Sekedar Mengingat Beberapa Pemikiran

Pastor Adelbert menjelaskan dalam filsafat metafisika di depan para muridnya,Ada adaan-adaan di dunia. Semua adaan tersebut ada yang mengadakan. Yang mengadakan adaan adalah pengada. Pengada adaan adalah sang Pengada (Tuhan). Sang Pengada adaan tidak bisa tidak ada, artinya Dia selalu ada / kekal, sedangkan pengada adaan dan adaan bersifat sementara atau bisa tidak ada.”

Kita bisa mengadakan adaan-adaan seperti meja, kursi, buku, rumah, dan lain-lain, Allah pun bisa mengadakan adaan seperti langit, bumi, angin, air, manusia, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Pada umumnya manusia mengadakan adaan memerlukan bahan-bahan, sedangkan Tuhan tidak selalu mengadakan adaan dengan bahan-bahan. Manusia bisa lenyap, sedangkan Tuhan abadi. Manusia bisa tidak ada, manusia selalu mengada. Sekalipun manusia sudah menyadari bahwa dirinya bisa tiada, dia merindukan keabadian sehingga kematian terkadang menjadi momok bagi manusia.

Dick Hartoko dalam kata pengantar di buku manunggaling kawula gusti karya p.j zoetmulder mencatat tentang. “filsafat dan theologia sebagai ilmu menarik perhatian orang Jawa dua abad yang lalu. Yang dicarinya adalah pengetahuan yang ada artinya bagi praktek kehidupan, untuk memahami dirinya sendiri, memperoleh informasi mengenai kebenaran tentang hidup dan kematian, tentang cara mencari dan menemukan Tuhan. Bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan.” Manusia merindukan keabadian dan pengen seperti Tuhan, yang abadi. Kegundahan manusia menjadi pekerjaan agama-agama untuk meneguhkan manusia.

Zoetmulder dalam buku manunggaling kawula Gusti menangkap bahwa orang jawa merumuskan tentang hidup dan kematian (Allah adalah asal dan usul kehidupan), bagaimana manusia menemukan Tuhan, dan bagaimanakah hubungan manusia dengan Tuhan. Korelasi adaan, pengada adaan, Pengada yang tidak bisa ada dan selalu ada (Tuhan). Ketika manusia menyadari kemanunggalan dengan Gusti, maka manusia memiliki ketenangan batin. Manusia bisa mati di dalam hidup, dan hidup di dalam mati. tidak ada kamus kematian kekal bagi manusia yang bersatu dengan Tuhan.

Huston Smith penulis buku agama-agama manusia merumuskan dengan gaya bahasanya sendiri tentang hal yang dipikirkan oleh Zoetmulder. “bukankah masing-masing agama itu mengandung bentuk tertentu dari hukum Utama, hukum cinta akan sesama manusia? Bukankah setiap agama itu mengakui adanya suatu Dasar Ilahi yang bersifat universal darimana berasal seluruh manusia ini, dan dimana harus dicari kebaikan manusia yang sebenarnya.” Agama apapun mengakui tentang realitas tertinggi dan rindu dengan realitas tertinggi itu. Ketika kerinduan manusia terpenuhi, disitu manusia menemukan kebahagiaan dan ketenangan.

Tinggalkan Balasan