Meniadakan Pengetahuan

Wisma keuskupan, 23 Februari 2009

Kata nenek moyang kita untuk bisa mengerti rahasia alam – dunia maka kita hendaknya meniadakan pengetahuan.

Kata seorang motivator kelas wahid, saya lebih senang hidup tanpa map.

Kata Aliong penganut Budha Theravada bila dia berada dalam kesulitan , tekanan hidup, persoalan menimpa bertubi tubi, usaha merugi, masa depan belum pasti maka dia sangat tenang ketika ingat kata kekosongan. Menurutnya, semua akan kembali kepada kekosongan.

Kata Santo Paulus, pengosongan diri merupakan kunci penting untuk mencapai kebahagiaan.

Kata Eyang Rustamaji, ujung dan pangkal hendaknya bertemu membentuk lingkaran. Ketika lingkaran terbentuk, tidak ada lagi ujung dan tidak ada lagi pangkal. Ujung dan pangkal menjadi satu. Dalam persatuan berubah dari garis lurus menjadi lingkaran. Dalam lingkaran terdapat ruang kosong. Kekosongan ditengah menjadi tempat bagi orang lain mengisi. Menjadi tempat untuk Sabda Allah bekerja.

Menurut Titus Budi, pemikiran di atas direngkuh saling melengkapi dan memperkaya sebagi bekal hidup. Perbedaan persepsi justru memperkaya kita satu terhadap yang lain.

Selamat berkarya dalam kosong dan isi, tiada dan ada, jauh dan dekat, suci dan duniawi. Salam sukses.

Read 0 comments

  1. Untuk saling melengkapi dan memperkaya perlu adanya komunikasi, dalam komukasi harus ada dialog karena dialog merupakan cara dewasa untuk menyelesaikan masalah hidup bersama, agar lebih pandai dalam menemukan apa yang mempersatukan daripada apa yang memisahkan di dalam setiap perbedaaan persepsi.. Apalagi di dalam Gereja Katolik (gereja yg universal) tidak menolak apapun, yang ada dalam agama2 lain itu benar dan suci. Dengan dialog dpt diletakkan harapan bahwa konflik, pertikaian, perseteruan bahkan perang akan menemukan solusi dan rekonsiliasi. Sebelum berdialog dgn org lain agar mengisi kekosongan (Dalam Katolik KOSONG TAPI ISI) maka belajar berdialog dgn diri sendiri, berdamai dgn diri sendiri dulu. Membuang beban, lepas bebas……….

  2. Untuk saling melengkapi dan memperkaya perlu adanya komunikasi, dalam komukasi harus ada dialog karena dialog merupakan cara dewasa untuk menyelesaikan masalah hidup bersama, agar lebih pandai dalam menemukan apa yang mempersatukan daripada apa yang memisahkan di dalam setiap perbedaaan persepsi.. Apalagi di dalam Gereja Katolik (gereja yg universal) tidak menolak apapun, yang ada dalam agama2 lain itu benar dan suci. Dengan dialog dpt diletakkan harapan bahwa konflik, pertikaian, perseteruan bahkan perang akan menemukan solusi dan rekonsiliasi. Sebelum berdialog dgn org lain agar mengisi kekosongan (Dalam Katolik KOSONG TAPI ISI) maka belajar berdialog dgn diri sendiri, berdamai dgn diri sendiri dulu. Membuang beban, lepas bebas……….

  3. Meniadakan Pengetahuan adalah untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada Sang Pencipta. Hidup Penuh Kepasrahan, Penuh Rasa Syukur, Penuh Iman Percaya Keyakinan kepada TUHAN YME bahwa kita ada untuk Satu Rencana Mulia Rancangan ALLAH.
    Bahwa ALLAH akan selalu menopang kehidupan kita di setiap jalan kita dan pintu-pintu akan selalu dibukakan bagi kita dalam kesesakan kita.
    Meniadakan Pengetahuan adalah untuk kita beriman kepada NYA, datang dan merendahkan hati kita sebagai orang- orang pilihanNYA bukan dengan meninggikan ke-Aku-an karena pintar pengetahuan, bukan juga dengan Logika manusia karena memang semua yang dimiliki manusia dan pengetahuan adalah terbatas.
    Hanya ALLAH yang tidak terbatas.

    • Menarik menyimak falsafah para leluhur kita, walaupun pemikiran tersebut sudah dilontarkan ribuan abat yang lampau namun masih relevan untuk masa kini. Pemaknaan atas falsafah para leluhur dari masing-masing pemberi komentar sungguh justru saling memperkaya satu terhadap yang lain, kita mengetahui sisi lain. berlimpah terimakasih atas partisipasi anda. Tuhan memberkati.

  4. Meniadakan Pengetahuan adalah untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada Sang Pencipta. Hidup Penuh Kepasrahan, Penuh Rasa Syukur, Penuh Iman Percaya Keyakinan kepada TUHAN YME bahwa kita ada untuk Satu Rencana Mulia Rancangan ALLAH.
    Bahwa ALLAH akan selalu menopang kehidupan kita di setiap jalan kita dan pintu-pintu akan selalu dibukakan bagi kita dalam kesesakan kita.
    Meniadakan Pengetahuan adalah untuk kita beriman kepada NYA, datang dan merendahkan hati kita sebagai orang- orang pilihanNYA bukan dengan meninggikan ke-Aku-an karena pintar pengetahuan, bukan juga dengan Logika manusia karena memang semua yang dimiliki manusia dan pengetahuan adalah terbatas.
    Hanya ALLAH yang tidak terbatas.

    • Menarik menyimak falsafah para leluhur kita, walaupun pemikiran tersebut sudah dilontarkan ribuan abat yang lampau namun masih relevan untuk masa kini. Pemaknaan atas falsafah para leluhur dari masing-masing pemberi komentar sungguh justru saling memperkaya satu terhadap yang lain, kita mengetahui sisi lain. berlimpah terimakasih atas partisipasi anda. Tuhan memberkati.

  5. meniadakan pengetahuan .jgan meragukan kehdiran Tuhan,krena Ia tdk selayaknya utk diragukan.smkin hidup tak berdaya,Tuhan smkin ada dlm kehidupan kita.Tuhan hadir didalam dirimu dan mendampingimu.ha ha ha aku nyontek punya Bruder Petrus..jgn marah ya pastur.

  6. meniadakan pengetahuan .jgan meragukan kehdiran Tuhan,krena Ia tdk selayaknya utk diragukan.smkin hidup tak berdaya,Tuhan smkin ada dlm kehidupan kita.Tuhan hadir didalam dirimu dan mendampingimu.ha ha ha aku nyontek punya Bruder Petrus..jgn marah ya pastur.

Tinggalkan Balasan