kita perbuat bahkan yang menyakitkan Tuhan sekalipun Tuhan tetap mencintai kita mampukah kita mencintai pasangan kita seperti Tuhan mencintai kita????
Makna cinta begitu luas, hampir seperti Tuhan dengan keluasan dan segala misteriNya. Yang terjadi antara mereka adalah karena terkadang, kita, manusia, melihat sedikit & mengerti lebih sedikit lagi dan banyak kali benar-benar tidak mengerti mengenai hal misterius yang kita namakan, cinta. Yang diperlukan adalah mendengar dengan hati, berpikir dengan hati & melihat dengan hati.
Makna cinta begitu luas, hampir seperti Tuhan dengan keluasan dan segala misteriNya. Yang terjadi antara mereka adalah karena terkadang, kita, manusia, melihat sedikit & mengerti lebih sedikit lagi dan banyak kali benar-benar tidak mengerti mengenai hal misterius yang kita namakan, cinta. Yang diperlukan adalah mendengar dengan hati, berpikir dengan hati & melihat dengan hati.