Berkatilah Kami ya Tuhan

Wisma Keuskupan, Jalan Batu Kadera XXI N0 545 A Pangkalpinang 33147, 18 Oktober 2008

 

Pastor, saya tidak bisa tidur berhari-hari. Mohon doa.

 

Mari kita berdoa bersama.

 

Hening …

 

Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Letakkan beban pikiran, perasaan, rasa sakit mu kepada Tuhan.

 

Hening …

 

Terdengar isakan tangis …

 

Bersama dengan aliran air mata seluruh kepedihan mengalir ke telapak tangan Yesus. Diri menjadi ringan. Tubuh enteng. Kepala perasaan plong. Kepala melayang. Mata berat.

 

Isakan tangis semakin kencang.

 

Bagus sekali kau menemukan Kasih Allah di dalam diri. Kasih Allah menyentuh. Membuat hati terharu. Dia melegakan. Dia menyembuhkan. Dia memulihkan.

 

Iya pastor …

 

“Berkatilah kami ya Tuhan bila kami berjaga. Lindungilah kami bila kami tidur. Semoga kami berjaga bersama Kristus dan beristirahat dalam damai. Sekarang Tuhan perkenankanlah hambaMu berpulang, dalam damai sejahtera menurut sabdaMu. Sebab aku telah melihat keselamatanMu, yang Kau sediakan di hadapan segala bangsa. Cahaya menerangi para bangsa, dan kemuliaan bagaiMu Israel. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang serta selalu dan sepanjang segala abad amin.”

 

Isakan tangis mereka. Amen .

 

Tuhan membimbimbing, melindungi, dan memberkatimu dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amen.

 

Tubuhmu ringan. Firman Tuhan menguatkan hatimu, membuat tabah menghadapi peristiwa hidup. Dia menggendongmu sepanjang perjalananmu dan membuat langkahmu menjadi ringan.

 

Terimakasih pastor. Hati damai sekali. Seluruh tubuh menjadi ringan. Terdapat sukacita berlimpah.

 

Terapy selesai.

Sirkuit Sentul

 

Wisma keuskupan, 24 Oktober 2008

 

Kami baru saja membeli durian. Kami membawa ke keuskupan. Durian ini ditaruh dimana pastor?

 

Letakkan di dapur dan ruang rekreasi para pastor. terimakasih.

 

2 hari yang lalu engkau kemana, Ricardona?

 

Saya mengunjungi pacar di Jakarta.

 

Apa yang paling menarik bagimu selama di Jakarta? Di atas meja ada kertas dan bolpoint. Kau bisa melukiskannya dengan bercerita atau menggambar.

 

Saya menulis cerita. …

 

Ricardo memegang bolpoin dan kertas HVS kosong.

 

Tidak jadi. Saya mau menggambar.

 

Silahkan! Ricardona mulai mengggambar.

 

Ini pastor!

 

Gambar apa itu?

 

Sirkuit sentul.

 

Apakah kau hoby balap motor?

 

Ya sejak kecil

 

Jam berapa kau berada di sana?

 

Jam 1

 

Berapa lama perjalanan dari rumah ke sirkuit?

 

½ jam

 

Bersama dengan siapakah engkau pergi kesana?

 

Kami ber-2 berangkat dari rumah ke sirkuit sentol

 

Ada acara apakah sehingga engkau datang ke sirkuit sentol?

Saya melihat seorang anak berumur 12 tahun bersama dengan orang tuanya. Dia sangat lincah mendendarai motor kecil atau motor besar. Padahal tubuhnya kecil dan pendek. Dia setinggi motor besar. Dia lincah sekali membawanya. Di atas motor dia bisa terbang dengan luwes.

 

Dia kecil bisa menguasai motor besar. Kau masih muda, tetapi kau bisa menjadi pengusaha besar.

 

Yang sangat menarik bagi saya yakni mama mengaduk oli motor. Papa memperbaiki motor balap. Kedua orang tua sangat mendukung hoby anak. Kedua orang tuanya tampak sayang terhadap anaknya.

 

Kasih orang tua terhadap anak membuat anak berkembang. Amarah orang tua terhadap anak seringkali justru menghambat perkembangan anak.

 

Papa anak itu sewaktu masih muda mempunyai hoby balap motor. Karena dia miskin, maka dia tidak bisa membeli motor. Hoby papanya disalurkan ke anaknya. Sekarang papanya mempunyai uang, maka dia mendukung anaknya. Bahkan anaknya sekarang bisa mendapat uang dari balap motor. Dia pernah juara ke 3 balap motor.

 

Luarbiasa anak kecil itu. Anak dan papa mempunyai hoby serupa. Apakah ayahmu juga hoby balap motor?

 

Sejak kecil sering saya mengajak ricardona menonton balap motor. Saya tidak menyangka bahwa kebiasaan tersebut membuat dia menjadi hoby balap motor.

 

Anak kecil itu didukung oleh kedua orang tuanya secara penuh? Apakah ada timbul rasa iri di hatimu bahwa sewaktu kecil orang tuamu tidak mendukung hobymu?

 

Bapak Ricardo menjawab, saya memang melarangnya untuk mengembangkan hobynya. Kami sebagai orang tua melarangnya mengembangkan hoby balap motor. Itu beresiko tinggi untuk keselamatan jiwanya. Tidak menjanjikan masa depan. Kami mengharapkan agar dia menjadi seorang pungusaha seperti kami. Maka sewaktu kecil kami sering memukuli dia.

 

Apakah usaha kalian sekarang?

 

Isteri masih membuka toko baju, sedangkan saya membuka show room motor. Nama nya adalah Riwayatmu Kini 21.

 

Ricardona, berapakah jumlah durian yang kalian bawa ke keuskupan  tadi?

 

Jumlah total 21 buah

 

Umur 21 kami mau menikah pastor.

 

Ujung nomer hand phone mu berapa?

 

Ujung 2 pastor. hp saya adalah 081977799732

 

Ujung plat nomer mobil yang engkau pakai sekarang berapa?

 

Juga 2 pastor …

 

Anda berulangkali menyebut angka ½, 1 dan 2. Umur 2 tahun sampai 12 tahun terjadi apa pada Ricardo? Tertangkap kesan bahwa dia kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya?  Seringkali orang yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan sering dihajar, dia bisa bersikap seperti itu terhadap anak atau orang lain.

 

Kami mengakui bahwa kami jarang di rumah, dia sering bersama dengan neneknya. Saya sering berjudi dan sepanjang hari kami berdagang pakaian di pasar pembangunan Pangkalpinang Bangka. Mama Ricardona sering memukul dia, dia sangat bandel. Dia kenyang dengan pukulan sejak kecil.

 

Emosi masih labil pastor. Saya sering berkelahi ketika di SMP dan SMU. Sering saya memarahi anak buah dan sulit memaafkan.

 

Coba petiklah hikmat di saat kau berumur 2 tahun dan 12 tahun. Dimana orang tuamu sering menghajar dan melarangmu mengembangkan hobymu.

 

Sekarang saya merasa ngeri melihat sepak terjang ketika saya ngebut. Mengapa dulu saya begitu berani mengendari motor dalam kecepatan tinggi? Sekarang saya bisa memahami bahwa balap motor mempunyai resiko sangat tinggi. Bahkan hoby balap motor bisa membahayakan keselamatan.

 

Bagus sekali kau menemukan makna dibalik pelarangan orang tua terhadap hobymu. Rekonsiliasi terhadap masa lalu dan orang tua, membuatmu lebih damai.

 

Saya tetap masih hoby balap motor. Tetapi tidak segila dulu. Sekarang saya berfikir menjadi pengusaha seperti ayah. Saya mau menjadi kaya.

 

Setelah menikah kau semoga menjadi lebih dewasa dan matang. Kau bisa mempertimbangkan jalan yang terbaik untuk keluarga. apakah kau tetap mau menjadi pembalap atau pengusaha, semua keputusan berada di tanganmu. Kau mau tampil beda dari kedua orang tuamu, semua ada di tanganmu. Kau sudah dewasa. Gunakan pikiranmu untuk pengambilan keputusanmu.

 

Papa mengakui salah. Sejak kau kecil , papa jarang menggendongmu. Karena kesibukanku, kau menjadi kurang kasih sayang dari kami. Maafkan papa dan mama. Dia memeluk Ricardona dan menepuk bahunya.

 

Mohon doa agar saya bisa mandiri dan pernikahan tahun depan berjalan dengan lancar.

 

Pergilah! Tuhan memberkati dan menyertai kalian!

 

 

 

Maukah Memungut Miselinea

 

Wisma keuskupan, 24 Oktober 2008

 

 

Dia males!

 

Saya tidak sanggup mengurus miselina. Pastor mau merawatnya?

 

Heran , anak bisa bandel sekali.

 

Saya mau memasukkan dia ke sekolah luar biasa

 

Saya tidak setuju usul isteri, dia normal

 

Dia lebih memilih maen daripada belajar

 

Dia anak durhaka

 

Kurang ajar! Di sekolah dia tidak mau menulis. Nilai raport  rata rata 4

 

Psikiater bisa mengobati orang sakit jiwa? Jutaan beaya berobat ke rumah sakit jiwa?

 

Biarpun nilai raport, kemarahan saya dipendam. Biarpun kasur diguyur dengan bak air kamar mandi, saya tahan amarah. Biarpun dia cerewet, saya mengendalikan amarah. Gara-gara menahan emosi, pernah saya stroke ringan. Saya tidak sanggup.

 

Saya hanya belajar sampai kelas II SD. Apakah ayah bodoh, anak juga bodoh?

 

Apakah di bangka ada pantiasuhan? Atau orang yang mau menampung anak? Saya tidak mau mengurus dia!

 

Semua percakapan ayah dengan ibu di depan Miselina. Kepala hanya manggut-manggut. Sekali waktu hanya mengatakan oh .. setelah mereka menyumpah serapah Miselina, saya masuk kamar untuk mengambil kertas HVS, spidol dan bolpoint. Puluhan kertas HVS dan bolpoin diletakkan di atas meja.

Saya memegang spidol. Saya mulailah mencoret-coret kertas. Gambar bintang, lingkaran, salib, segi empat, segitiga, gunung, dan lain-lain.

 

Miselinea mengambil bolpoin hitam. Pertama-tama dia melihat gambar bintang, segitiga, lingkaran, persegi panjang milik pastor. Setelah dia bisa meniru gambar orang, dia mulai menggambar sendiri. Dia menggambar gunung. Di antara dua gunung terdapat mata hari. Di atas gunung dan mata hari tampak bulatan-bulatan dan seperti angka  3.

 

Sekarang giliran saya mencontek gambar misela. Sambil melukis saya menyanyikan lagu anak-anak, naik-naik ke puncak gunung. Tinggi-tinggi sekali. Kiri kanan kulihat saja. Banyak pohon cemara. Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara.

 

Sambil menunjuk angka 3 saya bertanya kepada Miseli,Ini apa?

 

Ini burung. Ini awan. Ini mata hari. Ini gunung. Ini sawah. Dia jelaskan gambar miliknya. Suasana mulai cair. Dia mulai dekat dengan pastor.

 

Burung melambangkan kebebasan. Dia ingin terbang jauh. Apakah anak kalian senang bermain? Atau dia merasa tertekan sehingga dia merasa terbelenggu oleh keadaan di rumah.

 

Ya, dia senang keluyuran. Dia lebih senang bermain daripada belajar. Setiap kali saya memberi tawaran antara belajar atau bermain, dia selalu memilih bermain. Saya menghargai keputusannya. Tapi kalau saya mengikuti keputusannya terus, maka saya bisa stress. Dia akhirnya tidak mau belajar. Apakah di pangkalpinang ada panti asuhan yang bisa menampung anak saya? Saya tidak sanggup mengurusnya.

 

Dia mengambil kertas HVS kosong. Dia mulai menggambar bunga mawar dengan 4 duri, 2 daun dan 7 lingkaran.

 

Berapakah umur Miseli?

 

7 tahun.

 

Berapakah anakmu?

 

2

 

Jadi serumah terdapat 4 orang?

 

Ya

 

Gambar apa itu?

 

Bunga mawar.

 

Mungkin sebagai wanita dia ingin dianggap cantik, tetapi Miseli merasa jelek. Setiap hari dia dimaki sebagai anak durhaka, anak nakal, anak bodoh, anak terbelakang. Kutukan orang tua lebih tajam daripada duri-duri bunga mawar. Dia melukai anak.

