Si Centi

Jakarta utara 25 April 2009

Ibu anti dan bapak anto sekeluarga mengajak seorang petapa makan pagi sport club kelapa gading jakarta utara. Petapa itu memesan cap cai, sayur, ibu anti memesan sop buntut sapi, pak anto memesan lontong, Cende dan cendu memesan soto.

Cende si bungsu menangis menahan panas. Ia merengek meminta kepada mamanya agar pindah di ruang dalam ber AC. Anti dengan sabar mengelus kepala dan sekali waktu pundak belakang cende. Berulangkali sang ibu tersenyum manis kepada anaknya. Mengusap penuh kasih. Berbicara lembut kepada anaknya. “Anakku, makanan sudah disajikan di meja ini. Ruang dalam restoran masih tutup. Kita berada di sini ya? Kemarin kau seharian tertawa gembira. Masih ingatkan kemarin?

Beberapa menit cende diam dalam pelukan mama. Elusan anti yang membuat anak menerima keadaan, panas? Penjelasan anti tentan restoran yang masih tutup? Atau secara tak sengaja anti membantu cende mengakses (memutar kembali) memori bahagia sehingga perasaan bahagia mendominasi perasaan anak?

Cendi sejak semula duduk di restoran di samping kolam renang memasang telinga dengan jeli. Kedua sorot mata tertuju ke sang petapa. Sekali waktu cendi bertanya kepada mamanya,”apa itu petapa?” Banyak dia menyimak pembicaraan sang petapa dengan orang tuanya dan sekali waktu dia menyela untuk bertanya kepada mama.

Anti menjelaskan bahwa pertapa adalah orang yang mengasingkan diri di suatu tempat untuk lebih banyak berdoa kepada Tuhan. “Cendi sering banyak bertanya banyak hal. Dia menganggap mamanya serba tahu.”

Sang pertapa itu menjawab dengan tenang, awal banyak ilmu justru berawal dari pertanyaan manusia dan manusia mencari jawab atas pertanyaanya. pertanda baik bila anak mempunyai keinginan tahu terhadap banyak hal sehingga pengetahuannya berkembang.

Anto di samping kanan pertapa melahap lontong kesukaannya.

Read 2 comments

  1. Betul sekali kata Santo, bahwa awal permulaan ilmu adalah pertanyaan manusia dan rasa keingintahuan atas jawaban pertanyaan tersebut. Semakin banyak pertanyaan yang timbul, maka akan semakin berisi lah seseorang, karena dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, mereka merasa banyak kekurangan dan ketidaktahuan dan mereka akan berusaha untuk mencari tahu, dan pada akhirnya akan menambah wawasan mereka.

    Sama seperti anak kecil di atas yang datang kepada ibunya dengan berbagai pertanyaan, maka bawalah juga pertanyaan-pertanyaan kita kepada Tuhan. Tidak ada pertanyaan yang terlalu kecil atau terlalu besar. Dia mengenal kita semua dengan begitu dekat, sama seperti seorang ibu yang mengenal anaknya dengan begitu akrab. Lagipula Dialah yang menciptakan kita semua. Tuhan adalah sumber jawaban dari segala jawaban terbaik yang dapat kita temukan.

    Anak-anak begitu berharga bagi kita. Mereka adalah tulang dari tulang dan daging dari daging. Kita tidak ragu melindungi mereka dengan nyawa kita sendiri. Dan memang sudah seharusnyalah demikian. Begitu pula, kita adalah anak Tuhan, yang diciptakan menurut gambarNya sendiri. Dia memberikan nyawanya untuk menyelamatkan kita semua dan bahkan hingga sekarang Dia tetap berada di dekat kita, melindungi kita. Maka pantaslah dan wajiblah pula jika kita meneladani Tuhan dalam memerikan kasih dan perlindunganNya kepada manusia, kita berikan kepada anak-anak kita terkasih. Tuhan adalah teladan terbaik untuk segala hal dalam hidup manusia.

  2. Bunda Maria sebagai wanita yang telah dipersiapkan Allah untuk melahirkan Putra-Nya adalah seorang figur ibu yang setia dan sungguh penuh belas kasih. Sebagai seorang ibu hendaknya kita dapat meneladani Bunda Maria yang membimbing dan tetap setia mengikuti sengsara Putra-Nya, menguatkan dan menerima segala perkara serta menyimpan dalam hatinya seperti yang Bapa kehendaki, sehingga kita dapat menjadi seorang ibu rela mengorbankan jiwa untuk anak2nya. Cinta seorang ibu sungguh tulus tanpa pamrih. Ucapan seorang ibu bisa sebagai penyejuk jiwa anak2nya. Rasa gelisah, rasa tidak nyaman akan segera sirna begitu berada dalam dekapan dan elusan ibu.

    Anak-anak bukan hanya butuh nasihat atau kata2 tapi tindakan nyata serta perhatian dan kata2 lembut agar mereka dapat merasakannya langsung kasih Bapa,bukan hanya hidup dalam dalam khayalan/bayangan atau pertanyaan apk sungguh Yesus pernah hidup di dunia ini. Mari kita perkenalkan Yesus kepada anak2 kita melalui tindakan nyata. Yesus dapat kita jumpai setiap hari dalam diri kita (Yesus yang mengasahi) dan dalam diri orang2 disekitar kita yang berkekurangan yang memerlukan bantuan (Yesus yang teraniaya). Yesus yang telah Wafat dan telah Bangkit, Roh-Nya ada dan hidup bersama kita. Berkat2 yang kita terima patut kita syukuri dan menjadi bukti bahwa Yesus ada bersama kita, juga pada saat kita dalam kesusahan dan terbeban, ketika dapat melewati semuanya, Yesus yang begitu setia menanggungnya bersama kita. Amin

Tinggalkan Balasan