Keuskupan Pangkalpinang, 6 April 2009
Ketika org mempunyai jabatan atau kedudukan di masyarakat, di perusahaan, di greja dan dimanapun, banyak orang akan menghormati, menghargainya. Ketika orang merasa berguna dan dihormati oleh banyak orang maka dia cenderung bisa tampil dan hidup lebih percaya diri. Bahkan ia bisa berkembang dengan sangat pesat.
Namun bila orang sudah tidak mempunyai posisi, kedudukan dimanapun sehingga ia merasa tidak berguna di dalam hidupnhya maka banyak orang akan menyingkir darinya. Mungkin akan berimbas ke kondisi mental, fisik. Kecenderungan ketidakbergunaan – ketidakmendapathormatan akan membuat orang down.
Seorang mantan bank di antah berantah berujar,” kalau pemimpin-pemimpin cabang melakukan kesalahan sekecil apapun, maka bos akan menaruh mereka di tempat training. Bos tidak memberi pekerjaan dari pukul 08.00-17.00 wib. Bilamana ada pekerjaan pun mungkin hanya sejam atau dua jam dalam sehari. Bilamana ada perbaikan perilaku, maka bos akan mencoba menempatkan kembali di kantor cabang yang lain. Pada umumnya orang yang gila hormat, tidak akan tahan dengan situasi tersebut. Bila demikian maka dia akan segera mengundurkan diri dari perusahaan.”
Posisi , kedudukan, jabatan sering identik dengan kehormatan. Orang yang mempunyai kedudukan hampir pastir dihormati oleh orang lain, sedangkan orang tidak akan menghormati orang yang kurang berguna. Bagaimanakah sikap kita bila kita sudah tidak mempunyai posisi penting dalam hidup? Bagaimana kita bersikap ketika tidak lagi mendapat kehormatan dari banyak orang?