 

Gambar apa itu? Di samping bunga mawar, dia melukis lagi.

 

Rumah.

 

Dia menceritakan keadaan di rumah melalui gambar-gambar. Dia mengambil kertas HVS kosong untuk melukis lagi

 

Gambar apa itu?

 

Ayam. Ini mama ayam. Ini papa ayam. Ini 2 anak ayam.

 

Dia menulis ayam di belakang mama ayam atau di atas papa ayam. Jarak 2 anak ayam itu berjauhan. Dia merasa jauh dari mama dan papa. Dia merasa bahwa di rumah dirinya jauh dari orang tuanya. Berdasarkan gambar itu dia merasa bahwa adiknya lebih dekat dengan mama daripada dengan dirinya.

 

Gambar apa ini?

 

Kapal

 

Kapal itu mempunyai bendera dan 3 lobang. Tampak bendera berkibar di kapal. 2 penumpang berdiri di samping bendera. Di bawah kapal terdapat 2 ikan. Ikan tersebut jauh dari 2 orang di atas kapal.

 

Dia melukis dan melukis. Dia menulis dan menulis. Dia diberi kebebasan melukis dan menulis.

 

Saya sangat sayang kucing. Ini gambar kucing.

 

Apakah kalian galak terhadap anak, sehingga anak mengidentikkan dirinya dengan kucing. Kucing suka dimanja oleh tuannya, dia merindukan belaian dari tuannya (orang tuanya). Apakah kalian bisa memenuhi kerinduan anak?

 

Memang saya galak terhadap dia. Berulangkali dia kuhajar! Coba bayangkan pastor, kasur di kamar diguyur dengan air bak. Buku sekolah dirobek-robek (dicakar-cakar) seperti kucing. Kelewatan deh anak ini!

 

Dia melukiskan situasi dirinya, rumahnya, lingkungannya dengan gambar-gambar. Dia memberi keterangan di bawah beberapa gambar. Dia sangat cerdas melukiskan situasi rumah tangganya dengan gambar-gambar. Cerita bergambar ini menunjukkan bahwa Miseli adalah anak cerdas. Di depan orang tuanya dia sudah mematahkan semua tuduhan terhadapnya bahwa dirinya bodoh. Bahkan dia melukiskan kegarangan orang tua selama ini dan dampaknya terhadap kehidupannya. lukisan terakhir tampak hatinya tersenyum setelah saya memberi nilai masing-masing gambar nilai 10.

 

 

Dia sangat cerdas. Berilah dia teladan, bukan hanya memerintah tetapi kita tidak membuat yang kita perintahkan. Anda memerintahkan agar anak diam di rumah, tetapi kalian keluyuran dari pagi hingga malam hari. Anda sarankan Misel belajar, anda sibuk mencari uang. Anda memerintahkan Misel baik, tetapi anda menyakiti dia terus. Anda mengatakan sayang kepadanya,  tetapi anda mau membuangnya. Anda mengatakan bahwa anda mendidik Misel dengan baik, tetapi ratusan kutukan keluar dari mulut anda. Jadi yang perlu diterapy adalah orang tua. Misel cerdas dan jenius.

 

Nobody’s Child

 

Wisma, 23.12 wib, 20 Oktober 2008

 

Malam berganti pagi, siang berganti malam

Dari hari ke hari, dari waktu ke waktu

Diriku berjalan di sebuah padang rumput yang kosong

Hanya diam, sendiri, termenung menatap wajah sendiri

Kedalam bercak air di dalam wadah yang dalam

 

Sejenak aku duduk terpaku

menatap ruang hampa dunia yang kosong ini

Meski riuh-riuh terdengar di telinga ini

Suara rusuh menggema di otak ini

Getaran yang tak terhenti di tubuhku ini

Hawa panas yang terhinggap di tubuhku ini

 

Suasana sunyi dengan malam yang dingin

Saat aku duduk terpaku di padang rumput ini

Serasa sunyi dengan malam yang dingin

 

Saat aku duduk terpaku di padang rumput ini

Serasa menyejukkan hati

Dan menjernihkan seluruh jiwa dalam tubuhku ini

Meski tak ada yang menemaniku

Tak ada yang berada di sampingku

Saat ini hawa dingin yang menusuk tulangku

Perlahan-lahan telah menghapus hawa panas dalam jiwaku

 

Inginku gapai bintang yang berada tegak di atas kepalaku

Dengan semua isi dunia ini

Mungki dengan seiring waktu yang berjalan

Semua ini dapat kulalui dengan sepenuh hati

Dan getaran-getaran yang menggangguku

Harapku dapat menjadi getaran yang bergetar saat ini saja

Tidak untuk kehidupanku selanjutnya.

 

Apakah kau mempunyai seorang ibu?

 

Aku tidak merasa memiliki siapa-siapa, walau aku mempunyai seorang ibu. Aku merasa hidup sendiri. Hidupku kering dan gersang seperti kaktus. Kaktus tumbuh di tempat kering tetapi tidak pernah kekeringan karena menyimpan air. Duri-durinya sering melukai banyak orang.

 

Kau mempunyai orang tua, tetapi kau tidak merasa memilikinya. Kau tinggal bersama dengannya, tetapi kau merasa hidup sendiri. Kau berada di tengah kota yang ramai, tetapi merasa sepi. Bahkan kau merasa hidupmu kosong seperti kurang kasih sayang. “Diriku berjalan di sebuah padang rumput yang kosong. Hanya diam, sendiri, termenung menatap wajah sendiri.”

 

Iya pastor, aku seperti kecoa. Banyak orang memandangku dengan jijik. Banyak orang meremehkan aku. Banyak orang tidak memperhitungkan keberadaanku. Bahkan keberadaanku mengganggu orang lain sehingga orang-orang menyingkiri. 

Ibu Ling-linglu yang mendampingi menangis mendengar pengakuan anak di sampingnya. “ibu tulus mencintaimu. Teguran ibu terhadapmu adalah bentuk kasih. Tuntutan ibu terhadapmu untuk mendapatkan nilai bagus adalah bentuk kasih. Tawaran mengikuti kursus juga demi masa depanmu agar nilaimu bagus. Tetapi mengapa engkau berkata begitu?

 

Kalian ribut sekali. Aku saja tenang-tenang walaupun hidupku agak hancur sedikit. Tetapi khan masih ada.

 

Nenek, Ainong yang duduk di samping ibu itu berujar,”ibumu mengangkatmu dari lembah kelam. Kau dijadikan anak olehnya. Dia memelihara seperti anak kandungnya sendiri. Dia sayang padamu. Begitukah balasan seorang anak terhadap orang tua?”

 

“Entahlah, aku merasa sendiri. Teman-temanku tidak ada orang yang mau mengambilku. Kondisiku tidak baik dan tidak berguna untuk mereka.” Tisiligrea memotong ibu dan nenek.

 

Cobalah dengarkan Tisiligrea! Perilaku baek seorang ibu dan nenek, ternyata belum tentu diterima baik oleh anak. Anak merasa bahwa ia hidup seorang diri. Pada umumnya anak menjadi seperti apa sangat dipengaruhi oleh pendidikan orang tua. Anak merupakan cermin orang tua.

 

Tisiligrea menunduk. Dia tidak berani menatap ibu dan neneknya.

 

Bagus kau menyadari bahwa kau seperti kaktus dan kecoa. Keduanya mempunyai kesamaan, yakni mampu bertahan dalam situasi sulit. Biarpun orang-orang menghinamu, kau tetap mampu bertahan. Biarpun orang tua sering mengutukimu, kau mampu bertahan. Biarpun banyak orang menyingkirimu, kau mampu bertahan seperti kecoa dan kaktus.

 

Kau merasa bahwa hidupmu mandeg. Ibu sudah mendorong maju agar kau mampu setingkat dengan teman-temanmu dengan memberi les privat, memberi semangat siang dan malam, dll, tetapi kau merasa berjalan di tempat. kau merasa sesak, dan ingin lepas bebas seperti burung elang.“Sejenak aku duduk terpaku, menatap ruang hampa dunia yang kosong ini, meski riuh-riuh terdengar di telinga ini, suara rusuh menggema di otak ini.”

 

Betul pastor,  … saya ingin bebas dari belenggu yang menyesakkan. saya ingin terbang tinggi ke atas awan.

 

Kau sudah berjuang dengan segenap jiwa raga. Ibu sudah berjuang dengan aneka cara. Hasil yang engkau dapatkan belum sesuai dengan harapan ibu. Semakin ibu memaksamu mencapai target padahal kau tak mampu mencapai target, membuatmu semakin tertekan. Bahkan emosimu menjadi labil. Kau mudah marah, ibu juga mudah marah. “Getaran yang tak terhenti di tubuhku ini, hawa panas yang terhinggap di tubuhku ini.”

 

Tepat sekali pastor. Aku mau menjadi bintang atau pohon cemara. Aku memiliki ilmu tinggi. Aku mempunyai harta melimpah. Aku mempunyai kedudukan yang tinggi. Aku bisa menyinari banyak orang.

 

Kau sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencapai keinginan menjadi bintang. Keinginan menjadi bintang adalah keinginan luhur dan tinggi. Namun dalam puisimu terkesan bahwa kau merasa iri melihat teman sebaya yang kaya dan pandai. Sehingga kau mau mengalahkan mereka. Usaha mengalahkan mereka sering tak mampu menjadi kenyataan, sehingga tinggal harapan. Ketidakmampuanmu menggapai keinginan tinggi sering membuat tertekan. “Inginku gapai bintang yang berada tegak di atas kepalaku, dengan semua isi dunia ini.”

 

Iya pastor.  

Luarbiasa kau sudah menggantungkan cita-citamu setinggi bintang. Suatu saat nanti kau mampu menjadi bintang. Namun demikian kau harus mengukur kemampuan diri dan hindari sikap membanding-bandingkan diri kita dengan orang yang kaya dan jenius. Kita belajar menerima diri kita dengan segala keterbatasan dan sedikit kemampuan yang kita miliki.

 

“Maafkan ibu.” Ling-linglu berujar lirih sambil mengusap air yang membasahi pipi.

 

Walaupun demikian kau sudah menemukan obat penawar luka. Kau mempunyai keyakinan bahwa kau mampu mengatasi segala persolanmu dan menggapai bintang dengan mengada sesuai dengan dirimu saat ini. “Semua ini dapat kulalui dengan sepenuh hati. Dan getaran-getaran yang menggangguku. Harapku dapat menjadi getaran yang bergetar saat ini saja.”

 

Terimakasih pastor.

 

Selama ini mungkin anda pernah melukai perasaan orang tua, teman-teman dan Tuhan. Silahkan anda menuliskan doa pribadi di secarik kertas.

 

“Terimakasih ya Bapa, terimakasih atas apa yang Kau lakukan terhadapku. Terimakasih atas berkat yang telah kau berikan kepadaku selama ini. Kini aku berada di hadapanMu. Kini aku berbicara di dalam diriMu. Selama ini aku telah mengecewakan orang-orang di sekitarku. Selama ini aku tak bisa memberikan yang terbaik terhadap orang-orang yang kusayangi.

 

Ya Bapa, aku mohon ampun terhadap apa yang kulakukan terhadap orang-orang disekitarku. Aku mohon berkat dan petunjuk dari terang Roh kudus atas apa yang terjadi padaku. Aku juga mohon berkat dan pengampunan terhadap orang-orang di sekitarku.

 

Kami tidaklah sempurna seperti diriMu ya Bapa. Entah sampai kapan kami memohon ampun padaMu. Kesalahan yang aku dan orang-orang disekitarku serasa tak terhitung jumlahnya. Kami hanya seorang manusia biasa ya bapa. Aku mohon pengampunan terhadap diriku dan orang-orang disekitarku. Kami serahkan hidup kami seluruhnya kedalam tanganMu. Kami mohon petunjuk dariMu untuk hari-hari kami selanjutnya.”

 

Kesadaran persatuan kita dengan Allah membuat kita tabah dan kuat. Bimbingan roh Allah membimbing meniti jalan lurus menuju puncak cita-cita. Hal tersebut merupakan modal anda menuju sukses. Menyalahkan diri sendiri, orang-orang di sekilingmu, marah dengan diri sendiri dan Tuhan semakin melemahkan perjuanganmu menggapai bintang di langit.

 

Iya pastor.

 

Kau adalah seorang wanita. Suatu saat kau menjadi seorang ibu. Pastor minta anda bergantian tempat duduk dengan ibumu. Duduklah di posisi dia. Menjadilah dia! Temukan sebanyak mungkin kebaikan yang ada pada ibumu.

 

Mereka berdua berganti kursi.

 

Masukilah kehidupan ibumu dan menjadilah seperti dia. Kalau anda sudah mengalami menjadi seorang ibu. Berdoalah pribadi kepada Tuhan. Masih beranikah kita menyalahkan dan marah terhadap orang tua kita?

 

Ling-linglu mengangguk-anggukkan kepala. Memang ibu dan kawan-kawan tidak selalu dekat di sampingku, tetapi mereka selalu memperhatikanku. Ibu memilikiku, aku memiliki Ibu. Sekarang aku tidak sendirian lagi donk.

 

Dia melangkah mendekati ibu. “Maafkan anakmu.” Mereka saling peluk dan mengalirkan air dari kedua pasang mata indah. “Aku ingin melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekitarku.”

 

 

 

 

 

 

 

Kehilangan di Puncak

Wisma, 10 Oktober 2008

 

Uang bukan segalanya tetapi manusia memerlukan uang. Pikiran bukan segalanya, tetapi manusia menggunakan pikirannya. Kekuatan fisik bukan segalanya dan utama, tetapi manusia memerlukan fisik (roh tidak berfisik). Perasaan bukanlah segalanya dalam kehidupan, tetapi manusia tetap menggunakan perasaan. Keyakinan bukanlah segalanya, namun demikian keyakinan adalah perlu di dalam kehidupan. Iman adalah utama dalam segala hal, tetapi tidak berarti semua hal menjadi tidak perlu untuk hidup. 

 

Ya, saya perlu meyakinkan diri saya sendiri, akan saya mulai dari diri saya dulu. dari diri saya, saya merasa memang perlu bagi saya untuk menghasilkan materi, karena tanggung jawab sebagai orang tua dengan 4 anak yang masih kecil. Di samping itu saya tetap mau menyeimbangkan kehidupan saya secara rohani dan komunitas. Karena saya memang membutuhkan itu. Saya akan merasa kering kalau tidak ada yang bisa saya kerjakan untuk Tuhan dan orang lain. Bagaimana cara teraphy.

 

Evaluasilah goal dan keyakinanmu dari masing-masing bidang seperti iman, emosi, intelektual, kesehatan, kontribusi, kerja, rekreasi, keluarga dan lain-lain.

 

Saya akan renungkan sebenarnya apa keyakinan saya. Selama ini saya membiarkan hidup saya mengalir, karena saya anggap apa yang terjadi adalah kehendakNya, biarpun saya bertindak macam2 jika hal tsb bukan kehendak Nya maka tak akan hal itu terjadi.

 

Kerinduan melayani Tuhan merupakan hal penting sebagai orang beriman. Namun demikian tugas utamamu sebagai seorang ibu bagi anak dan isteri juga harus diperhatikan.

 

Mungkin yang saya rasakan ada kaitannya dengan masa lalu. Ibu saya meninggal pada saat kedua orang tua giat mencari uang dan kami akan pindah rumah baru, yang sudah selesai dibangun dan tinggal menunngu hari pindah. Setelah itu ayah saya down, sakit2an dan 4 thn kemudian meninggal. Saya merasa uang itu bukan segalanya. Pada saat kami cukup uang disitu semuanya jadi hilang. Pada saat itu saya tanya pada Tuhan kenapa harus ibu dan ayah saya yang Tuhan ambil? Mengapa bukannya nenek2 saya yang sudah tua ?? Tetapi dari situ juga saya mengerti bahwa Tuhan selalu menjaga kami.

 

Terbersit keyakinanmu dalam tulisanmu,“Saya merasa uang itu bukan segalanya, pada saat kami cukup uan disitu semuanya jadi hilang.” Sedangkan suamimu menghendakimu untuk mencari kekayaan sebanyak mungkin dengan mengelola perusahaan secara professional. Dua keyakinan isteri dengan suami menjadi pemicu konflik internal keluarga.

 

Memang, dan saya ingin merubah diri dan keyakinan saya, agar hidup saya bisa lebih berarti. Kepasrahan pada kehendak dan kasih Tuhan yang membentuk kita, keyakinan diri, bahwa manusia diciptakan paling sempurna, lurus pada tujuan. Keyakinan memang menyembuhkan. Saya sudah mengalaminya 5 thn yll. Pada saat ada persoalan dengan suami, dan pada saat itu tanpa direncana saya hamil anak ke 4. Teman menyarankan pengguguran melihat situasi saya saat itu. Saya tetap yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan kandungan saya. Saya berdoa tiap hari untuk bayi yang saya kandung. Saya tidak mau menggugurkannya. Saya takut akan dosa terhadap anak yang saya kandung. Saya pasrahkan semua pada Tuhan. Saya pikir kalau Yesus aja Tuhan bisa dikhianati muridnya, apalah artinya saya hanya seorang manusia. Yang terpenting masih ada Yesus yang mengasihi saya.

 

Tidak ada yang buruk dalam goal keuangan. Cermatilah tulisanmu ini,”ibu saya meninggal pada saat kedua orang tua giat mencari uang. Saya merasa uang itu bukan segalanya, pada saat kami cukup uan disitu semuanya jadi hilang. Sedangkan menurut penjelasanmu melalui telepon suamimu jelas menghendaki agar kau berjuang dengan gigih mencari uang, sehingga omset perusahaan mencapai Milyaran”

 

Hal itu membentuk saya sehingga saya tidak mau mempunyai goal keuangan? Apakah saya selama ini mengikuti alur hidup, juga merupakan suatu pelarian? Atau sikap malas syang harus saya atasi?

 

Kalau ini tidak dirubah maka relasi dengan suami tetap. Uang adalah penting, tetapi uang bukan segalanya. Menjadi persoalan kalau orang memandang bahwa orang beruang sukar masuk kerajaan Allah, uang adalah kejahatan.

 

Memang betul, orang mati juga tidak bawa uang. Saya selalu ingat kata-kata filsafat, ada berasal dari tiada. Semua yang ada akan tiada.

 

Sekarang kita ada. pada saat orang ada, maka harus mengada dengan sempurna. Bukan asal mengada. Selagi manusia masih ada, tentu masih memerlukan adaan adaan lain. Justru paulus mengajar kepada kita. Mati dan hidup kita tetap ada, tetap hidup. Yang tiada itu hanya tubuh jasmani yang selalu berubah. Bukan tiada tapi berubah, dari tanah kembali ke tanah, dari roh kembali ke roh. Kau bisa menentukan pilihanmu. Semua ada di tangamu, bukan orang lain. Yang berhak atas dirimu adalah kau sendiri. Nah, kau yang ada, evaluasilah skala prioritasmu?

 

Romo, saya renungkan saya cari keinginan dalam diri saya yakni 1) Anak-anak dan suami, mendampingi perkembangan anak-anak. Tiga anak masih kecil dan perlu bimbingan, terutama anak kedua. Saya melihat rasa kurang percaya diri dalam dirinya. Belum tumbuh semangat belajar dan lebih suka menghabiskan waktu didepan tv atau game. Saya ingin supaya keluarga kami bisa menjadi keluarga kudus. Banyak ganjalan dan sandungan, tetapi saya berdoa semoga Tuhan memampukan kami. Memang ada pertentangan-pertentangan antara saya dan suami. Dia mau uang sebanyaknya, sedangkan saya secukupnya. Saya mau keluarga kudus dia sebaliknya. Dia mempunyai banyak impian, sedangkan saya tidak.  Saya harap sih perbedaan-perbedaan ini bisa saling melengkapi.

 

2) kemandirian keuangan, saya tidak mau selalu direndahkan karena saya belum bisa mencukupi kebutuhan hidup saya dan anak-anak. 3) Saya ingin membantu adik bungsu saya dan adik bungsu suami, dalam hal kehiddupan mereka. 4) Saya mau menyediakan waktu untuk teman-teman yang memerlukan saya, baik waktu saya, pikiran saya, atau mereka membutuhkan bantuan apa yang bisa saya berikan.

 

Saya meringkas skala prioritasmu di atas sebagai berikut 1) keluarga. 2) Tuhan. 3) kontribusi.

 

Ya, kenapa saya menomor duakan Tuhan ya mo? Dikatakan dalam kitab suci kita harus menomor satukan Tuhan, salahkah aku ?

 

Coba berapa jam dari masing-masing?

 

Keluarga 11 jam + kerja 7 jam + kesehatan (mandi, olah raga, tidur, dll) 6 jam + doa 1 jam.

 

Berarti jumlah total jam adalah 25 jam. Seluruh umat manusia mempunyai 24 jam/hari, sedangkan kau 25 jam/ hari. Melihat jumlah masing-masing kegiatan maka prioritas utama dalam hidup adalah keluarga bukan Tuhan. Yang kedua dalam hidupmu adalah kerja (uang) bukan tuhan. Yang ketiga dalam hidupmu adalah kesehatan bukan tuhan. Yang keempat adalah Tuhan. Jadi betul kata suamimu dong, prioritas utama adalah kerja bukan Tuhan.

 

Ya, saya mengkhususkan diri dalam doa hanya pagi dan malam, selebihnya saya hanya bercakap dalam hati pada Tuhan. Hidup yang sudah saya pilih adalah berkeluarga. Saya mau bertanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Ada kerinduan untuk lebih dekat dengan Tuhan, walaupun masih ada pertentangan. Kalau pemikiran saya yang akan saya buktikan pada suami adalah dengan saya masih bisa aktif di lingkungan dan ikut koor. Tapi saya juga bisa mendapatkan uang. Saya masih bisa mengurus anak. Karena pendapat suami adalah dengan saya aktif lingkungan, koor, ke gereja selain hari minggu, hal itu adalah pelarian saya, egoisme saya, tidak memperhatikan suami dan anak-anak.

 

Apa yang harus saya lakukan untuk menghadapi pertentangan. Saya mengantar teman sakit berobat, ada pertentangan, saya menemani tante-tante kesepian ngobrol ada pertentangan. Saya mendengarkan keluh kesah teman yang sakit, ada pertentangan. Saya kadang merasa capai, supaya tidak ada pertentangan kadang saya bohong, ke customer padahal saya menemani teman berobat ke seorang romo.

 

Mo, untuk pelayanan waktu dan tenaga saya masih banyak dibutuhkan keluarga. Uangpun saya belum mandiri. Sebagian besar adalah hasil suami, bukan hasil saya. Mo, memang saya fokus pertama adalah keluarga, tetapi masih ada beban-beban yang kadang saya tidak tahu harus bagaimana merubahnya. Adik bungsu, dia belum mandiri. Dia sudah mulai usaha joint dengan saya, tetapi sifat dia kebalikan suami saya. Suami sangat giat cari uang, dia tidak. Jadi kurang maksimal dan seringkali masalah komunikasi, dan target yang mau dicapai. Saya di tengah pertentangan antara suami dengan adik. Setiap kali saya yang kena. Bagaimana mengatasi pertentangan?

 

Datanglah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku memberi kelegaan kepadamu. Dia merengkuh pertentangan dengan kasih, orang yang baik dan yang jahat, orang miskin dan kaya, hitam dan putih, tinggi dan pendek, wanita dan lelaki, dan seterusnya. Mengolah kerohanian perlu, bekerja juga perlu. Mengurus keluarga perlu, melayani orang menderita juga perlu. Yang satu mengandaikan yang lain, bukan meniadakan yang lain.

 

Saya membaca kisah-kisah di blog banyak pelajaran yang bisa diambil. Semua adalah kembali kepada asal Kasih yaitu Yesus.

 

Saya merasa bahwa pasangan saya kurang setia terhadap janji perkawinan. Namun demikian saya tidak memojokkan dia. Peristiwa tersebut mengajak saya untuk melihat diri bahwa selama ini saya kurang memperhatikan suami. Dari semua pengalaman itu saya selalu berdoa agar Tuhan memampukan saya menjadi anak yang baik untuk Tuhan, memampukan saya menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga saya. Saya berusaha untuk mendukung suami. Saya cenderung menomor duakan keinginan saya.

 

Kesetiaan, pengorbanan, keiklhasan dan kasih merupakan modal utama relasi suami isteri agar pasangan langgeng dan bahagia. Yang utama dan terutama dari semua itu adalah kasih. Sebaliknya bila relasi suami isteri dilandasi dengan nafsu manusiawi, maka relasi mudah retak dan pecah. Sebaliknya relasi pasti langgeng kalau dilandasi dengan kasih Allah.

 

Saya membaca mutiara hati beberapa kali. Awal kalimat sampai pertengahan membuat saya merasa seperti disayat dan menitik air mata. “Aku memiliki keterbatasan sebagai seseorang yang butuh disayangi, semua itu tambah berkurang ketika aku dicampakkan, dibuang, dikhianati oleh seorang yang katanya saleh. Dengan kosongnya hati akan cinta dan kerinduan diperlakukan penuh kasih sayang, aku menjadi hampa. Ketika hati hampa, jiwa merana, pikiran kacau aku dipulihkan dengan memberi perhatian, memberi cinta, memberi sayang, memberi makna…. “

 

Pengalaman hidup orang banyak mengajar kepada kita. Apakah kita harus menduduki posisi mereka sehingga kita baru percaya, atau kita belajar bagaimana kita berusaha menghindari posisi mereka. Kalau kita memang senasib seperti dalam kisah itu, maka kita bisa berguru atas sikap hidup.

 

Dalam salah satu kotbah seorang romo mengatakan tentang penyeselan, ada penyesalan 1 jam, 1 hari, 1 bulan, 1 thn, seumur hidup. Karena tidak bijaksana saya dalam bertindak, berkata, berbuat, dan hal tersbut menyebabkan kekecewaan, kemarahan bagi orang lain dan saya tidak tahu sampai kapan penyesalan harus berakhir. Kalau saya potong rambut terlalu pendek penyesalan saya maksimal 1 bulan karena dia sudah akan panjang lagi. Saya tidak menangis hanya menitikkan air mata. Untuk penyesalan dan rasa syukur  karena dengan kesalahan dan penyesalan ini, saya bisa lebih lama berdiam dalam doa. Pada awal pastor tanya berapa jam saya berdoa dalam sehari, 1 jam. Sekarang saya bisa lebih. Terima kasih pastor. Saya akan merubah penyesalan dengan hal-hal yang positif, dan sepert pastor tuliskan di “kedalaman hati”, disitu saya akan mencari dan berpedoman kepada hati nurani saya, terima kasih pastor.

 

Bagus sekali. Yap itu kunci hati untuk merengkuh yang bertentangan. Kasih Allah menjadi dasar dalam menyikapi segala persoalan hidup. Rajinlah berguru kepada Yesus dengan rajin membaca firman Tuhan.

 

Terima kasih pastor, saya akan selalu berusaha untuk kembali ke hati, biarpun prakteknya tidak mudah, selamat bertugas, selamat berkarya mutiara hati Tuhan…

 

 

Boneka Cantik dari Bandung

Wisma Keuskupan, 9 Oktober 2008

 

Mengapa bayangan orang justru muncul di saat aku berdoa? Bayangan itu menyita pikiran dan hati. Hati dan pikiranku ingin menyelami hati dan pikiran orang. Orang yang sering muncul di dalam doaku adalah mantan pacarku. Peristiwa bersejarah dalam hidupku ketika dia memutuskan hubunganku melalui telepon di bulan Agustus. Dia berkata,”Kau tidak mungkin menikah denganku. Karena adik, dan ibunya meminta untuk menekuni panggilan hidup.”

 

Aku marah dengan sikapnya. Kami bertengkar hebat beberapa menit di telepon. Dia mengakhiri pembicaraan dengan tangisan beberapa menit dan menutup telepon tanpa sepatah katapun. Semenjak itu kami tidak berkontak dengan cara apapun juga. Aku mencoba menghubunginya lewat telepon, tetapi dia membisu. Aku coba memanggil-manggil dalam hati, dia tidak menjawab sepatah katapun. Segala daya dan upaya dicoba, sia-sia. Yang terjadi justru membuat tangan dingin.

 

Aduh perih.

 

Aku bermimpi mengendarai motor. Motor masuk melalui penjaga parkir yang memberikan tiket. Aku berkeliling di dalam mall. Aku panik, takut, resah cemas, badan lemas, tiket hilang. Aku berkeliling mencari tiket, tidak juga ditemukan. Aku lihat di ranjang sepeda motor, juga tidak tampak. Ketika aku lelah, aku masukkan tanganku ke dalam saku celana untuk menopang tanganku. Kuraba kertas tipis. Untung tiket ada di saku.

 

Syukur kepada Allah kecemasanmu mereda.

 

Melihat senyum merekah, tukang parkir berujar lirih, “makanya pelan-pelan mencari. Tiket sudah ada di saku neng sendiri tetapi mengapa tidak terlihat dan tidak tahu? Kau tidak menyadari keberadaan tiket di celanamu sendiri!” Kuserahkan tiket kepada petugas.

 

Lega. Plong.

 

Perjalanan menuju rumah jalanan dipenuhi dengan air bah. Air menggenang di sepanjang jalan setinggi ½ meter. Jalan lengang. 1 mobil berjalan sangat lambat. Aku takut melanjutkan perjalanan. Aku berteduh di gubuk tua. Kulihat di ufuk cakerawala langit kuning keemasan. “Tuhan semoga aku bisa melanjutkan perjalanan, yang tak mungkin kulewati.”

 

Oh, kamu teringat kisah cintamu dengan si dia? Dia memutuskan hubungan melalui telepon. Dia memilih jalan hidupnya sendiri. Saya bisa memaklumi kalau kau merasa sangat kehilangan dia. Kau berusaha mencari-cari dia, tetapi kau tidak juga mendapatkannya. Selama kau berkeliling mencari, kau merasa takut, resah, dan cemas. Pada saat psikis terganggu maka fisik pun menjadi terganggu. Kau sudah melukiskan dalam mimpimu, “Aku berkeliling di dalam mall. Aku panik, takut, resah cemas, badan lemas, tiket hilang. Aku berkeliling mencari tiket, tidak juga ditemukan. Aku lihat di ranjang sepeda motor, juga tidak tampak. Ketika aku lelah, aku masukkan tanganku ke dalam saku celana untuk menopang tanganku. Kuraba kertas tipis. Untung tiket ada di saku.

 

Hidupku pedas. Di dalam diriku sering terjadi pergolakan, antara meluapkan amarah dengan menahan amarah. Ketika amarah itu meluap, sering kehilangan  kendali

 

He he .. tepat sekali. Kau pinter ya. Siapkan hatimu, aku bantu ya! Mungkin membantu meringankan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, kekosongan, kepedihan yang berkecamuk di dalam hidupmu.

 

Aku jadi merasa hatiku kosong. Ada ruang yang sangat luas lebar. Di sisi terdalam seperti ada hembusan angin sepoi-sepoi di kedua tanganku.

 

Yap ..  Allah memberkatimu. Berkat Tuhan masuk ke hatimu, bleng!

 

Perasaan lepas. Gak ada yang menekan. Gak ada yang tersimpan. Apa itu sebenarnya. Jantungku berdegup saling beriringan dengan denyut di sekitar kaki.

 

Silahkan lepaskan komputermu. Berdirilah dan lihatlah sekelilingmu.

 

Aku melihat seorang anak perempuan yang senang memegang hasil karyanya. Sebuah boneka sapi lucu yang dia panggil si gendut dan dia terlihat senang dengan karyanya sambil berjalan pulang. Di ruangan ini aku melihat dan mendengar para guru yang sedang berbincang dan bercanda tawa. Tak ada lagi siapapun kecuali di ruangan ini, ruang guru. Sekolah sudah sepi hanya ada angin yang menyapa menjadi teman membenamkanku dalam dinginnya angin. Angin itu menyapaku sekalipun lembut namun kuat, sejuk, melepaskan dan menusuk hingga masuk ke seluruh organ tubuh. Sampai kini masih kurasakan. Aku berusaha panggil pastor. Yang kurasakan menyeruak ke seluruh bagian tubuh, merinding di bagian belakang kepala dan pundak seperti ada yang masuk ke dalam tubuhku sampai jatuh.

 

Itulah dirimu … Boneka sapi yang dipanggil si gendut adalah dirimu. Tangan Tuhan dilukiskan dengan anak perempuan. Tuhan sedang menggenggam menggenggam dirimu. Dia bangga dengan dirimu.

 

Aku senang melihat dia yang pulang dengan membawa hasil karya. Apalagi hasil karya yang dibuatnya sangat lucu, binatang sapi, warna nya yang hitam putih, ada kain wol hangat yang membalut tubuh sapi. Sapi itu menjadi pusat perhatian anak itu. Dia disayang dan menjadi kebanggaan.

 

Bagus sekali ..

 

Ada gantungan yang melingkar diatas badan sapi itu. Gantungan tali itu dipegang dan dimainkan menjadi teman sepermainan si anak.  lucu sekali, menarik hati. Seakan dia enggan untuk menaruh boneka sapi itu. Dia tidak mau melepas karena dia bangga dan sayang. Dia sangat jatuh hati pada boneka sapi hasil buatannya. Sepanjang berjalan di lorong sekolah kuperhatikan dia hanya terkesima dan asyik dengan bonekanya. Dia gak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Hanya boneka dan dia sebagai pembuat.

 

Luar biasa.. Sekujur tubuh memancarkan aura indah. Menakjubkan sekali. KasihNya menyelimuti dirimu. membuat ringan, bahagia, selamat, lahir dan batin.

 

Setelah kulihat dan kuperhatikan dia dengan seksama, datanglah angin yang lembut menyapaku. Lembut tapi cukup kencang untuk menyapa rambutku hingga beterbangan. Cukup lembut hingga seolah membuat badanku dingin tertusuk hingga seolah melepaskanku. Membuatku ringan dan membuat langkahku kuat, membuat mataku memancarkan energi. Seolah ada sesuatu yang melingkari diriku, ada di depan diantara keduabola mataku, ada sesuatu yang melingkar diatas kepala atau mungkin ubun-ubunku. Ada aliran hangat di kaki kananku kemudian perlahan di kaki kiriku.

 

Dia mengalir ke seluruh penjuru tubuh, pikiran, perasaan dan hatimu. Senyum menghias wajahmu. Semangat mencambuk jiwamu. cahaya rembulan berpindah di duniamu.

 

Ada perasaan bahagia hingga aku ingin tersenyum sangat lebar, hingga gigiku terlihat. Ingin tertawa sekeras mungkin. Perasaan ringan perasaan lepas yang berkemenangan yaitu ada damai sejahtera. Jantungku seolah tertawa riang. Berdegup karena tak sabar menerima sukacita. Ya ada sukacita.

 

Dia bergembira memainkan dirimu. Ikutilah kemanapun tanganNya menuntunmu. Agar kau bisa menyenangkan hati Allah.

 

Sekarang aku teringat boneka sapi itu. Boneka mungil yang menarik perhatianku. Juga si anak perempuan yang asyik dan terlena bermain dengan boneka ciptaannya. Aku juga menyukai boneka sapi itu, terutama wolnya. Warna hitam putih sederhana yang menghias tubuhnya. Lucu sekali.

 

Aku meneteskan air mata pastor. Air mata menetas, hati terharu mendengar kata-kata pastor.

 

Bagaimanapun dan siapapun ciptaan Tuhan hampir selalu diwarnai hitam dan putih. Sekalipun boneka itu putih, tetapi juga dicoret hitam. Sekalipun boneka itu hitam, ia ada titik putih. Biar bagaimanapun situasi manusia, Dia membasuh tinta hitam dengan cara-Nya sehingga menyerupai salju / wool. Nah Kasih-Nya membuat anda bahagia lahir dan batin. Dengan demikian anda bisa menyenangkan hati Allah.

 

Ada rasa penat atau lelah bahkan tekanan adalah wajar karena aku adalah manusia. Namun kasih ALLAH memampukan manusia untuk bertahan, damai, lepas, sebab manusia tak akan bertahan tanpa ALLAH. DIA sangat menyayangi dan perduli oleh karena itu DIA mengijinkan berbagai perkara yang membentuk, mendewasakan. Allah ingin aku sebagai anakNYA mampu berani menghadapi hidup. Mampu merasakan berbagai hal agar aku diciptakan untuk tidak sia-sia. ALLAH menginginkan anak-anaknya kreatif dalam mencari jati diri untuk membawa aku semakin dekat pada ALLAH. IA ada di seberang sana menanti aku, melambaikan tanganNYA, menunjukkan arah agar aku bersegera melaju dan mencapai titik akhir, titik kemenangan,  kemenangan tidak menjadi anak yang rapuh, bodoh, kekanakkan, kemenangan melewati proses pembentukkan. Benarkah aku mampu menjadi boneka sapi yang lucu mampu membuat gembira penciptanya??

 

Tiket keluar dari ketakutan, kecemasan, kepedihan, kebingungan, kekacauan, kesakitan, dan lain-lain sudah ada di dalam dirimu sendiri. Dalam mimpimu tersingkap, “kemudian aku makin panik dan ketika kurogoh saku celana jeansku, ternyata tiket itu ada di saku celana ku.” Allah sudah menunjukkan jawaban atas segala persoalanmu di dalam dirimu sendiri. Di saat kau mampu menemukan jawaban (tiket), kebahagiaanmu merekah. Boneka cantik itu membuat si pemilik tersenyum bahagia.

 

Asyik horeeee.

 

“Setelah itu aku merasa lega dan kuberikan tiket itu sampai akhirnya aku keluar dari malll menuju pulang… di perjalanan aku melihat banjir yang meredam jalan yang akan kulalui …. akhirnya aku bertanya dalam hati. Mungkin seperti doa dalam ketakutan aku meminta agar aku bisa meneruskan perjalanan tapi gak mungkin lewat” Mimpimu sangat indah sekali, namun demikian kerinduan untuk kembali lagi berpacaran dengan lelaki itu membuatmu menderita. Pencipta-Mu semakin bahagia manakala kau mampu melepaskan segala keterikatanmu terhadap mantan pacarmu. Mungkin kau gembira sekali menggenggam boneka berbaju putih dengan coretan hitam (dosa), tetapi belum tentu sikapmu membahagiakan dirinya.

 

Keputusan untuk meninggalkan dan tidak mempertahankan cowok adalah benar. Masih ada amarah terpendam karena sikapnya tetapi semua harus tetap dibiarkan seperti sekarang yaitu memilih jalan hidup masing-masing. Sekalipun aku masih tetap mengingat tetapi TUHAN lebih suka dengan sikapku yang mau melepaskan tidak menjalin atau memperbaiki dan mungkin tidak juga untuk mengembalikan keadaan semula.

 

Allah tersenyum melihat boneka cantik di tangan-Nya. Kadang rindu kadang benci, kadang marah kadang sabar, kadang senang kadang susah, kadang menangis kadang tertawa, kadang bersambung kadang terputus, kadang bahagia kadang menderita. Perasaanmu tidak pernah tetap. Kasih Allah saja tetap selamanya.

 

Memang tak ada yang abadi cinta, duka, sedih, bahagia, tawa, benci, amarah semua yang ada tak ada yang abadi. Hari ini detik ini menit ini mungkin aku gelisah, mungkin aku marah, mungkin aku benci. Namun detik kemudian jika aku berdiam sejenak, meredam, melepas, tertawa, semua hilang lepas seketika. Semua itu dapat kulakukan karena menyadari tak ada yang abadi. Apa gunanya menahan? Apa gunanya menekan? Apa gunanya mempertahankan yang tak perlu? Apa gunanya membenci? Semua tak ada yang abadi. Perasaan sering berubah, kacau, bergelombang, bergemuruh, kadang bisa tertawa. Kadang bisa menangis. Kadang bisa sakit. Kadang bisa sehat. Kadang bisa marah. Kadang bisa memaafkan. Semua tak ada yang abadi.  Dengan menyadari, dengan tangis penyerahan pada pencipta, dengan berbagi, dengan melihat indahnya dunia, dengan merasakan lembutnya angin bertiup, dengan menarik nafas diiringi rasa takjub, dengan menyadari sebagai karya Allah maka semua menjadi ringan, terlupakan. Meski mungkin tak selalu sempurna. Namun yang terpenting aku membangun yang baik, bukan membangun apa yang perlu dirobohkan. Yang terpenting terus memperbaiki diri.

 

Kau mampu memahami kenyataan hidup di dunia bahwa segala sesuatu berubah, dan hanya firman Tuhanlah yang tetap menyukakan hati Allah. Senyum anak kecil itu semakin merekah melihat boneka cantik dari Bandung. Dia berbahagia melihat keselamatan si anak bungsu.

 

Manusia akan belajar seiring peristiwa, hantaman, badai dan pengalaman. Pada waktu yang indah manusia akan diajak mengerti, belajar, melihat dan memahami dengan begitu banyak cara yang dasyat. ALLAH sendiri telah membawaku kepada-Nya untuk belajar, mengenal, merasakan, memahami serta mempertajam pengenalan akan aku sebagai ciptaan ALLAH. Bertemu dengan seorang hamba Tuhan membuat belajar menemukan “ketajaman”, “kepekaan” Aku percaya setiap manusia diberi waktu dan jalan tersendiri untuk memahami misteri kehidupan.

 

Allah maha Besar. Terpujilah nama-Nya.

 

 

Menjinakkan Pamelaci

Wisma Keuskupan, 8 Oktober 2008

 

Tanggal 5 Oktober 2008 kau diundang menghadiri misa pemberkatan pernikahan Saudara Tono dengan Tari jam 11.00 wib di gereja Santo Antonius Otista Bidara Cina. Coba ceritakan perjalananmu dari rumah sampai dengan acara misa pemberkatan dan resepsi pernikahan usai. Pilihlah obyek paling menarik bagimu!

 

Dirigen yang memimpin koor karena mukanya terlihat serius banget. Dia gemuk, cukup cantik sebenarnya, tetapi mukanya selalu berfikir. Cara dirigennya yang semangat dengan gaya yang unik. Terus suaranya juga keren banget. Muka dirigennya mirip sama teman SMA aku, tetapi dengan versi lebih serius.

 

Pemain organ koor dengan ciri-ciri sebagai berikut: rambutnya kayaknya panjang, tetapi dikuncir gitu jadi tidak tahu seberapa panjang (mungkin kira-kira sebahu). Badannya normal, cukup langsing dan tinggi. Dia memakai baju terusan tapi tangan bunting. (Tadi sempat mikir sih emang boleh ya memakai baju tangan bunting kalau lagi tugas?) Dari jauh (karena mata kurang jelas) mirip teman kuliah aku yang cukup dekat sama aku, tetapi pas kulihat aslinya di tempat pesta, dia tidak mirip banget. Suara organnya tidak terlalu jelas, tetapi aku bisa mendengar jelas. Dia mainnya bagus. Bisa bikin lagu yang dia mainin terlihat hidup. Terus ada berbagai improvisasi yang aku kadang-kadang gak berani untuk mainin kalau lagi ngiringin buat koor.

 

Tolong diskripsikan organis yang sepertinya mirip teman kuliah kamu padahal tidak. 

 

Dari jauh aku melihat wajah, warna kulit, bentuk mulutnya mirip sekali dengan teman kuliah aku. Namanya Shanti Dewi, orangnya jangkung tinggi. Sekarang ini sih rambutnya pendek. Orangnya sabar banget, jarang marah. Kalau marah pasti diem. Dia rajin banget. Dia giat mencari duitnya. Dia hemat. Doanya juga kuat. Waktu kuliah kadang-kadang aku suka pinjem catetannya tetapi gak sering.

 

Apakah masih ada hal yang sangat menarik bagimu selain hal itu?

 

Hak sepatu yang aku pakai ketinggian 10 cm. aku biasa memakai di kantor. Aku tidak begitu berasa pegelnya. Mungkin karena lebih banyak duduk. Tetapi aku memakai sepatu tersebut untuk berdiri dan berjalan agak lama, pegel juga. Jadi berdirinya kurang nyaman dan agak tidak stabil.

 

Sepatu yang engkau kenakan di gereja sering dipakai oleh di kantor. Kau tiba-tiba teringat situasi di kantor. Menurutku ini bukan kebetulan. Bisa kau deskripsikan sesuatu yang sungguh menarik hatimu?

 

Aku tertarik dengan Adam. Dia tukang parkir di kantor. Yang membuat aku suka melototin dia kalau dia masuk ruangan. Badannya kurus sekali. Kadang-kadang kalau memakai baju tidak sesuai sekali dengan bentuk badannya. Badannya kurus banget. Kulitnya hitam. Rambutnya sebahu. Tinggi badannya biasa saja. Tidak tahu mengapa aku sering mengamati dia mulai dari masuk ruangan sampai ke ruang teman aku. Padahal dia cewek loh, bukan cowo.

 

Mencermati kisahmu maka saya menangkap kesan tentangmu. Kau sangat tertarik dengan dirigen, koor, organis dalam misa pemberkatan pernikahan saudara tono. Apa latarbelakang pendidikanmu sehingga kau suka hal demikian?

 

Aku lulusan di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta jurusan system informasi. Sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Selain itu aku usaha souvenir untuk pernikahan, membentuk group koor kecil, memberi les piano 2 anak, dan memberi les pelajaran kepada 1 anak. Aku lebih memilih untuk membimbing pelajaran 1 orang daripada banyak orang. Menurutku dia perlu konsultasi dengan romo, karena dia mempunyai masalah emosi.

 

Bisakah kau mendeskripsikan 1 anak yang kau bimbing?

 

Aku mempunyai anak les. Namanya Pamelaci. Umurnya menjelang 17 tahun (April tahun depan). Tapi dia baru kelas 3 SMP (mestinya kelas 2 SMA). Dia gak naik kelas 2 x. Dia memang punya kekurangan dalam menghafal, membaca kalimat yang panjang dan mengarang. Tapi dia mempunyai kelebihan menggambar, gambarnya keren banget.

 

Satu hal yang aku kurang suka dari dia, yakni dia kurang mau berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik. Maunya dikasih tahu terus, tidak mau berusaha sendiri. Sebenarnya aku rada capek lesin dia.

 

Aku kasian sama mamanya yang sudah percaya sama aku untuk mengajari anaknya. Jadi aku bertahan lesin dia dan lama-lama niat aku untuk bisa bikin dia lebih mandiri dalam belajar gak kesampaian, abis dia susah banget buat disuruh berusaha sendiri. Kalau nungguin dia, bisa lesin berjam.

 

Dia cukup menarik, fisiknya ok lah. Dia mempunyai tanda lahir yang mengganggu di matanya. Dia tidak percaya diri (PD) dengan ukuran badannya. Dia selalu dibilang gendut. Padahal dia sudah langsing sampai dia diet ga mau makan.

 

Sekarang dia lagi mempunyai teman deket. Namanya Anthony. Bukan pacar tapi temen deket banget. Kayaknya dia nyaman deket-deket sama Anthony. Mungkin karena orangnya konyol dan kocak. Itu dari ceritanya. Beberapa kali aku menyarankan kepadanya agar menceritakan hubungannya dengan Antony kepada ayahnya. Dia selalu menjawab, “untuk apa aku menceritakan hubunganku dengan pacarku kepada papaku? Mereka pasti tidak menyetujuiku.”

 

Kalau sedang bagaimana, aku senang bisa lesin. Tapi kalau lagi keluar sifat BT nya cape rasanya. Karena mesti pendekatan lagi. Topik yang paling disukainya adalah membicarakan tentang Antony. Sebelum les kami berbicang-bincang tentang Antony. Jadi lesinya bisa tambah lama. Tapi selama 2 tahun lesin dia, lama-lama aku menjadi simpati dengan dia.

 

Dia mempunyai papa yang keras. Kalau ngomong suka kasar. Tetapi sebenarnya papanya punya sisi positif, mau anaknya berhasil. Dia pernah ada konflik dengan papanya dan mungkin ini yang membuat dia jarang berkomunikasi dengan papanya. Mamanya baik banget, sabar, tetapi menurut aku jadinya terlalu memanjakan dia. Buat dia kurang mau berusaha lebih. Karena  dengan hasil yang kecil sering dikasih reward yang lebih. Gak sesuai dengan usahanya.

 

Diskripsikan sosok ideal pacarmu!

 

Intinya seperti papa. Secara fisik tinggi. Menurutku papa aku ganteng. Sifanya, yakni sabar, bisa ngelucu, sayang banget sama keluarga, sayang sama orang tua mama (bahkan mungkin lebih ngelebihin sama sayangnya ke orang tua dia sendiri), sayang sama adek-adek mama. Bisa diajak tuker pikiran, wise banget, sedikit misterius, pekerja keras, senang belajar, dipercaya banyak orang.

 

Data-data di atas sudah menunjukkan persoalan dan solusimu. Persoaalan utamamu adalah pemilihan jodoh (pacar). Jati diri pacarmu sudah terlukiskan melalui cerita-cerita tertulismu di atas. Coba bandingkan ciri teman kuliahmu, Adam si tukang parkir, pemain organ dan teman SMA. Gambaranmu tentang mereka menyiratkan gambaran tentang pacarmu dengan ciri-ciri antara lain berkulit hitam, tinggi, berani, senang memakai baju buntung, unik, bentuk wajanya lonjong, jarang marah, pendiam, terkesan misterius, giat mencari duet, semangat, sabar, bisa diajak tukar pikiran, sayang sama aku.

 

Betul sekali pastor, persoalan utama sekarang adalah pacar. Begitulah pacar aku. Dia adalah seorang tentara. Sekarang dia sedang bertugas di luar negeri.

 

Beberapa hal ada kesamaan dirimu dengan Pamelaci. Persoalanmu sekarang adalah tentang pemilihan jodoh (pacar). Ketika mamamu memaksa untuk memilih pasangan yang sejajar di bidang pendidikan dan atau ekonomi, justru terjadi pemberontakan. Selama pacaran dengan si tentara ini kau tidak menceritakan hubunganmu dengan dia. Kau berpacaran dengan dia tanpa sepengetahuan orang tuamu. Kau dalam perbincangan lisan mengatakan bahwa percuma bercerita kepada mama, karena pasti hubunganku dengan si dia tidak direstui. Sikapmu persis dengan sikap Pamelaci, “untuk apa aku menceritakan hubunganku dengan pacarku kepada papaku? Mereka pasti tidak menyetujuiku.”

 

Betul sekali apa yang dikatakan pastor. Aku memang lebih suka reward daripada hukuman. Tetapi Pamelaci tidak PD sedangkan aku sekarang sudah PD.

 

Bagus sekali itu. Kau sudah menemukan sosok lelaki sesuai dengan kriteriamu. Tetapi bersamaan dengan perasaanmu itu muncul juga perasaan kurang nyaman selama berpacaran dengan dia karena kau merasa pegel dan lelah. Kau sudah melukiskannya di atas, “Tetapi aku memakai sepatu tinggi 10 cm untuk berdiri dan berjalan agak lama, pegel juga. Jadi berdirinya kurang nyaman dan agak tidak stabil.”

 

Hubunganmu dengan dia melahirkan penderitaan. Penderitaan mendera batinmu karena satu sisi kau mencintai pacarmu tetapi sisi lain kau juga mencintai mamamu, yang tidak menyetujui hubunganmu dengan si dia. Kau melukiskan dalam ceritamu di atas, “Badannya kurus banget. Terus kadang-kadang kalau memakai baju tidak sesuai dengan bentuk tubuhnya.”

 

Iya sih pastor. Apakah ada solusi untuk mengatasi hal tersebut pastor?

 

Kau sudah mengajar Pamelaci selama 2 tahun. Pertama-tama kau mendapat kesulitan terhadap sikapnya yang membuatmu kesel. Pelajaran baru bisa dimulai kalau kau berhasil mengambil hatinya dengan mengajak bercakap-cakap tentang hal yang disukainya, pacarnya. Kau bisa mengarahkannya setelah kau mampu mencairkan situasi beku. Bahkan kau mulai simpati terhadapnya. Perlakukanlah mamamu seperti Pamelaci!

Incidal Pereda Gatal

Incidal Pereda Gatal

 

Wisma Keuskupan, 5 September 2008

 

Pasangan Lon dengan Lin mengundang makan di rumahnya dalam rangkah HUT perkawinan ke-19 tahun. Tuhan menganugerahi  Tan, Tin dan Tun. Tan kelas III Steladuce Yogyakarta, Tin kelas III SMP St Theresia, dan Tun kelas IV SD Theresia Pangkalpinang. Di sela-sela makan ikan panggang, ikan rebus, dan lokan ibu Lin meminta masukan. “Tun mempunyai kebiasaan minum incidal dan beberapa dokter kulit setiap malam pukul 20 wib. Kalau obat tersebut tidak diminum maka sekujur tubuh Tun memerah bentol-bentol sekujur tubuh. Kebiasaan minum obat tersebut sudah berlangsung 3 tahun. Saya takut obat tersebut berdampak ke organ tubuh lain. Bisakah hal tersebut di atasi?”

 

Rumah tempat keluarga Lon adalah tingkat V. Mereka tinggal di lantai 1 dan lantai 2, sedangkan di atas mereka adalah tempat tinggal ribuan wallet. Di lantai 1 terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar tidur, 1 kamar tamu, dan 1 kamar makan, sedangkan lantai 2 terdapat 1 kamar tamu, 2 kamar tidur. Setiap anak mendapat jatah 1 kamar. Jadi kamar di bawah masing-masing ditempati oleh Tin dan Tun.

 

“Lantai III-V adalah rumah walet. Setiap dasar ruangan terdapat air menggenang. Cahaya matahari tidak bisa menembus bebas ke seluruh ruangan di lantai 1. Sirkulasi udara tidak bisa mengalir karena pintu-pintu tertutup. Maka hal ini menyebakan ruangan ini gelap dan lembab. Banyak nyamuk berkeliaran di lantai 1. Untuk mengatasi nyamuk-nyamuk nakal anda menyalakan 24 jam obat nyamuk cap 3 Roda di setiap sudut ruangan. Ruangan sudah lembab dan gelap bercampur dengan bau apek obat nyambuk. Sangat mungkin ruangan inilah penyebabnya. Ada baiknya anda mencoba memindah Tun di lantai 2!”

 

“Tin juga tinggal di lantai 1, tetapi dia sehat?” Lon menjelaskan situasi kedua kamar di lantai 1.

 

“Kamar Tin terdapat jendela keluar. Udara dan cahaya bisa bebas memancar dan mengalir ke sana, sedangkan kamar Tun tertutup sama sekali. Pencahayaan hanya dari lampu, udara dari kipas angin. Di kamar II matahari bersinar terang masuk leluasa ke seluruh kamar. Angin timur meniup kencang ke setiap cela-cela kamar. Udara yang mengalir dan panas matahari membuat ruangan menjadi lebih kering. Setiap orang leluasa menghirup udara segar, tanpa dicemari dengan obat nyamuk.”

 

“Pastor belajar teologi dan filsafat. Kalau pastor menjelaskan tentang firman Tuhan kepada kami, saya lebih yakin. Kalau pastor berdoa untuk Tun, saya lebih bisa berterima. Kalau pastor menganjurkan kami berdoa rosario atau ekaristi, mungkin kami akan mencoba. Kalau seorang arsitek menjelaskan kepada kami tentang bangunan ini, saya lebih percaya. Saya percaya bahwa perancang bangunan walet dan tempat tinggal sudah memperhitungkan dengan sangat cermat. Walaupun demikian saya akan mencoba saran pastor, karena kami terlanjut minta saran kepada pastor.” Dahi Lon berkerut. Dia kurang berterima dengan masukan pastor. hanya karena dia sudah terlanjut meminta tolong kepada pastor, maka dia akan mencoba saran itu.

 

“Imanmu menyelamatkanmu.” Pastor meneguhkan pasangan tersebut sambil memandang tulang-tulang ikan bakar Jebung di depan meja makan.

 

Udang rebus tinggal kulit-kulit. Sarang lokan sudah menumpuk. Sambal blacan sudah ludes. Cangkang kepiting penuh di ranjang. Buah mangga harum manis dan juice jeruk sudah menunggu di samping kanan. Ruang di perut sudah mulai penuh di setiap sudut. Rasa gembira datang seiring dengan rasa kenyang. Lapar dan kenyang adalah perasaan, yang datang silih berganti. Datang dan pergi juga tak terhindarkan. Perjumpaan dan perpisahan menjadi satu mata kehidupan.

 

“Pastor, 2 minggu sudah Tun tidur di lantai 2, tetapi dia tergantung obat. Kalau dia tidak meminum obat  Incidal dan obat dokter kulit, sekujur tubuh bentol-bentol! Berarti penyebab bentol-bentol adalah alergi makanan seperti kata dokter, ya?” Lin menjelaskan kepada pastor melalui telepon pukul 1830 wib.

 

“Tun sudah terbiasa meminum obat Incidal. Dia khawatir bentol-bentol di sekujur tubuh datang kalau dia tidak meminumnya. Sekarang persoalannya bukan pada ruangan tetapi keyakinan Tun bahwa minum obat badan menjadi mulus, sedangkan lepas obat membuat sekujur tubuh bentol-bentol merah sekujur tubuh. Untuk mengubah pola Tun, gantilah isi kapsul tersebut dengan gula pasir atau tepung makanan yang sehat. Kita coba hal ini 7 hari.”

 

“Pastor bukan seorang apoteker. Pastor juga bukan seorang dokter. Pastor adalah seorang pelayan Tuhan. Siapa tahu perkataan pastor menjadi kenyataan. Saya akan mencoba. Mohon doa.” Ujar ibu Lin kepada pastor.

 

“Tidak mudah memang mengubah keyakinan merusak orang dewasa. Lebih mudah mengubah keyakinan merusak anak-anak menjadi keyakinan membangun. Ketika pola pendampingan orang tua terhadap anak berubah, maka anak sangat terbantu untuk mengembangkan keyakinan-keyakinan luhur. Ibu sebagai orang tua harus menanamkan keyakinan kepada Tun bahwa dia sehat. Runtuhkan keyakinan menghancurkan Tun dengan cara itu!”

 

“Kami sudah berkeliling ke banyak taipak dan dokter, tetapi dia belum juga sembuh. Kami sudah capek. Rasanya saya ingin berhenti berlari. Semoga melalui tangan pastor Tun sembuh.” Lin menyingkapkan beban hatinya dan pengharapannya. Dia mohon berkat di ujung percakapan kami.

 

Pastor hanya manusia biasa; yang bisa menangis dan tertawa, yang bisa sedih dan bergembira, yang bisa lapar dan kenyang, yang bisa mengantuk dan segar, yang bekerja siang dan malam. Kebetulan saja belajar teologi, filsafat dan Neoro linguistic programming. Psikis seringkali membuat orang sakit. Keyakinan menghambat seringkali menghancurkan orang. Keyakinan tidak berhubungan dengan apoteker, arsitek atau teknik sipil. Masalah Tun, Lon dan Lin adalah masalah keyakinan.

 

 “Pastor benar wo. Saya sudah mencoba mengganti isi incidal dengan gula pasir selama 7 hari. Ces pleng! Minum incidal atau gula pasir bisa mengatasi jentol-jentol di sekujur tubuh Tun. Saya menunjukkan kepada Tun bahwa selama ini isi kapsul adalah gula pasir. Mengetahui hal ini, maka keyakinan Tun runtuh. Demikian juga keyakinan saya. Mulai sekarang dia sudah bebas dari obat.” Bapak Lon menceritakan keadaan anaknya berkobar-kobar. Kegembiraan hati meluap memenuhi hati mereka.

 

5 September 2008 keluarga Lon dan Lin mereka mengundang pastor makan kepiting rebus di rumahnya. 1 tahun yang lalu pastor melihat bentol-bentol sekujur tubuh Tun, sekarang kulit Tun sudah putih berseri. “Keyakinan seseorang sangat dahsyat. Bagaimana kehebatan iman? Pasti kedahsyatannya melebihi keyakinan.”

 

 

Menaklukkan Singa

Menaklukkan Singa

 

Wisma Keuskupan, 1 Oktober 2008

 

Met sore romo…..

 

Sore

 

Bagaimana kau?

 

Baik romo. Sedikit batuk dan demam aza. Romo bagaimana? Sehat?

 

Sehat

 

Iya romo

 

Romo lagi ngapain??

 

Terapy lewat telepon dari Jakarta. Di kotak Yahoo Massangger terdapat tulisan, “08 – seberkas cinta yang sirna.” Diambil lagi dong! Cinta itu tak bisa sirna

 

Di ambil gimana romo? Heheheh. Itu judul lagu Ebiet. Aku lagi dengerin lagu na romo.

 

Gak ah. Itu situasi hatimu.

 

Heheeh … Romo tebakannya maut sekali.

 

Kok membawa maut?

 

Biznya romo tau aza sich keadaan hati seseorang.

 

Apakah kamu bekerja atau libur?

 

Aku berlibur romo. Sekarang aku lagi kost. Besok aku pergi ke rumah

eyang putri Singaraja Bali di pedesaan. Buat ilangin suntuk rommm.

 

Eyang berasal dari Singaraja? Kau orang Bali, tetapi kau seperti Tionghoa.

 

Mix, bali+chines. Mama Bali, sedangkan papa Cina medan.

 

Hebat, blesteran

 

Bisakah kau ceritakan eyangmu di singa raja itu?

 

Oke. Eyang puteri berumur 75 an. Rambutnya putih, tetapi hatinya baik banget. Dia tinggal di Singaraja Bali. Kondisi fisiknya masih bagus. Dia masih fresh.

 

Luar biasa .. Lanjutkan ceritamu.

 

Aku chayank dengan dia seperti sayangku kepada nyokap (mama).

 

Apakah pekerjaannya?

 

Dia sudah nggak bekerja

 

Uang makan sehari-hari darimana?

 

Keperluan sehari-hari dari anak2 nya.

 

Anaknya berapa?

 

Anaknya 1, mamaku aza tetapi ada anak angkat  cowok 1 tinggal di Singaraja juga.

 

Jelaskan kebiasaan dia dari pagi hingga malam, dari dia bangun hingga berangkat tidur.

 

Pagi dia bangun. Dia jalan2 keliling rumah.  Dia nggak pernah diam. Dia masak. Dia ngepel. Dia mencuci baju. Semua kegiatan di rumah dilakukan sendiri. Liburan aku pulang ke tempat eyang putri karena kangen masakan dia romo.

 

Masakan apa?  Dia bangun jam?

 

Sayur asem dan empalnya. Dia bangun jam 4.30 WIT. Dia subuh-subuh dah melek rom. Mandi pagi jam 6 pagi. Pagi dia belanja. Ia berangkat dari rumah ke pasar, kearah bawah rumah dengan berjalan kaki 10 menit. Makannya juga sederhana. Dia nggak muluk2 rom. Siang tidur sebentar rom.

 

Luar biasa. Apakah eyang putri menimba air dari sumur?

 

Nggak nimba sich romo. Ada pompa air. Pokoknya nggak nggak pernah diam. Aku capek kalau lihat dia rom. Dia nggak ada cape2 nya.

 

Itu ada pada kamu juga. Evaluasilah pola hidupmu. Pola hidupmu serupa dengan Eyang putri.

 

Kok bisa?

 

Kau bangun pagi, mandi, berangkat ke kantor, bekerja sampai larut seperti gak ada capek. Kau juga gak betah diam. Kau mau hal sederhana,  gak muluk-muluk.

 

Iya sich romo, tetapi nggk seulet eyang na. Romo, Eyang  sayang ma aku. Aku juga. Tetapi yang kadang-kadang bikin aku sedih, sekarang eyang sering menangis kalau ingat dengan mama.

 

Seorang ibu pasti sedih kehilangan anak kandung. Adalah manusiawi. Juga semakin orang bertambah umur, jantung melemah dan membuat mudah nangis seperti alamarhum papaku.

 

Oo, gitu ya

 

Kau suka sayur asem dan empal masakan eyang?

 

Iya romo. Enak banget.

 

Sayur asem ada berbagai rasa yakni manis, pedas, dan masim. Hidupmu masih diwarnai perasaan manis, masam dan pedas.  

 

Maksudnya romo? Kayaknya hanya manis sesaat?

 

Begitulah hidup dek, masih bercampur baur. Perasaan manusia berubah-ubah. Seringkali perasaan masa lalu menjerat pikiran.  Ada kisah begini menarik seperti ini.

 

2 biarawan diutus pergi berdua-dua untuk mewartakan injil ke seluruh penjuru dunia. Seorang biarawan hidup selibat. Dia tidak menikah demi kerajaan Allah. Harta, tahta dan wanita dijauhkan dari hidupnya. Ia melulu untuk mewartakan injil dan menolong sesama.

 

Di tengah perjalanan mereka mendengar teriakan minta tolong. Merek berlari mendekat sumber teriakan. Dilihanya bidadari cantik jelita terkulai di tanah. Kaki kanan terlikir sehingga tidak bisa berjalan. Wanita itu mengaduh minta tolong kepada biarawan di depanya.

 

Mimi salah satu dari biarawan memalingkan muka dari wanita itu, sedangkan Mintuno mendekati wanita itu. Di tempat itu tidak ada angkutan, tandu, perahu, atau alat transpotasi lainnya. Maka dia menggendong wanita itu untuk dibawa ke tukang urut di desa terdekat. Dia tinggalkan wanita itu di penginapan dan dia memanggil tukang urut untuk menolongnya. Beaya urut dan penginapan dibayarnya.    

 

Mereka berdua melanjutkan perjalanan mewartakan injil ke seluruh dunia. Selama 20 jam berjalan mereka tidak bercakap-cakap. Mintuno bertanya kepada Mimi, Ada apakah gerangan sehingga engkau tidak mau bercakap-cakap dengan aku? Kata Mimi kepada Mintuno, kau segera kulaporkan kepada pembesar (provincial) karena kau melanggar selibat. Mintuno tersenyum mendengar jawaban ketus dari teman sebiaranya. Wanita itu sudah saya letakkan 20 jam yang lalu di penginapan, tetapi kau selama 20 jam memikirkan, membayangkan, merasakan wanita itu (menggendong wanita itu) dalam bayangan?

 

Mimi dibelenggu oleh perasaan benci, marah, menyalahkan, dosa-dosa Mintuno, kesalahan-kesalahan Mintuno selama 20 jam, sehingga seluruh pikiran dan perilaku sungguh digerakkan / dipengaruhi oleh perasaan. Kenangan manis atau pahit masa lalu sering menjerat dan mempengaruhi perilaku kita sekarang dan yang akan datang.

 

Oke. Iya romo. Aku setuju

 

Kau tadi mengatakan bahwa aku kangen dengan masakan sayur asem Eyang putri. Ini menyiratkan bahwa pengaruh Eyang di masa lalu sangat besar sekali di dalam hidupmu hingga sekarang ini. Seluruh gerak hidupmu sekarang dan yang akan datang dibayang-bayangi oleh masa lalu manis dengan nenek. Bahkan beberapa hal sudah menjadi keyakinan.

 

Iya romo.  Betul sekali.

 

Kau mau tampak cantik dan segar seperti eyang putri. Kalau kau bisa membaca pola eyang maka kau bisa seperti dia. Ada beberapa keutamaan yang sudah kamu miliki dan sekarang masih kau perjuangkan. Terkadang kau merasa belum mampu seperti itu eyang putri dalam beberapa hal. Bagimu dia adalah eyang pengganti mama dan sekaligus guru. Dia mentor penting di dalam kehidupan kamu

 

Iya romo.

 

Saya sangat paham kalau kau terkesan kurang mempunyai ambisi untuk menjadi kaya, karena dampak hidup eyang sangat besar bagimu

 

Hehe, romo masih ingat typingan kita yang dulu yach romo

 

Dia sederhana namun dia sehat dan bahagia. Keyakinan eyang sudah merasuki hidupmu.

 

Iya romo, he he. Buat aku harta bukan segala2 nya, tetapi yang utama adalah kedamaian. Sehingga begitu ada keyakinan yang berbeda dengan keyakinanmu maka engkau tetap berpegang pada prinsipmu. Kau menjadi jiplakan eyang di beberapa hal!

 

Tetapi ngk salah khan romo?? Tepatkah cara aku romo?

 

Eyang yang hidup sederhana seperti itu bisa mengenyam kebahagiaan

keyakinan adalah sesuatu yang saya anggap benar. Benar menurut saya, tetapi belum tentu benar menurut orang lain.

 

Kalau menurut orang lain kurang tepat?

 

Namanya keyakinan!

 

Iya romo

 

Ayah berasal dari Medan, sedangkan mama berasal dari Bali. Ayah Tionghoa, mama Jawa Bali. Mama menekankan kesederhanaan seperti eyang putri sedangkan ayah berambisi untuk menumpuk harta dan main wanita. Perbedaan latarbelakang keluarga dan budaha menumbuhkan dua prinsip berbeda. Dua prinsip tersebut melahirkan konflik mama dengan ayah. Nah, karena kau lebih dekat dengan mama maka pengaruh mama sangat besar di dalam hidupmu.

 

Betul romo! Dia mata duitan. Buat dia harta  diatas segalanya. Bokap orang yang arogan. Bagiku uang bukanlah segala-galanya.

 

Coba kau simak kembali percakapan kita tentang skala prioritas tertanggal 9/17/2008 12:41:46 PM sebagai berikut: Kau jujur dalam hidupmu lebih memprioritaskan Tuhan atau uang? kita bicara adalah prioritas. Skala prioritas itu mengandaikan waktu, tenaga, pikiran, perasaan.

 

Tapi romo, uangkan nggak segalanya. Gara2 uang seorang ayah bisa jadi mufaik yach seperti bokap aku itu romo. Yang utama bagi aku adalah kebahagian, ketenangan, ketulusan. Kebahagiaan bisa didapat kalau aku mempunyai keluarga, punya anak, punya kerjaan, dan ngak ada campur tangan dan bayang-bayang bokap.

 

Skala prioritas tidak berarti dan tidak sama meniadakan yang lain. Doa tetap perlu. Memelihara kesehatan perlu. Memberi sumbangan perlu. Mengolah emosi perlu. Mengolah kerohanian perlu. Mencari jodoh juga perlu. Nah, berapa jam kau bekerja untuk mendapatkan uang?

 

Dari jam 08.30 sampai jam 22.00 WIT.

 

Jadi total waktu untuk bekerja berapa jam?

 

Saya total bekerja 10-11 jam/hari.

 

Berapa jam kau berdoa agar hatimu tenang, hatimu bahagia?

 

1 jam / hari sudah cukup romo. Aku memang bukan anak yang rajin berdoa tetapi aku tetap takut akan Tuhan kok.

 

Berapa jam kau beri waktu bersama keluarga?

 

Untuk keluarga cuma seminggu sekali aza ketemuan. Kalau untuk bokap aku nggak berjumpa semenjak nyokap (ibu) meninggal. Jadi tidak ada waktu untuk bokap (ayah).

 

Berapa jam kau chating? 

 

Chating 2-3 jam / hari kadang lebih romo. Kalau chating di kantor memakai computer kantor, tetapi kadang memakai hand phone.

 

Berapa jam kau tidur?

 

6 jam / hari.

 

Total kegiatan dalam sehari adalah sebagai berikut: bekerja 11 jam + istirahat 6 jam + chating 3 jam + berdoa 1 jam + 3 jam (makan, mandi, macak, perjalanan ke kantor) = 24 jam. Jadi dengan mengatakan bahwa uang bukan segala-galanya, maka sebenarnya kamu menegaskan bahwa uang adalah segala-galanya dengan data di atas. Walaupun di sisi lain kau mengganggap bahwa uang bukan segala-galanya seperti hidup eyang putri yang sederhana.  

 

Iya romo.

 

Saya menyitir gagasan Santo Paulus. “Tiada henti-hentinya aku menasihati kamu masing-masing sambil mencucurkan air mata. Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada kasih karuniaNya. Sabda itulah yang berkuasa membangun jemaat dan menganugerahkan warisan yang ditentukan bagi semua orang kudus. Tidak pernah aku menginginkan perak, emas, atau pakaian dari siapa pun juga. Kamu tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala hal aku memberi contoh kepadamu, bahwa dengan bekerja keras kita harus membantu orang-orang yang lemah, dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus sendiri: Lebih baik memberi daripada menerima.” (Kisah para rasul 20: 31b-35).

 

Tulisan Paulus di atas mengajar kita bahwa semua manusia hendaknya bekerja dengan dilandasi oleh kasih kepada Allah dan sesama manusia. Hasil pekerjaan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, juga bermanfaat untuk membantu sesama yang berkekurangan. Tersirat pesan kasih terhadap diri sendiri dan sesama manusia. Pemikiran Lukas melengkapi pemikiran Paulus, “Hai orang tolol! Malam ini juga nyawamu dituntut. Siapakah akan memiliki segala harta yang kautimbun-timbun itu? Demikian nasib orang yang menghimpun harta bagi dirinya sendiri, tetapi tidak kaya di hadapan Allah. (Lukas 12:21)

 

Iya romo.

 

Sekarang kau sudah bekerja untuk mencukupi dirimu sendiri. Bahkan kamu menyisihkan jerih payahmu untuk almarhum mama dan eyang. Juga sudah ada kesadaran bahwa uang bukan segala-galanya. Menjadi persoalan kalau kau memegang prinsip mama, dan menolak prinsip ayah. Atau sebaliknya kau menerima prinsip ayah, dan kau menolak prinsip mama. Sikap ekstrim hanya menimbulkan konflik antara kamu dengan ayah. Dengan demikian kau memperpanjang konflik kau dengan papa. Dalam konteks tertentu uang adalah penting dan dalam konteks tertentu juga sikap sederhana adalah penting.

 

Iya rom.

 

Iya itu betul banget romo. Romo tau segala. Konflik yang tak ada batasnya rom. Aku nggak mau hidup di bawah bayang-bayang harta yang numpuk. Aku cuma mau lari dari ini semua, pengaruh ayah.

 

Ak sekarang sedang makan kacang Bali. 2 minggu lalu temanku dari Jakarta sepulang berlibur di Bali mengirim 1 kg kacang bali untukku.

 

Enak romo??

 

Ya namanya kacang, rasanya seperti kacang. Eh hari ini kita gak mengulas tentang combro. Kita sedikit mengulas tentang kacang. Rasa kacang ya kacang seperti kacang tetapi pengolahan bisa membuat berbeda.

 

Ahhaahh iya.. Combro tetap enak loh romo. Romo nyidir nich eheheh

 

Kejadian apapun juga menimbulkan rasa enak atau enggak sangat ditentukan oleh pengolahan atas kejadian itu. Walaupun bahannya sama, yakni kacang atau combro. Tetapi kalau diolah beda maka ya berbeda. Walau bahannya adalah dipaksa ayah untuk gila harta atau dijodohkan tetapi kalau diolah dengan cara berbeda bisa menghasilkan sesuatu yang berbeda, yakni bisa enak atau pahit, sakit atau membuat kita tabah dan memicu kita.

 

Ha ah aa…

 

Sama sama kacang, sama sama ketela, sama sama dihina, disakiti, dikhianati, dianiaya, diperlakukan tidak adil, ditinggalkan orang-orang terdekat, maka semua itu bisa diolah.  Tergantung dari bahan dasar pengolahannya. Kalau bahan dasar pengolahan adalah ego, ambisi tahta – wanita – harta, nafsu, keserakahan,  maka rasanya bisa pahit seperti krecek mentah yang keras. Sebaliknya kalau dasar pengolahannya adalah firman Tuhan seperti sabar, pengampunan, kemurahan hati, kelemahlembutan, empati, kasih dan lain-lain pasti enak seperti kangkung plecing.

 

Setuju romo. Tapi romo nyindir

 

Apakah hidup seseorang bisa mencapai kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan lahir dan batin kalau hatinya diliputi kebencian dan dendam terhadap orang tua atau sesamanya? Biarpun kau lari ke ujung dunia bayang-bayang ayah, ibu, kakek, nenek, dan orang-orang yang engkau kasihi atau benci selalu mengikutimu dan mempengaruhi pikiran dan perilakumu. Olahlah kacang itu dengan bumbu dari firman Tuhan dengan meneladani sepak terjang Yesus. Semoga menghasilkan rasa lain.

 

Aku minta doanya slalu.

 

“Berilah kami rejeki pada hari ini secukupnya dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.” Ini penggalan dari doa Bapa kami.

 

Iya rom, terimakasih.

 

Ketika besok kau menengok eyang putri, timbalah spiritnya. Selain sederhana, bijaksana, rajin bekerja, sayang terhadap anak dan cucu, pandai memasak, masih adakah keutamaan lainnya? Apakah hidupnya diliputi perasaan benci dan dendam terhadap seseorang seperti ayahnya, kakeknya, suaminya, orang lain?

 

Aku menengok eyang untuk menimba spirit dan mencari kedamaian romo.

 

 

Bisa juga aku menelusuri keyakinanmu dari eyangmu, he he .. hore ..

selesai terapy.

 

 

 

 

Ngompol di Sekolah

Wisma Keuskupan, 29 September 2008

 

Sejak SD – SMA saya sekolah di Sekolah Beken Jakarta. Guru-guru di sana kejam dan galak. Saya tidak akan memasukkan anak saya ke sana lagi. Saya mencari sekolah dengan guru-guru yang berkwalitas dan penuh kasih terhadap para murid. Saya benci dengan beberapa guru.

 

Aku mau memberkatimu. Siapkanlah hatimu.

 

Jeda 5 menit. Masing-masing berdoa di dalam hati.

 

Apakah anda sudah siap menerima berkat Tuhan?

 

Jeda 5 menit … masing-masing berdoa di dalam hati.

 

Ya, saya sudah siap.

 

Jeda 5 menit … Saya berdoa secara pribadi untuk dia.

 

Tuhan memberkatimu. Tuhan melindungimu. Tuhan membimbingmu. Kau aman di dalam Tuhan..

 

Terimakasih pastor, kok tau-tau jadi tenang ya pastor

 

Aku berada di dalam Allah. Allah berada di dalam aku. Kau berada di dalam Allah. Allah ada di dalam kamu. Aku dan kau adalah satu di dalam Allah setiap waktu. Kesadaran akan persatuan kita dan kita dengan Allah, ketika kita berdoa.

 

Iya kenapa setiap kali berdoa, kok jadi damai ya, nggak terpikir lagi oleh saya semuanya itu (perasaan sakit, benci, terluka, trauma masa lalu). Saya sekarang bahagia. Kenapa pastor bisa mengetahui saya sekarang merasakan kedamaian? Padahal tadi pastor menyebut Sekolah Beken Jakarta saja, jadi terpikir oleh saya. Sekarang ada ketenangan batin, jadi saya merasakan ngantuk. Padahal tadi sempat tegang pastor menyebut nama Sekolah Beken Jakarta. Padahal tadi saya sudah lelah. Terimakasih Tuhan karena Tuhan yang mempertemukan saya dengan pastor.

 

Penuhilah hati dan pikiranmu dengan Allah. Singkirkan siapapun di dalam dirimu. Biar Roh Allah membimbingmu memasuki ketenangan sangat dalam. Tinggallah di dalam kasih Allah untuk mengecap Tuhan. Dengan kekuatan rahmat Tuhan yang telah engkau kecap itu pandanglah dengan rendah hati masa-masa di sekolah. Pandanglah guru-guru yang baik dan guru-guru yang telah melukai persaaanmu. Pahamilah latarbelakang perilaku mereka. Mereka membanting tulang dari pagi hingga sore untuk mendidik kita dengan gaji kecil. Mereka masih mengurus keluarga di rumah. Persoalan di keluarga atau persolan pribadi terkadang mempengaruhi emosi seorang guru.  

 

Saya ingat akan kebaikan guru-guru SD saya pastor. Karena waktu kelas 1 saya pernah ngompol di kelas dan ibu Heda yang menemani saya ke WC dan memberi pinjaman pakaian seragam sekolah. Beliaupun selalu ingat saya.

 

Oh, pengalaman indah sekali. Dia mendidikmu penuh kasih dengan teladan hidupnya.

 

Sejak SMP baru mulai berubah, ada guru olahraga yang setiap saat mengejek saya karena saya tidak bisa berolahraga. Cuma dia saja yang di SMP, yang melukai perasaan. Di SMA juga ada yang setiap saat mempermalukan saya di depan kelas, karena nilai biologi saya jelek. Padahal dia katolik dan sikapnya terlihat manis sekali.

 

Terimakasih guruku, karena engkau maka aku bisa menulis dan membaca. Terimakasih guruku karena engkau, aku mengerti etiket. Terimakasih guruku, karena engkau aku mengerti disiplin. Terimakasih guruku karena engkau aku bisa menjadi seorang imam. Aku minta maaf atas semua salahku padamu selama proses pendidikan. Karena aku sering melarikan diri ketika engkau mau mengajar dan mendidikku. Walaupun sikapku keterlaluan di kelas terhadapmu ketika engkau mengajar atau bertatap muka, namun engkau penuh kasih mendampingi kami. Aku lebih ingin dimengerti daripada mengertimu, tetapi engkau lebih mengertiku daripada untuk dimengerti olehku.

 

Iya pastor dengan gaji kecil, mereka harus banting tulang mengurus murid yang begitu banyak. Apalagi saya mengetahui bahwa waktu itu ibu Akhiun maaf pastor terlambat menikah. Jadi dia suka uring-uringan di kelas. Murid menjadi sasaran kemarahannya. Sampai detik ini saya masih suka ketemu ibu Akhiun karena anaknya sekolah di Sekolah Beken Jakarta. Karena sekolah di Sekolah Beken Jakarta dan Trisakti maka saya bisa menjadi dokter gigi ya pastor. Saya ingat semua teman-teman saya pastor, dan juga para guru. Saya masih ingat saya, bahkan mereka bangga saya sudah praktek. Saya tidak pernah lupa sama guru-guru saya pastor. Saya selalu menyapa mereka setiap saat bertemu di jalan.

 

Bagus sekali kau bisa memahami masing-masing posisi para gurumu. Namun demikian belumlah cukup. Setelah anda menemukan kebaikan-kebaikan dan kekurangan para gurumu, maka sekarang kau mulai tahap lebih mendalam yakni memaafkan dan menerima mereka yang telah melukai perasaanmu. Berdamailah dengan masa lalumu itu, sehingga kapanpun dan dimanapun sejarah itu diceritakan oleh siapapun, kau tetap tenang dan bahagia.

 

Seorang gembala selalu mengingatkan saya setiap saat pada kebaikan kepada orang-orang yang telah melukai kita. Banyak hal positif dari seorang gembala yang patut saya teladani. Sang gembala setiap saat memberikan kasih kepada siapa saja tanpa pamrih. Maka saya juga harus bersikap kasih terhadap guru olah raga dan guru biologi Sekolah Beken Jakarta.

 

Hinaan dan cercaan guru olah raga dan guru biologi merupakan sejarah hidupmu. Sadarilah bahwa sejarah itu sudah berlalu dan kau tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memutar kembali kearah yang lebih baik. Pemaknaan atas peristiwa pahit dan rekonsiliasi dengan diri sendiri mengikis perasaan terluka. Dimana ada kasih maka di situ anda menemukan kebahagiaan.

 

Cuma pastor Titus yang bisa menyembuhkan luka batin saya. Padahal udah puluhan tahun ya, udah 25 thun lalu ya pastor. Saya bahagia Tuhan mengasihi saya dengan. Sang gembala dengan tulus hati menolong saya dalam segala hal. Luarbiasa!

 

Bagus sekali kau sudah bisa memaafkan guru-gurumu dan memahami mereka. Nah ini menjadi perwujudan kasih. Bila ada orang bersikap seperti gurumu maka kasih harus mendasari pemikiranmu agar melahirkan kebahagiaan. Misalkan besok, 1 bulan, 1 tahun, 10 tahun, 20 tahun yang akan datang orang-orang mengajakmu mengunjungi Marsudirini, membicarakan sekolah Marsudirini dengan guru-guru yang pernah memermalukan kamu dan yang baik padamu atau terjadi kasus serupa, kau dipermalukan dan diejek di depan umum, bersikaplah penuh Kasih kepada mereka semua sebagai dasar segalanya.

 

Iya pastor, berkat merekalah, saya bisa berhasil. Sekarang khan sudah berlalu pastor. Saya sudah kerja. Masa sulit dan tidak enak di SMP dan SMA sudah berlalu. Kalau ada peristiwa serupa misalkan pasien marah-marah terhadap saya, saya terima itu sebagai kritikan, masukan pastor. Saya sekarang bisa memahami bawa ejekan guru olah raga SMP dan guru biologi SMA di Sekolah Beken Jakarta mencambuk saya untuk lebih maju. Ketika saya menemukan pasien yang ngompol, saya akan memberikan pakaian kepadanya. Manusia kan belajar dari pengalaman, kesalahan. Terimakasih pastor atas bimbingannya

 

Oke terapy selesai.